"Noya, panas ya?" tanya Akil setelah melihat tangan Noya nampak merah dan bentol.
"Gatal juga! Aduh!" rintih Noya sambil menahan tangisnya.
"Jangan menangis, ya! Sini aku usap dengan rambutku. Nanti bulu ulat yang masih tertinggal di telapak tanganmu akan ikut terbawa rambutku!" kata Akil sambil mengusap-usap tangan Noya ke perutnya.
"Kamu tidak lihat tadi di atas, kalau ternyata di daun blarak yang kamu petik itu ada ulat bulunya?" tanya Noya dengan kesal dan masih menahan tangis.
"Aku tidak melihat, Noya. Maafkan aku ya," Akil pun meminta maaf karena merasa bersalah.
"Ini akan sembuh kan?" tanya Noya kembali.
"Pasti sembuh. Percayalah! Ini pertolongan pertama yang sangat tradisional jika terkena ulat bulu. Dan ini sangat ampuh!" Akil pun dengan percaya diri meyakinkan Noya.
Noya hanya terdiam menahan tangis, sedangkan Akil masih dengan telaten menggosokkan telapak tangan Noya ke rambutnya. Tetapi lama kelamaan usaha Akil pun berhasil, karena rasa gatal dan panas pada telapak tangan Noya semakin hilang. Tinggal bentol-bentol dan warna merahnya saja yang tersisa.
Bersambung...Â
Ditulis oleh Lina WH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H