"Kalau begitu, kamu tetap di sini. Jaga Bibi Merpati dan juga dua anak kambing ini. Nanti jika dua anak kambing sudah bangun, tolong kamu suapi buah ya. Jika tidak mau disuapi, tawarkan buah apa yang mereka mau. Kamu bisa?" Akil pun memberikan tugas kepada Mueza, supaya Mueza tidak merasa sakit hati karena ditolak bantuannya.
"Baik, Akil! Aku akan melakukan sesuai petunjukmu," jawab Mueza dengan senyum manis tanda kegembiraan.
"Aku pamit dulu, Mueza, Bibi Merpati. Tolong katakan kepada Paman Elang ya, jika aku sedang mencari buah-buahan," kata Akil yang kemudian berlari cepat meninggalkan mereka.
Akil sangat mudah mendapatkan buah-buahan. Dan setelah cukup mendapatkan buah, Akil pun hendak kembali ke bawah pohon randu besar tempat singgahnya. Namun, tiba-tiba mata Akil tertuju kepada buah pisang tanduk yang matang. Lalu, Akil menaruh semua buah yang telah didapatkannya tersebut karena hendak memetik buah pisang.
"Nak! Anak kelinci! Mau apa kamu panjat pohon pisang itu?" tanya kakek kura-kura yang kini berada di pangkal pohon pisang.
Akil lalu mencari sumber suara, kemudian turun setelah melihat kakek kura-kura berada di pangkal pohon pisang.
"Maaf Kakek kura-kura. Aku hendak memetik buah pisang yang sudah masak itu," jawab Akil dengan jujur.
"Itu milikku," kata kakek kura-kura kemudian.
"Oh, maaf Kakek! Aku kira buah pisang ini tidak bertuan. Sekali lagi, maafkan aku Kakek," kata Akil sambil bersimpuh di hadapan Kakek kura-kura.
"Sudah, bangun cepat. Tidak apa-apa."
"Iya, Kakek!" kata Akil sambil menyalami Kakek kura-kura.