Mohon tunggu...
Linda Erlina
Linda Erlina Mohon Tunggu... Dosen - Blogger and Academician

Seorang yang suka menonton film apa saja apalagi yang antimainstrim.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penyalahgunaan CRISPR sebagai Senjata Biologis dalam Film "Rampage"

21 April 2018   02:22 Diperbarui: 21 April 2018   04:11 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Rampage (Forbes.com)

Apakah membunuh George menjadi jalan terbaik?

Penasaran kan???

Nah, buat kamu yang belum nonton yuuk buruan nonton di bioskop terdekat!

Uniknya persahabatan George dan Davis

Saat adegan George dan Davis saling melontarkan gurauan melalui bahasa isyarat, ini bagian favorit saya. Seakan mereka berdua itu kaka beradik. Dalam film ini dikisahkan Davis tidak tertarik bersosialisasi dengan manusia. 

Ia lebih suka berinteraksi dengan hewan, karena menurutnya hewan lebih jujur. Demikian pula George, waktu kecil ia melihat keluarganya dibunuh oleh sekelompok pemburu dan Davis lah yang menyelamatkannya. 

Mulai saat itu mereka seakan tak terpisahkan. Uniknya lagi, dalam film ini saya juga belajar banyak mengenai bagaimana cara menangani hewan dan konservasi hewan terutama yang sudah mulai langka. George dikisahkan merupakan gorilla albino terakhir di kelompoknya yang dirawat di pusat konservasi primata.

Keseruan nonton "Rampage" di Screen X

Layar Screen X saat menampilkan ilkan, kece banget deh! (dok.pri)
Layar Screen X saat menampilkan ilkan, kece banget deh! (dok.pri)
Saya merasa beruntung sebagai salah satu peserta screening film Rampage yang bisa menikmati layar Screen X yang menciptakan suasana nonton begitu nyata. Filmnya memang 2 dimensi, tapi saya dimanjakan banget deh oleh tampilan layar 270 derajat. Suasana luar angkasa dan saat perburuan ke daerah berbukit dari atas helicopter seakan saya berada di sana secara "live"! Seru banget deh!

Kualitas gambarnya tajam, audionya juga membuat kita seakan terlibat nyata dalam film dan interaksi emosionalnya "dapet banget" antara George dan Davis. Adapun kekurangannya adalah Davis "sulit mati" padahal sudah berkali-kali diserang dan mengalami kecelakaan. Saya juga menilai kurangnya peran lainnya sehingga terlihat "one man show" Davis lagi, Davis lagi. 

Sayang teknologi CRISPR-nya kurang dibahas mendalam padahal saya sungguh menantikan bagian apa sih yang ditak-atik sehingga kok ya bisa jadi tiga makhluk serem itu. Saya memberikan nilai 7,5 untuk film ini. Secara keseluruhan saya suka dengan film ini. Mantap!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun