Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fabel - Caltha [Bagian 7]

25 Desember 2018   07:32 Diperbarui: 25 Desember 2018   07:35 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : sustainablemolokai.org

Gerald si garengpong pergi ke arah selatan. Karen dan Kiree ke arah utara sedangkan orang tua Caltha ke arah barat. Mereka penuh antusias dan harap-harap cemas mencari Caltha dan adik-adik serta bayi larva.

"Caltha! Viena! Winnie! Xavier! Yigit! Zain!" Teriak Ayah dan Ibu Caltha secara bergantian dan saling bersahutan.

Namun tidak ada jawaban sama sekali. Sedangkan Caltha dan adik-adik serta bayi larva malah tidur nyenyak di dalam cangkang keong. Mereka tidak merasa bersalah dan juga tidak berfikir bahwa mereka sedang membuat khawatir orang tuanya.

Di lain tempat, Gerald si garengpong tetap berteriak memanggil Caltha dan yang lainnya. Tetapi tidak ada jawaban juga. Padahal suara Gerald sangat keras dan menggema, yang merupakan ciri khas suara garengpong.

Karen dan Kiree terbang rendah, karena yakin jika Caltha dan bayi larvanya tidak akan bisa di tempat tinggi.

"Caltha! Caltha! Kalian di mana?" Panggil Karen dan Kiree dengan suara yang keras dan saling bersahutan.

Di dalam cangkang keong.

Caltha terbangun karena sudah puas tidur tetapi merasa lapar. Lalu Caltha melihat adik-adik dan bayi larva yang masih tertidur pulas, sehingga Caltha berniat keluar dari cangkang keong untuk mencari makan.

Caltha berjalan ke arah timur, yang dirasa mudah untuk dilewati karena sampah daun kering ataupun ranting pohon tidak berserakan. Baru jalan beberapa menit, Caltha mendengar panggilan dari Ayah dan Ibunya. Caltha mendengarkan kembali sambil berdiam, untuk memastikan siapa yang memanggilnya.

"Ayah, Ibu. Aku di sini," jawab Caltha dengan girang.

"Di mana kamu Nak? Ibu dengar suaramu," balas Ibu Caltha dengan suara yang lebih jelas.

"Aku di bawah pohon flamboyan, Ibu. Ibu di mana?" Jawab Caltha semangat.

"Diamlah di situ, kami yang ke sana!" Kata Ayah Caltha kemudian.

Dengan penuh susah payah, akhirnya mereka saling bertemu. Lalu berpelukan dan menanyakan keadaan masing-masing.

"Caltha, kamu dan adik-adikmu baik-baik saja kan?" Tanya Ibu Caltha.

"Kami baik-baik saja, Ibu. Kami memindahkan bayi larva ke cangkang keong yang sudah tidak berpenghuni. Sekarang adik-adik dan bayi larva masih tertidur pulas di sana. Aku lapar dan hendak mencari makanan ke luar, sekalian mencari makan untuk adik-adik," jawab Caltha dengan jujur.

"Anak pintar! Anak cerdas! Ayah bangga mempunyai anak seperti kalian," puji Ayah Caltha kemudian.

Mereka bertiga memutuskan mencari makanan dan minuman untuk bersama. Mereka pun tidak berpencar mencari makanan, supaya bisa bersamaan tiba di cangkang keong.

Setelah makanan yang diperoleh dirasa cukup, akhirnya Caltha,Ayah dan Ibunya berjalan menuju cangkang keong tempat adik-adik dan bayi larva berada.

"Ibu, lihatlah! Itu cangkang keong tempat kami berteduh," kata Caltha sambil menunjuk ke arah cangkang keong berada.

"Baiklah! Sebentar lagi pasti kita sampai," kata Ibu Caltha dengan penuh semangat.

Sesampainya di cangkang keong, adik-adik Caltha ternyata belum bangun. Masih tidur pulas dengan posisi yang berurutan seperti biasanya. Bayi larva pun demikian, tidur dengan sangat pulas.

"Ayah, Ibu bagaimana jika kita makan lebih dulu? Ayah dan Ibu pasti sangat kelelahan karena mencari kami," usul Caltha.

"Baiklah. Kita makan bertiga. Jangan lupa berdoa sebelum makan ya!" Kata Ibu Caltha yang menyetujui usul Caltha.

Setelah selesai makan, mereka beristirahat sebentar dan teringat akan Karen dan Kiree si kumbang dan Gerald si garengpong. Ayah dan Ibu Caltha kemudian menceritakan apa yang terjadi saat dalam perjalanan mencari Caltha dan adik-adik serta bayi larva.

"Sungguh Ibu! Aku sangat senang. Tapi bagaimana Bibi Karen bisa menemukan tempat ini. Apakah kita akan mencari Bibi Karen dan Kiree serta paman Gerald?" Tanya Caltha yang masih bingung untuk mengambil keputusan.

"Sebaiknya kita tetap di sini sambil menunggu mereka," kata Ayah Caltha.

"Iya, benar! Kita tidak bisa bergerak cepat seperti mereka. Akan percuma jika kita mencari. Masih banyak air tergenang dan sampah di mana-mana," lanjut Ibu Caltha.

"Ayah! Ibu! Bolehkah aku di luar? Siapa tahu Bibi Karen dan Kiree atau paman Gerald lewat," Caltha pun meminta izin dan berharap diberi izin.

"Baiklah, Nak! Tapi jangan ke mana-mana. Jangan membuat kami bingung lagi," kata Ibu Caltha yang memberi izin bersyarat.

"Baiklah Ibu," jawab Caltha dengan senang, lalu keluar dari cangkang keong.

Bersambung... 


Ditulis oleh Lina WH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun