Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel - Persahabatan Akil dan Noya [Bagian 11]

12 Januari 2019   09:04 Diperbarui: 12 Januari 2019   09:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Satu saja cukup, Raisya!"

Akil dan Raisya akhirnya berhasil memetik daun pisang tersebut setelah sempat mengalami kesulitan. Raisya seekor anak kucing yang lihai memanjat pohon pisang sambil mematahkan pelepah pisang dengan cakarnya yang tajam. Sedangkan Akil menarik dari bawah, sekaligus memberi arahan kepada Raisya.

Kemudian mereka membawa daun pisang tersebut ke tempat di mana Pak Elang istirahat. Raisya yang tadi mulai tenang, kini gundah kembali karena harus mendekati Pak Elang.

"Akil, jangan ke sana. Nanti burung elang itu terganggu," kata Raisya dengan suara pelan.

"Tidak, kita kan tidak akan berisik!"

Dengan berat hati Raisya pun menuruti apa kata Akil. Lalu mereka duduk bersama dan mulai memotong daun pisang, membuat tikar mainan. Lalu menganyamnya. Dengan telaten Akil pun mengajari Raisya. Tetapi Raisya masih merasa kebingungan.

"Raisya, selangnya satu saja. Jangan pernah dua, ya. Nanti tidak bagus. Ayo lakukan lagi. Pasti nanti kamu bisa, kok!" Akil pun tetap bersemangat mengajari Raisya.

Raisya pun terus mencoba menganyam, walaupun sebagian besar masih Akil yang mengerjakan. Satu tikar ukuran kecil selesai dibuat. Raisya meminta Akil untuk membuat lagi.

"Akil, kita buat lagi ya! Kamu bimbing aku lagi ya!" pinta Raisya yang ingin bisa membuat anyaman tikar mainan.

"Baiklah! Kalau ibuku membuat tikar beneran dari pohon pandan yang didapatkan di tepi pantai. Prosesnya sangat lama. Jadi aku tidak mengetahui urutannya. Aku hanya mau membuat anyaman tikar mainan saja!" kata Akil kemudian.

Mata Raisya terbuka lebar. Bulu kuduknya berdiri setelah mendengar suara Pak Elang menggeliat. Lalu Raisya bersembunyi di belakang tubuh Akil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun