Mohon tunggu...
Lina Noviandari
Lina Noviandari Mohon Tunggu... -

an observer of life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seandai

13 Januari 2014   17:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:52 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagi saya yang terbiasa mengamati dan mengerti mereka, luput mengerti kamu membuat merahnya wajah. Saya tak pernah mengerti kamu. Dan kemudian saya juga simpulkan, kamu tak mengerti saya.

Saya menulis surat ini dengan harapan kamu tahu perasaan saya yang sebenarnya.

Dulu, dulu sekali, saya tak pernah menyangka dinding yang saya bangun bertahun-tahun akan runtuh. Saya masih sangat meyakini hal tersebut, sampai akhirnya saya bertemu kamu. Sampai akhirnya bukan hanya dinding, kamu menghancurkan seluruh rangka. Hingga akhirnya saya tidak punya apa-apa, saya tidak punya tempat berteduh, selain kamu.

Saya masih tidak tahu, ini keberuntungan atau kemalangan.

***

................bersambung kiranya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun