Mohon tunggu...
LINA MUSA
LINA MUSA Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah Dasar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengawas Sekolah Dasar, Instruktur Nasional Kurikulum 2013, Fasilitator Daerah MGPBE, Fasilitator Kependidikan, Fasilitator SPMI Lahir di Paguyaman 12 Juni 1965, Pendidikan S1

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Mohimelu

13 April 2022   16:30 Diperbarui: 13 April 2022   16:37 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mitos 3; kepalanya diselip di antara sayap, tak elok membiarkan leher berdarah menjuntai. Sesi selanjutnya bagian anak gadis merendam si ayam tak bernyawa dengan air mendidih, agar bulu-bulunya mudah dicerabut. 

Mitos 4; tak boleh ngobrol saat mencerabut bulu ayam. Konon, bulunya tumbuh lagi. Bagian si ibu meracik bumbu dan memasaknya, dalam pengawasan penuh anak-anaknya.

Setelah tiba waktu sahur, semua serentak berpesta rasa, menikmati. Sampai kenyang, agar puasa perdana berhasil dilewati. Ada keyakinan orang kampung, jika hari pertama bisa dilalui, hari-hari selanjutnya dijamin selamat, meski sahurnya berkali-kali ditemani sagela. Tak jarang mi rebus karena keburu imsyak.

Ketika suatu saat, salah satu anggota tidak sempat bergabung, sudah punya keluarga kecil atau telah mendahului, airmata kesedihan tak terbendung. Melihat potongan ayam yang menjadi favoritnya, tergeletak di atas baskom.

Seperti biasa, ibu-ibu yang lebay, terisak sendirian. Menghindari kepiluan ini, Hati ayam yang jadi langganan si bungsu yang sedang studi di luar daerah, terpaksa di buang, disambut kucing yang dari tadi menunggu jatah. Rasa yang sama diderita anak-anak di perantauan. 

Tak bisa mudik tersandra musim ujian atau pekerjaan. Tahun ini apalagi, akan banyak ibu-ibu di kampung dan anak-anak perantauan yang didera duka, seiring larangan mudik dari pemerintah.

Demikianlah, tradisi mohimelu bukan sekedar tradisi, tetapi manifestasi anjuran agama. Ada perjumpaan Islam dengan budaya lokal. Menjadi peristiwa yang sangat mengesankan, terpola dan berulang. Menjadi moment yang paling dirindukan setiap tahun. Menjadi irama penambah syahdu pada saat mohiyonga hulalo (malam takbiran), ketika mengakhiri ramadhan.

Tradisi mohimelu menunjukkan betapa orang Gorontalo sangat menghormati bulan suci. Menyambutnya dengan penuh suka cita. Merayakannya dengan bersilaturrahmi, saling berbagi dan berkumpul, bersama menikmati menu sahur perdana penuh cita rasa. Sebuah ekspresi kegembiraan menyambut bulan penuh berkah. Inilah point yang diapresiasi Rasul kita dengan jaminan terbebas dari api neraka.  (potala bolo = semoga).

MARHABAN YA RAMADHAN

inews.id
inews.id
Aamiin YRA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun