Di sekolah binatang Harika, Diva seekor bangau cantik sedang kebingungan. Sekarang waktunya istirahat dan diizinkan untuk memakan bekal yang dibawakan oleh orang tua masing-masing. Melihat Diva yang kebingungan, akhirnya Ain seekor kelinci cantik mendekatinya.
"Diva, kamu kenapa?" Tanya Ain kepada Diva.
"Aku tidak membawa bekal. Tas pun aku tidak bawa," jawab Diva dengan suara pelan.
"Kenapa kamu tidak membawa?" Tanya Ain kembali.
"Aku tidak tahu. Mungkin Mamaku lupa membawakannya dan aku juga lupa," jawab Diva dengan jujur.
"Lain kali kamu siapkan sendiri ya bekalnya! Mungkin Mama kamu sedang repot, jadi lupa deh!" Hibur Ain kepada Diva.
Ain tetap memakan bekal roti bakarnya di depan Diva tanpa menawarinya. Sedangkan Diva hanya diam saja sambil memandangi Ain yang sedang asyik makan roti bakar. Tiba-tiba Ain berhenti makan saat mengetahui jika Diva terus memandanginya.
"Diva bangau yang cantik! Maaf ya, aku lupa menawarimu makan. Aku belum sarapan tadi pagi. Aku hanya minum susu saja. Maaf ya! Aku bawa roti bakar dua potong. Ayo kamu ambil yang satunya lagi untuk kamu makan," kata Ain dengan suara yang lembut.
Diva tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Tetapi Diva tidak mau makan.
"Tidak apa-apa Diva, itu untuk kamu. Aku sudah sangat kenyang sekarang," kata Ain menawari Diva.
"Aku tidak lapar karena tadi sudah minum susu dan sarapan. Aku hanya bingung saja, tasku di mana," lanjut Diva kemudian.
Tidak lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi. Ibu Guru kembali memberikan pelajaran menyanyi kepada anak-anak yang sedang riang gembira karena sekolah tahun ajaran baru sudah dimulai.
Setelah pelajaran usai, anak-anak pun pulang ke rumah masing-masing tanpa dijemput oleh orang tua. Diva dan Ain pun pulang bersama karena rumah mereka satu arah. Beberapa menit perjalanan, Diva mengajak Ain untuk beristirahat di bawah pohon mahoni yang rindang.
"Ain, aku sangat haus. Bolehkah aku minta air minum kamu?" Pinta Diva dengan sopan.
"Boleh, Diva," jawab Ain dengan senang lalu memberikan sebotol minuman kepada Diva.
Diva meminum seperlunya saja. Lalu memberikan botol minum tersebut kepada Ain sambil mengucapkan terimakasih.
"Aku masih punya roti bakar. Ayo kamu makan ya," Ain menawarkan sepotong roti bakar yang masih utuh di tempat makan.
"Aku tidak lapar. Aku hanya haus saja," jawab Diva sambil menolak tawaran Ain.
"Baiklah kalau begitu. Kalau haus, kamu boleh minta minumku lagi, Diva."
Lalu, mereka pun melanjutkan perjalanan kembali. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Reyna, si anak semut yang lucu. Reyna nampak lemas dan pucat. Diva dan Ain mendekatinya.
"Reyna, kamu kenapa lemas dan pucat seperti itu?" Tanya Diva dengan suara pelan dan ramah.
"Aku kelaparan. Sarang keluargaku hancur dan persediaan bahan makanan kami pun habis. Kasihan adik-adikku juga kelaparan dan menangis," jawab Reyna dengan suara yang sangat pelan.
"Kenapa sarang keluargamu bisa hancur?" Tanya Ain kemudian.
"Aku tidak tahu. Tadi pagi aku dan keluargaku sedang berenang di sungai sebelah. Lalu saat kami sampai rumah, sarang kami sudah hancur," jawab Reyna dengan air mata yang menetes.
"Aku masih punya sepotong roti bakar. Mungkin ini cukup untuk persediaan makanan kamu dan keluargamu. Kamu makan dulu ya, aku juga bawa minum nih!" Kata Ain kepada Reyna.
"Baiklah! Terimakasih Ain, Diva!" Kata Reyna dengan senang hati dan penuh semangat untuk segera makan dan minum.
Setelah selesai makan dan minum, mereka bertiga saling bercanda dan berbagi cerita sambil menunggu tenaga Reyna pulih kembali.
"Kawan, aku sudah merasa baikan. Aku mau pulang ke keluargaku. Tapi roti ini sangat besar dan berat untuk aku bawa," Kata Reyna kemudian.
"Tenanglah kawan. Aku yang akan membawanya sampai di tempat keluargamu berada. Naiklah kamu ke punggungku, supaya kamu tidak kelelahan dan cepat sampai di tempat keluargamu berada," kata Diva dengan semangat.
"Baiklah Diva, Ain. Kamu sungguh kawanku yang baik. Terimakasih atas bantuan kalian. Karena kalian, keluargaku terselamatkan," ucap Reyna dengan senang.
Diva dan Ain segera mengantarkan Reyna ke tempat keluarganya berada. Reyna sangat senang dan selama di perjalanan tetap naik di punggung Diva. Keluarga Reyna pun menerima bantuan Diva dan Ain dengan senang.
Selesai...Â
Ditulis oleh Lina WHÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI