Dipadukannya lembaran jantung pisang tersebut dengan lidi dan tali. Lidi tersebut Akil peroleh dari daun kelapa yang jatuh. Kemudian tali tersebut Akil peroleh dari batang pisang yang hampir mengering. Layar perahu mainan dibuat dari daun pisang kering. Setelah selesai membuat, Akil pun menuju sungai yang tidak terlalu dalam, tetapi airnya tetap mengalir.
Berhasil. Perahu mainan Akil berhasil berjalan mengikuti aliran air sungai tanpa terbalik. Layar yang dibuat Akil sangat sempurna, sehingga mampu membuat perahu mainan tersebut tidak terbalik.
Setelah satu perahu mainan berjalan jauh mengikuti aliran air sungai hingga tak terlihat, Akil pun memutuskan untuk membuat perahu mainan lagi.
"Hai, teman! Perahu mainanmu sangat bagus. Aku suka," kata seekor anak kucing yang ternyata melihat Akil sedari tadi.
"Kamu siapa?" tanya Akil kemudian.
"Aku Raisya. Kamu siapa?"
"Aku Akil! Senang berkenalan denganmu," kata Akil dengan senyum sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan kepada Raisya di anak kucing.
Raisya pun menanggapi uluran tangan Akil dan saling bersalaman.
"Bolehkah aku belajar membuat perahu mainan?" tanya Raisya kemudian.
"Boleh! Ayo aku ajari," jawab Akil dengan penuh semangat.
Mereka pun akhirnya membuat perahu mainan bersama. Dengan sabar dan telaten, Akil pun mengajari Raisya yang ternyata mudah menangkap dan mengerti serta langsung mau mempraktekkan. Satu buah perahu mainan telah selesai dibuat. Lalu, mereka memutuskan untuk membuat lagi hingga akhirnya terkumpul sangat banyak.