Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel - Caltha [Bagian 1]

21 Desember 2018   10:20 Diperbarui: 23 Desember 2018   22:32 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : sustainablemolokai.org

Caltha sedang asyik bermain bersama adik-adiknya di dalam humus tanah teratas. Pagi ini matahari cerah dengan sinar yang hangat. Sangat enak di badan karena mengandung vitamin D.

Viena, Winnie, Xavier, Yigit dan Zain adalah nama-nama adik Caltha yang masih sangat bayi. Meraka harus terus didampingi dan dijaga setiap saat. Caltha yang bertugas mengasuh adik-adiknya, karena Ayah dan Ibunya harus bekerja keras mencari makanan buat mereka.

"Viena, Winnie, Xavier, Yigit, Zain! Kemarilah ini sudah terlalu lama kita berjemur. Terlalu lama itu tidak baik dan akan membuat kulit kita kepanasan," kata Caltha kepada adik-adiknya.

"Aku tidak mau!" Jawab Viena sambil bergelantungan di pangkal rumput yang tumbuh subur.

"Aku juga tidak mau. Lihatlah aku menemukan mainan baru. Ini sangat kenyal untuk kita tidur. Coba lihat, Caltha!" Zain pun menjawab sambil menunjukkan sesuatu yang ditemukannya.

Caltha lalu berjalan menuju ke arah Zain. Adik-adiknya yang lain pun mengikutinya. Dan betapa terkejutnya Caltha setelah tahu yang dimaksud Zain adalah larva Bibi Karen si kumbang yang bersarang di atas pohon trembesi.

"Zain, jangan! Itu larva kumbang anak Bibi Karen. Ayo turun! Dia pasti kesakitan," kata Caltha dengan keras, sambil membimbing Zain untuk turun dari tubuh larva kumbang yang masih bayi dan berbadan empuk tersebut.

"Tapi ini sangat enak untuk dinaiki," jawab Zain dengan senyum tipisnya.

"Aku mau coba naik!" Kata Xavier dan diikuti pula oleh yang lainnya.

Mereka lalu beramai-ramai hendak menaiki larva kumbang. Suara mereka sangat berisik. Caltha sangat kebingungan menghadapi tingkah adik-adiknya tersebut.

"Aku mohon hentikan!" Teriak Caltha dengan muka membiru karena panik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun