Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3Â - Bagian 4Â - Bagian 6 - Bagian 7 - Bagian 8Â
Akil lalu tertidur pulas karena kelelahan. Sementara Akil tidur, Pak Elang pun mencari makanan untuk dirinya sendiri dan juga untuk Akil.
Di dalam padang ilalang yang dilalui sungai, ternyata mudah sekali untuk mendapatkan buah matang. Kemudian Pak Elang pun memetik beberapa buah untuk Akil.
Akil masih tertidur lelap saat Pak Elang kembali ke sana. Pak Elang tidak berani membangunkan Akil, namun berusaha membetulkan posisi tidur Akil yang sepertinya kurang tepat karena telinga Akil yang panjang tersebut tertindih melipat di bawah kepala Akil.
Akil tetap terlelap dan Pak Elang pun memandangi wajah Akil dengan penuh iba.
"Aaaa! Ayo cepat lari. Ada elang jahat yang hendak memangsa seekor anak kelinci. Ayo teman-teman, cepat lari!"
Teriakan tersebut terdengar sangat keras dan dekat dari Pak Elang, namun tidak dihiraukan. Pak Elang yakin jika yang berteriak tersebut anak-anak yang ketakutan melihat seekor elang.
"Paman, suara apa itu?" tanya Akil yang terbangun karena teriakan anak-anak yang sangat keras tersebut.
"Entahlah! Tidak perlu dihiraukan. Tidur lagi saja jika kamu masih mengantuk, Akil," kata Pak Elang kemudian.
Akil hanya terdiam, mungkin kesadaran dari tidurnya belum penuh. Lalu Pak Elang mengusap-usap paha Akil dengan lembut, berharap Akil akan tidur kembali. Dan benar, tidak sampai hitungan lima menit Akil sudah tertidur kembali.
Suara riuh dan berisik anak-anak masih terdengar walaupun semakin menjauh. Dan ketika melihat Akil sudah tertidur pulas kembali, Pak Elang pun berniat untuk menemui anak-anak tersebut.