Mohon tunggu...
Linda Triana
Linda Triana Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendidikan Agama Isalam A1 Mahasiswi IAIN Jember

"من يزرٱ يحصد" Barang siapa yang menanam maka ia akan menuainya🌹

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Progresivisme dan Tokohnya

6 Mei 2020   12:05 Diperbarui: 6 Mei 2020   12:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

a. Memberikan kesempatan anak didik untuk belajar peorangan atau mandiri,

b. Memberikan kesempatan anak didik untuk belajar dari pengalaman,

c. Pendidik harus memberikan motivasi kepada anak didik,

d. Mengikutkan anak didik dalam segala aspek kegiatan yang memnuhi kebutuhan pokok anak didik tersebut.

Aliran ini beranggapan bahwa belajar bertumpu pada akal, kelebihan manusia yang bersifat kreatif dan dinamis sebagai potensi dasar manusia untuk memecahkan berbagai persoalan kehidupan belajar. Dalam konteks ini pendidik harus memberikan pengalaman yang menarik untuk peserta didik, agar mereka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini tokoh progresivisme antara lain yaitu;

1. William james 

Adalah seorang psikolog dan seorang filusuf Amerika yang dikenal sebagai pendiri aliran pragmatisme beliau menegaskan bahwa olah fikiran dipelajari sebagai bahan pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Dan fungsi otak itu untuk dipelajari.

2. John Dewey

John dewey lahir di Amerika pada tahun 1859 dia tidak ahli dikalangan filsafat saja akan tetapi ahli diberbagai kalangan seperti di bidang ekonomi, hukum, antropologi, politik, dan ilmu jiwa.

Sumbangan john dewey dipandang sebagai kekuatan intelektual yang dapat menggerakkan perkembangan progrevisme. Dia memandang bahwa sekolah itu sebagai lingkungan masyarakat terkecil dan cerminan daripadanya. Pandangan ini perlu dipegang secara teguh disertai harapan meskipun realisasinya tidak semata berasal dari hasil terjemahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun