Mohon tunggu...
Linggar Rimbawati
Linggar Rimbawati Mohon Tunggu... Guru - Tidak punya jabatan

Penulis kelahiran Jambi yang selalu rindu Solo. Manulis cerpen, puisi, dan esai ringan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenang Kekonyolan Masa Muda: Belum Sangar Kalau Belum Pernah Nginep di Pom Bensin

27 Juli 2024   11:12 Diperbarui: 27 Juli 2024   11:35 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi aku nggak berani kalau jalannya sepi," kata Lida dengan muka memelas. "Aku kan sendiri, nggak ada yang bonceng. Nanti kalau ditebengi makhluk nggak jelas gimana?" 

Kami tahu maksud Lida. Cery mengusulkan Lida untuk jalan di tengah saja. Sementara Dina dan saya di depan untuk mereka ikuti. Semuapun setuju untuk meneruskan perjalanan malam itu juga. 

Akan tetapi, waktu memasuki wilayah Gunung Kidul, tepatnya di daerah kebun jagung, kami yang semula nekat menjadi ragu-ragu. Bagaimana tidak, suasana sangat sepi dan gelap. Kiri dan kanan tidak ada rumah, hanya kebun jagung. Kendaraan juga tidak ada yang lewat selain kami. 

Bahkan Dina, yang sehari-hari terlihat garang, memutar motor dengan sedikit tergesa. Saya yang duduk di belakangnya menangkap sinyak ketakutan. 

"Balik..balik...! Putar..putar..!" katanya sambil membunyikan klakson bertubi-tubi. 

"Kita istirahat di pom bensin aja, Nok. Tadi di kota ada yang kelihatannya bersih. Atau Aflamart," kata saya sambil menahan dingin. 

Kami menemukan pom bensin di Purwantoro. Ika memesan wedhang jahe di angkringan dekat pintu keluar untuk kami berlima. Aku melepas penat di emperan mushola. Sedikit kecewa jika tujuan kami ke Pantai Siung tak pernah terlaksana. 

Setelah rembugan baik-baik, kami sepakat untuk bermalam di pom bensin ini saja. Sebab, rasanya sudah terlalu capek untuk keliling lagi mencari penginapan. Lagipula,uang kami juga tidak banyak. Dina meminta ijin pada petugas, kami tidur di mushola. Untunglah petugasnya bermurah hati membiarkan kami menginap. 

"Tadi aku lihat mbak-mbak di pinggir jalan, pas di kebun jagung. Tapi, mukanya pucet banget," bisik Dina yang berbaring di sebelah saya. 

Kata-katanya itu membuat saya merinding. Saya memutuskan untuk segera tidur biar cepat-cepat bertemu pagi keesokan harinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun