Di sudut ruang yang sederhana, si nenek termenung
Menghitung waktu yang perlahan berkunjung
Hari demi hari, sunyi menemani
Rindu pada tawa, pada kebersamaan yang kini pergi
Di wajahnya terukir jejak waktu
Kenangan masa lalu yang tak lagi utuh
Dulu ada tawa, cerita, dan canda
Kini hanya sepi, menanti siapa yang akan menyapa
Mata tuanya menatap jendela
Melihat dunia yang terus beranjak tanpa cela
Setiap tetes hujan, setiap hembusan angin
Seolah mengingatkan akan tahun-tahun yang berlalu begitu ringan
Namun di hatinya, kasih tak pernah pudar
Kenangan bersama keluarga, cinta yang sabar
Walau kini sendiri, ia tetap berdiri
Dengan senyum hangat, meski hati terasa sunyi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H