"Aku tidak mau. Itu bukan hakku, Kakek!"
"Nak, ayo petik. Kakek ingin membantu mereka juga. Kakek sebagian dan kalian sebagian ya," lanjut kakek kura-kura.
"Oh, begitu. Baiklah Kakek. Aku akan memetik sekarang," kata Akil yang menyetujui niat baik kakek kura-kura.
Akil lalu memanjat pohon pisang tersebut. Tentu dengan susah payah memetiknya, tetapi tetap dilakukan supaya kakek kura-kura tidak merasa kecewa. Satu tandan pisang akhirnya terjatuh. Beberapa pisang paling bawah ada yang rusak karena jatuh dan kena tanah.
"Maaf, Kakek! Aku kurang lihai memetik buah pisangnya. Jadi banyak yang rusak," kata Akil yang merasa tidak enak dengan kakek kura-kura.
"Tidak mengapa, Nak! Aku bersyukur kamu membantu Kakek untuk memetiknya. Jika bukan kamu, siapa lagi."
"Aku juga berterimakasih kepada Kakek yang punya niat membantu kami," lanjut Akil yang kemudian membantu kakek kura-kura memilah buah pisang.
"Nak, ini untuk kamu dan korban kebakaran lahan jati itu. Ini untuk Kakek dan keluarga."
"Terimakasih, Kakek. Tapi ini terlalu banyak."
"Tidak, Nak. Kakek hanya tinggal berenam dengan keluarga Kakek," kata kakek kura-kura yang merasa bagian buah pisang itu cukup untuk sekeluarga.
"Baiklah kalau begitu! Aku bawakan pisang ini ke rumah Kakek. Ini sangat berat jika Kakek yang membawa," kata Akil yang menawarkan bantuan kepada kakek kura-kura.