Mohon tunggu...
Linda Susana
Linda Susana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru yang suka membaca dan menulis di waktu luang. Ingin belajar menulis lebih baik, bercita-cita menerbitkan karya dalam bentuk tulisan. Semoga dapat terwujud, aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Guruku

19 November 2024   18:30 Diperbarui: 19 November 2024   18:34 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senyum tulus tersemat di wajah Bu Saenah. "karena Ibu sudah menjemput, ayo ganti pakai seragam."

Tanpa menjawab Puspa kembali masuk ke dalam rumah. 

Motor melaju membawa dua orang berbeda generasi melewati jalan perkampungan yang lumayan panjang. 

Seratus meter sebelum gerbang sekolah Bu Saenah menghentikan motornya untuk membeli nasi kuning. Jumlahnya dua bungkus.

Sejak saat itu Bu Saenah hampir setiap hari menjemput Puspa. Lama kelamaan gadis berusia empat belas tahun itu merasa tidak enak lalu meminta Bu Saenah agar tidak menjemputnya. 

Bu Saenah menerima alasan Puspa asalkan tetap masuk sekolah. Tidak ada alasan bolos karena masalah keluarga. 

Puspa berjanji akan tetap sekolah. Masalah orang tuanya sudah selesai. Keduanya memilih jalan masing-masing. Puspa memilih ikut ayahnya. Tidak dipungkiri hubungan dengan ibunya tidak berjalan baik. 

Selain menonjol dalam akademis, Puspa mempunyai bakat menyanyi yang diturunkan dari kakeknya. Bu Saenah juga yang melatih vokal sehingga menang beberapa kali dalam perlombaan menyanyi. 

Prestasi dalam vokal dan nilai tertinggi yang diraih meloloskannya meraih beasiswa ke tingkat sekolah menengah kejuruan bidang seni. Setelah lulus Puspa memilih melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan pendidikan seni musik. 

***

Bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah selesai. Siswa dan siswi SMP Bina Muda beriringan masuk ke dalam kelas. Sebagian hilir mudik di halaman dan lapang sekolah. Bahkan tidak sedikit masih di kantin, seolah-olah tidak peduli dengan bunyi bel yang memberitahukan kegiatan belajar segera dimulai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun