Mohon tunggu...
Lina Susanti
Lina Susanti Mohon Tunggu... Lembaga Sertifikasi Usaha -

Selanjutnya

Tutup

Money

Audit Responsibilities and Objective (Tanggung Jawab dan Tujuan Audit)

5 November 2015   02:11 Diperbarui: 5 November 2015   02:49 2264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

RESUME PENGAUDITAN 1

Audit Responsibilities and Objective

 

Tujuan Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan

SAS 1 (AU 110) menyatakan :

Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:

  1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
  2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
  3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
  4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
  5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan.

 

Tanggung Jawab Manajemen dalam Penyajian Laporan Keuangan

Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar berada di pundak manajemen. Karena manajemen perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi perusahaan secara aktiva, kewajiban, dan ekuitas terkait.

Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang dianggap perlu.

Sarbanes-Oxley Act memperberat tanggung jawab manajemen terhadap laporan keuangan dengan mengharuskan CEO dan CFO perusahaan publik untuk meyakinkan laporan keuangan kuartalan dan tahunan yang akan diserahkan kepada SEC. Dalam menandatangani laporan-laporan tersebut, manajemen menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut telah sepenuhnya sesuai dengan persyaratan Securities Exchange Act tahun 1934 dan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan itu menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, kondisi keuangan dan hasil operasinya. Sarbanes-Oxley Act menetapkan sanksi atas tindakan kriminal.

 

Tanggung Jawab Auditor dalam Verifikasi Laporan Keuangan

SAS 1 (AU 110) menyatakan :

Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material , apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi.

Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kekeliruan yang material

Para auditor merencanakan dan melaksanakan audit guna mendeteksi kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja oleh manajemen maupun para karyawan. Auditor menemukan berbagai kesalahan atau kekeliruan yang berasal dari hal-hal seperti kesalahan kalkulasi, penghilangan, kesalahpahaman dan misaplikasi standar akuntansi, serta pengikhtisaran dan deskripsi yang tidak benar.

Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan yang material

Auditor harus memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Standar auditing mengakui bahwa kecurangan lebih sulit dideteksi karena manajemen atau karyawan yang melakukan kecurangan akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu.

Tanggung jawab auditor untuk menemukan tindakan ilegal

Tindakan ilegal (tindakan yang melawan hukum) didefinisikan dalam SAS 54 (AU   317) sebagai pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan.

  1. Tindakan ilegal yang berdampak langsung. Pelanggaran atas UU dan peraturan teertentu memiliki dampak keuangan yang langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangan.
  2. Tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung. Sebagian besar tindakan ilegal hanya mempengaruhi laporan keuangan secara tidak langsung.

Tiga tingkat tanggung jawab auditor untuk menemukan dan melaporkan tindakan ilegal:

  1. Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
  2. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau tidak langsung telah terjadi.
  3. Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal

 

Pendekatan Siklus Laporan Keuangan untuk Segmentasi Audit

Pendekatan siklus adalah cara umum untuk membagi audit dengan tetap mempertahankan hubungan yang erat atara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Sebagai contoh, penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, dan penyisihan piutang tak tertagih adalah empat kelas transaksi yang menyebabkan piutang usaha meningkat atau menurun. Karena itu, semua pos tersebut merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.

Logika dari penggunaan pendekatan siklus ini adalah bahwa hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar dan laporan keuangan.

  1. Siklus penjualan dan penagihan , siklus pertama yang dicantumkan dan merupakan fokus utama pada sebagian besar audit.
  2. Siklus akuisisi dan pembayaran, berkaitan erat dengan siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali.
  3. Siklus penggajian dan personalia
  4. Siklus persediaan dan pergudangan, berkaitan erat dengan semua siklus lainnya khususnya bagi perusahaan manufaktur.

 

Kategori Asersi Manajemen tentang Laporan Keuangan

Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dana kun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Dalam kebanyakan kasus, asersi manajemen bersifat tersirat.

SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga kategori:

Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit

Manajemen menyatakan beberapa asersi tentang transaksi.

  1. Keterjadian Asersi keterjadian bersangkutan apakah transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan benar-benar terjadi selama periode akuntansi itu.
  2. Kelengkapan Asersi ini menyatakan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan sudah dimasukkan seluruhnya.
  3. Keakuratan Asersi keakuratan menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada jumlah yang benar.
  4. Klasifikasi Asersi klasifikasi menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada akun yang tepat.
  5. Cutoff Asersi cutoff menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada periode akuntansi yang benar.

