Analisis keuangan adalah komponen kritis dalam studi kelayakan bisnis, yang melibatkan penilaian terhadap kebutuhan modal, proyeksi pendapatan dan pengeluaran, serta analisis profitabilitas. Pada tahun 2023-2024, faktor-faktor ekonomi global dan domestik, termasuk inflasi, suku bunga, dan nilai tukar mata uang, mempengaruhi keputusan keuangan bisnis.
Inflasi yang meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia, mempengaruhi biaya bahan baku, tenaga kerja, dan operasi bisnis. Bisnis perlu mempertimbangkan strategi untuk mengelola inflasi, seperti pengendalian biaya, penyesuaian harga, dan efisiensi operasional. Suku bunga yang berfluktuasi juga mempengaruhi biaya pembiayaan dan investasi, menuntut bisnis untuk merencanakan strategi keuangan yang adaptif.
Nilai tukar mata uang yang tidak stabil menambah tantangan dalam perdagangan internasional, terutama bagi bisnis yang bergantung pada impor dan ekspor. Perusahaan perlu mengimplementasikan strategi lindung nilai (hedging) untuk melindungi diri dari risiko nilai tukar dan menjaga stabilitas keuangan.
Analisis risiko: Mengidentifikasi dan menilai risiko yang terkait dengan proyek bisnis.
Analisis sensitivitas: Menganalisis bagaimana perubahan dalam asumsi proyek bisnis dapat memengaruhi hasil proyeksi keuangan.
Analisis NPV: Menghitung nilai bersih sekarang (NPV) dari proyek bisnis.
Analisis IRR: Menghitung tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek bisnis.
Analisis TeknikÂ
Analisis teknis dalam studi kelayakan bisnis melibatkan evaluasi terhadap aspek teknis dan operasional dari bisnis, termasuk proses produksi, teknologi yang digunakan, dan sumber daya manusia. Pada tahun 2023-2024, kemajuan teknologi dan otomatisasi menjadi faktor kunci dalam analisis ini.
Otomatisasi dan penggunaan robotik dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional. Namun, bisnis perlu mempertimbangkan investasi awal yang signifikan dan potensi dampak terhadap tenaga kerja. Pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi karyawan menjadi penting untuk memastikan mereka dapat beradaptasi dengan teknologi baru.
Selain itu, keberlanjutan dan efisiensi energi menjadi pertimbangan penting dalam analisis teknis. Bisnis yang mengadopsi praktik produksi ramah lingkungan dan efisien energi tidak hanya dapat mengurangi biaya operasional, tetapi juga memenuhi tuntutan konsumen dan regulasi pemerintah terkait keberlanjutan.