Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semoga Berjodoh, Aamiin (1)

29 Oktober 2022   10:20 Diperbarui: 29 Oktober 2022   10:28 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi by canva

"Man, ibu mau buka warung lontong ya, biar kamu tidak terlalu capai biayain ibu. Ibu lihatnya kasihan. Kamu capai banget sampai kayak tidak ada waktu buat istirahat." Ibunya mencoba minta izin kepada anaknya.

"Kalau bisa jangan, bu. Aku pengen ibu itu hanya fokus ngurus rumah dan adik-adik. Biarlah aku saja yang mencari nafkah. Aku pengen ibu bahagia. Walaupun sampai saat ini belum bisa membahagiakan ibu. Doain ya bu." Arman tetep sopan dan santun terhadap ibunya. Dan yang tidak pernah lupa selalu minta doanya ibu.

"Aamiin. InsyaAllah ya, Man. Ibu doain kamu menjadi anak yang sukses, tetep soleh, dan orang yang tahu balas budi." Ibunya mendoakan sambil mengelus rambut anaknya.

***

Apakah Nuri lupa sama Arman? tidak akan pernah lupa. Buktinya waktu dia harus pergi ke Bandung untuk melanjutkan kuliah, dia ngajak ketemuan sama Arman.

"Sebelum berangkat aku pengen tahu siapa kamu yang sebenarnya." Kata Nuri minta kepastian sama Arman. Karena Nuri merasa dia akan selalu jauh dengan Arman. Sementara selama ini dia selalu berdua. Tak terbayang mungkin hari-hari yang akan dijalaninya tanpa Arman, khawatir akan mendapat kesulitan.

"Aku tetep sahabatmu, Nuri. Siapa aku sebenarnya, itu terserah kamu memandangnya. Andaikan kamu berkenan untuk menjadi sahabatku sepanjang umurku, aku akan tetep menunggumu. Tapi kan aku tidak tahu nasibku seperti apa. Aku hanya seorang lelaki yang mungkin tak akan dapat membahagiakan kamu, karena keadaanku hanya seperti ini. Sementara kamu dari kecil selalu mendapat kebahagiaan. Aku khawatir tidak dapat membahagiakanmu. Kalau masalah hati aku, hanya ada kamu di hatiku. Aku Tidak pernah punya temen perempuan sebaik kamu selama ini. Aku hanya akan berserah diri saja kepada Allah." Arman menghentikan kata-katanya. Dia tidak merasa kuat menahan pedih hatinya kalau harus berpisah dengan Nuri. Tapi dia juga sadar kalau dia tidak layak menjadi kekasih Nuri yang menurut dia, Nuri itu di atas dia segala-galanya.

"Man, jangan biacara seperti itu. Kita kan tidak tahu, siapa jodohnya siapa. Aku mungkin saja jadi jodohmu, tapi mungkin juga aku bukan jodohmu. Kita berdoa saja." Nuri sambil mengusap air mata.

"Iya, kita harus bisa menerima semua kehendak Allah. Ditakdirkan berjodoh Alhamdulillah, tidak berjodoh juga ya harus Alhamdulillah." Arman agak ragu dengan kata-katanya.

"Tapi kau bisa setia kan dengan aku?" Tanya Nuri tidak merasa lebih dari Arman. Dia tetep merasa bahwa manusia itu sama.

Wajar kalau Nuri di Bandung terus, jarang pulang. Karena mereka sudah punya keyakinan dan saling percaya, bahwa masing-masing akan saling menjaga hubungan baik walaupun jarak yang memisahkan, tidak akan menjadi halangan. Mereka berdua cukup banyak mendapat support dari keluarga masing-masing tentang bagaimana menjalankan hidup yang bijaksana, saling menghargai dan menghormati sesama. Selalu menerapkan pemahaman tentang manusia itu sama dihadapan Allah kecuali ketaqwaan masing-masing orang yang akan menjadikan orang itu tinggi atau rendah di mata Allah. Salut banget anak-anak soleh dan solehah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun