Tidak lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi. Ibu Guru kembali memberikan pelajaran menyanyi kepada anak-anak yang sedang riang gembira karena sekolah tahun ajaran baru sudah dimulai.
Setelah pelajaran usai, anak-anak pun pulang ke rumah masing-masing tanpa dijemput oleh orang tua. Diva dan Ain pun pulang bersama karena rumah mereka satu arah. Beberapa menit perjalanan, Diva mengajak Ain untuk beristirahat di bawah pohon mahoni yang rindang.
"Ain, aku sangat haus. Bolehkah aku minta air minum kamu?" Pinta Diva dengan sopan.
"Boleh, Diva," jawab Ain dengan senang lalu memberikan sebotol minuman kepada Diva.
Diva meminum seperlunya saja. Lalu memberikan botol minum tersebut kepada Ain sambil mengucapkan terimakasih.
"Aku masih punya roti bakar. Ayo kamu makan ya," Ain menawarkan sepotong roti bakar yang masih utuh di tempat makan.
"Aku tidak lapar. Aku hanya haus saja," jawab Diva sambil menolak tawaran Ain.
"Baiklah kalau begitu. Kalau haus, kamu boleh minta minumku lagi, Diva."
Lalu, mereka pun melanjutkan perjalanan kembali. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Reyna, si anak semut yang lucu. Reyna nampak lemas dan pucat. Diva dan Ain mendekatinya.
"Reyna, kamu kenapa lemas dan pucat seperti itu?" Tanya Diva dengan suara pelan dan ramah.
"Aku kelaparan. Sarang keluargaku hancur dan persediaan bahan makanan kami pun habis. Kasihan adik-adikku juga kelaparan dan menangis," jawab Reyna dengan suara yang sangat pelan.