Asersi tentang saldo akun pada akhir periode

Mengenai :

  1. Eksistensi Asersi eksistensi bersangkutan dengan apakah aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas yang dicantumkan dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca.
  2. Kelengkapan Asersi ini menyatakan apakah semua akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan pada kenyataannya sudah dicantumkan.
  3. Penilaian atau alokasi Asersi ini berkaitan dengan apakah akun aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas telah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat, termasuk setiap penyesuaian penilaian untuk mencerminkan jumlah aktiva pada nilai realisasi bersih.
  4. Hak dan kewajiban Asersi ini membahas tentang apakah aktiva merupakan hak entitas dan apakah kewajiban merupakan kewajiban entitas pada tanggal tertentu.

Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

Dengan semakin kompleksnya transaksi dan kebutuhan untuk memperluas pengungkapan atas transaksi-transaksi tersebut, asersi tentang penyajian dan pengungkapan menjadi semakin penting. Meliputi :

  1. Keterjadian serta hak dan kewajiban Asersi ini menyatakan apakah peristiwa-peristiwa yang diungkapkan telah terjadi dan merupakan hak serta kewajiban entitas.
  2. Kelengkapan Asersi ini bersangkutan dengan apakah semua pengunngkapan yang diperlukan telah dicantumkan dalam laporan keuangan.
  3. Keakuratan dan penilaian Asersi keakuratan dan penilaian serta alokasi bersangkutan dengan apakah informasi keuangan diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.
  4. Klasifikasi dan dapat dipahami Asersi ini berkaitan dengan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan dan catatan kaki, serta apakah uraian saldo dan pengungkapan yang bertalian dapat dipahami.

Asersi yang relevan menyangkut apakah akun tersebut disajikan secara wajar dan digunakan untuk menilai risiko salah saji yang material serta merancang dan melaksanakan prosedur audit.

 

Tujuan Umum dan Khusus Audit Asersi Manajemen

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi

Tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi

  • Keterjadian_Transaksi yang dicatat memang ada. Tujuan ini berkenaan dengan apakah transaksi yang tercatat memang benar-benar terjadi.
  • Kelengkapan_Transaksi yang terjadi telah dicatat. Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar telah dicatatkan.
  • Keakuratan_Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar. Tujuan ini membahas keakuran informasi tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi.
  • Posting dan pengikhtisaran_Transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar. Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku besar pembantu & buku besar.
  • Klasifikasi_Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara tepat. Tujuan ini menyatakan apakah transaksi telah dimasukkan dalam akun yang tepat, dan merupakan padanan auditor atas asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transaksi.
  • Penetapan waktu_Transaksi dicatat pada tanggal yang benar. Tujuan penetapan waktu transaksi merupakan padanan auditor atas asersi cutoff manajemen.

Tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi

Sesudah tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi ditentukan, tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi untuk setiap kelas transaksi yang material dapat dikembangkan. Setidaknya satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi harus disertakan pada setiap tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi, kecuali auditor yakin bahwa tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi tidak relevan atau tidak penting dalam situasi tersebut.

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo

Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo

  • Eksistensi_Jumlah yang tercantum memang ada. Tujuan ini bersangkutan dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.
  • Kelengkapan_Jumlah yang ada telah dicantumkan. Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua jumlah yang harus dicatat pada suatu akun benar-benar telah dicatat.
  • Keakuratan_Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar. Tujuan keakuratan megacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar.
  • Klasifikasi_Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat. Klasifikasi melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada dalam daftar klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang tepat.
  • Cutoff_Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Tujuan auditor adalah menetukan apakah transaksi-transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
  • Hubungan yang rinci (Detail Tie –In)_Rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total buku besar.
  • Nilai yang dapat direalisasi_Aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang diestimasi akan direalisasi. Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.
  • Hak dan kewajiban. Tujuan ini adalah padanan auditor terhadap asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.

Tujuan audit yang khusus yang berkaitan dengan saldo

Sama dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan

Konsep yang sama, yang diterapkan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, juga berlaku untuk tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan.

 

Bagaimana Tujuan Audit Dicapai ?

Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit. Untuk melakukan hal ini, auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah didefinisikan dengan baik untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi.

Empat fase audit laporan keuangan

Fase 1 Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Fase 2 Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

Fase 3 Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo

Fase 4 Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

 

Sumber Resume (Daftar Pustaka) :

  1. Arens, Alvin A. ,dkk. 2006. Auditing dan Jasa Assurance, Edisi Kedua belas Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun