"Rey," gumamku.
"Iya Ma, suruh Rey tunggu sebentar!" sahutku.
Aku langsung bergegas ke kamar mandi. Melupakan sejenak tentang kejadian yang menimpaku tadi malam yang terasa seakan begitu nyata. Bagiku yang terpenting, Rey tetap menyayangiku untuk sekarang dan juga nanti sampai ajal memisahkan, seperti janjinya di hari pertunangan sebulan lalu.
Mimpi itu telah memberiku sebuah pelajaran, untuk berhati-hati dalam berhubungan dengan laki-laki tanpa ada ikatan resmi yang dihalalkan oleh agama, pernikahan.
Walau begitu, aku tetap pergi bersama Rey dengan mengendarai motor besarnya. Senyum berkembang di wajah dan hatiku seraya berkata, "Terima kasih, Tuhan, Engkau telah memberiku peringatan lewat mimpi semalam. Sekarang aku akan lebih berhati-hati dan menjaga jarak dengan Rey sampai hari itu tiba, meski aku sangat mencintainya."
Hong Kong, 15/12/14
Revisi, Hong Kong, 4 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H