Mohon tunggu...
Linda Puspita
Linda Puspita Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja Migran

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Jiwa

26 November 2019   10:55 Diperbarui: 26 November 2019   10:53 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Melangkahlah! Aku jamin, kamu tidak akan rugi ada di pesta itu. Jadilah kumbang liar. Hinggap dan rasakan madu bunga di dalam sana. Lihatlah mereka semua menanti. Sekali ini saja. Tidak akan ada yang berubah darimu."

Sebuah benda kecil bergetar di celana. Kamu ambil dan langsung membukanya. Tepat seperti dugaanku, itu pesan singkat dari Tamara. Gadis blasteran Indonesia-Belanda yang buatku bergejolak dalam diammu.

"Apa yang kamu pikirkan, cepat maju!"

Kenapa langkahmu susah aku gerakan. Jangan jadi orang munafik. Sudah cukup dengan waktu yang terbuang. Kali ini dengarkan aku.

"Ayolah, Tamara di dalam menunggu."

Oh, pucuk dicinta ulam pun tiba atau apalah pribahasa yang tepat untuk ini. Gadis itu datang menghampirimu. Gaun merah tanpa tutup di bagian dada, membuat itu terlihat ranum. Belahan bagian bawah gaun menambah angun tiap langkah gadis itu.

"Hai, ayo masuk. Aku kira kamu enggak akan datang, eh ternyata kamu di sini."

Lihatlah! Senyumannya begitu manis. Seperti madu di putik bunga. Apa kamu rela melepaskannya. Kulit lembut tangan Tamara mulai bermain di pundakmu. Kamu beringsut. Napasmu mulai tak beraturan. Laki-laki macam apa kamu. Begitu saja takut, bukannya menatap malah menunduk. Bodoh!

Benda kecil di tangan kirimu bergetar tanpa dering. Kamu dan hatimu lega. Terhindar dari teman kampusmu yang seksi, meski sebentar.

Senyum tipis menyimpul di bibirmu mendengar suara di seberang sana.

"Nak, besok di masjid sebelah ada acara maulid, kamu pulang ya, Nak. Ibu tunggu di rumah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun