Matahari tenggelam. Kumandang azan di surau silang bersahutan. Kedua tokoh itu bergegas menunaikan panggilan Illahi.
Dalam do’anya, kedua tokoh bangsa ini bersimpuh pada Tuhan. Agar kelak Republik yang telah mereka perjuangkan dengan darah dan pengorbanan, menjadi Bangsa yang bermanfaat. Berfaedah bagi hajat sekumpulan rakyat.
Rakyat yang selalu dipanjatkan kepadanya lantunan pengharapan mulia. Meski kini, tak banyak yang ingat kehadiran Hatta dan Iwa, serta tokoh bangsa lainnya.
Ah.. hafal pun tidak, apalagi untuk sekadar mengucap balasan do’a atas jasa-jasanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!