Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hilang Nurani [Bagian 1]

10 Desember 2018   20:53 Diperbarui: 11 Desember 2018   06:04 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Dokumentasi Pribadi

Kanaya mondar-mandir di dalam kamar kost, sambil menanti sebuah balasan SMS atau telfon dari orang tuanya.

"Semoga permintaanku dipenuhi. Karena aku sungguh mencintai Athen," doa Kanaya pun terucap lirih di sela kegundahannya.

Kanaya meminta kiriman uang lebih kepada orang tuanya. Dan hal ini sudah Kanaya lakukan sejak empat bulan yang lalu. Padahal uang kuliah sudah dibayar lunas di awal semester oleh orang tuanya. Uang kost pun juga sudah dibayarkan untuk masa sewa satu tahun. Jadi, jika orang tuanya mentransfer uang di awal bulan, itu adalah uang makan, jajan, pulsa dan uang tugas kuliah. Kalau dikasih sedikit lebih, bisa buat nonton bioskop di akhir minggu.

Hampir dua jam Kanaya menunggu. Tetapi tak kunjung juga HP berdering. Lalu, Kanaya pun memejamkan mata untuk tidur karena malam telah larut.

Keesokan harinya...


Saat Kanaya terbangun, yang pertama kali dilakukan adalah mencari HP nya. Dan benar di layar HP terdapat beberapa pesan yang diterima. Namun, tidak ada satu pun pesan dari orang tuanya. Salah satunya dari Athen, lelaki yang telah empat bulan menjalin hubungan kasih dengannya.

Kan, gimana uang untuk bayar kost ku. Sudah ditagih terus nih sama Ibu kost. Kamu tau kan Bapakku lagi sakit? Ayolah Kan, I love you.

Kanaya semakin gundah. Ya, Kanaya mencintai Athen. Tetapi Kanaya juga kasihan dengan orang tuanya jika setiap bulan harus meminta transferan uang dua kali lipat dari jatah yang sudah ditentukan dan disepakati oleh orangtuanya. Itu semua demi Athen.

Aku sudah minta, tapi belum ada jawaban. Mungkin orang tuaku sedang sulit keuangannya. Sabar ya, nanti pakai uang tabunganku dulu ya. Ada kok untuk bayar kost mu barang sebulan. I love you too.

Dengan cekatan dan tanpa berfikir panjang, akhirnya Kanaya menelfon Ibu nya. Lama tidak ada jawabam. Dan akhirnya Kanaya menelfon lagi. Kali ini ada yang menjawab, suara lembut Ibunya yang mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam, Ibu. Sudah ditransfer belum uangnya? Aku sudah kehabisan uang,"kata Kanaya penuh harap.

Di ujung sana, sang Ibu pun menjawab, "Kok banyak sekali minta uangnya? Memangnya untuk apa? Tugas kuliah butuh biaya segitu?"

"Iya, Bu. Aku kan semester empat. Sudah banyak praktikum."

"Jangan bohong ya Kan! Nanti siang Ibu kirim. Tapi ingat, gunakan uang itu sebaik-baiknya."

"Baik, Bu," kata Kanaya di akhir pembicaraan.

Kanaya pun bisa senyum sumringah. Lalu segera ia mandi untuk pergi ke kampus. Ya, ada kuliah hari ini. Tentu dijemput Athen. Athen merupakan mahasiswa semester akhir yang kini sedang mengerjakan skripsi. Peran Kanaya dalam pengerjaan skripsi Athen sungguh besar, terutama dalam hal keuangan. Maka dari itu, Kanaya selalu meminta uang bulanan lebih kepada orang tuanya tanpa merasa bersalah. Itu semua Kanaya lakukan demi cintanya kepada Athen. Kanaya takut jika Athen memutuskan hubungan kasihnya hanya karena tidak bisa membantu keuangan Athen yang sedang seret.

"Hi Kan! Cantik sekali hari ini. Sudah sarapan belum?" Sapa Athen saat Kanaya membuka pintu kamar kostnya.

Kanaya tidak menyangka jika Athen sudah datang untuk menjemputnya.

"Belum," jawabnya dengan senyum manis dan matanya berbinar-binar karena sang pujaan hati kini sudah di hadapannya.

"Aku bawa roti bakar. Sarapan dulu, sayang," kata Athen sembari memberikan kotak makan berisi roti bakar kepada Kanaya.

Lalu mereka pun duduk bersama di sofa biru muda ruang tamu kost. Sungguh mesra dan bahagia.

Setelah selesai pun, mereka segera menuju kampus. Dan seperti biasa saat sampai di kampus, Athen selalu mengantar Kanaya hingga masuk ke ruang kelas.

"Kan, mana Arjuna sableng? Sudah pergi ya?" Kata Betty mengagetkan.

"Ngacau banget sih, Bet," dengan ketus, Kanaya menjawab perkataan Betty. Sahabatnya yang kini sedikit dilupakannya.

"Kan, kamu tuh dibohongi sama Athen. Kamu hanya dimanfaatkan saja. Athen punya kekasih yang lain," jata Betty tanpa basa-basi.

Muka Kanaya datar saja dan tidak begitu mudah percaya dengan apa yang Betty ucapkan. Dan Kanaya pun segera duduk meninggalkan Betty yang sedang berdiri.

Betty mengikutinya, dan duduk tepat di samping Kanaya.

"Kan, aku tahu loh! Tadi Athen bawa roti bakar untukmu, kan?" Lanjut Betty dengan suara yang lebih pelan.

"Kok tahu?" Mata Kanaya terbelalak memandang Betty.

"Iya, tahu! Itu sebenarnya roti bakar untuk Athen. Dari Mbak Bela, SPG di ZG Plaza. Dia salah satu kekasih Athen. Tadi Mbak Bela bawa dua untuk Athen. Mbak Bela tuh satu kost sama sepupuku."

Kanaya terdiam. Tetapi bukan berarti langsung mempercayai apa yang Betty katakan kepadanya.

"Kan, sadar deh! Athen tuh matre dan kamu hanya dimanfaatkan saja," lanjut Betty.

"Bet! Kamu iri ya sama aku? Karena aku lebih sering bersama Athen dari pada bersama kamu. Ingat ya! Jangan jadi penghancur hubunganku dengan Athen," Kanaya pun mengancam Betty dan segera meninggalkan Betty dengan kesan yang tidak enak.

Dan, nampaknya dua sahabat sedang mengibarkan bendera perseteruan. 

Bersambung...

Lina WH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun