Mohon tunggu...
Lilik MuhibahSPd
Lilik MuhibahSPd Mohon Tunggu... Guru - Ilmu Pendidikan dan Konseling

Nama LILIK MUHIBAH Pekerjaan guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peranan Bimbingan dan Konseling

1 Desember 2023   14:35 Diperbarui: 1 Desember 2023   15:10 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ABSTRAK

Latar Belakang Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Bimbingan dan konseling akan sangat membantu lancarnya proses pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah berupaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Permasalahan belajar siswa sangatlah kompleks dan bermacam-macam seperti kedisiplinan belajar rendah, motivasi belajar rendah, prestasi belajar rendah,  tidak serta merta diakibatkan oleh siswa yang bodoh melainkan disebabkan oleh sikap dan cara belajar yang salah.

Bimbingan belajar di SMK merupakan layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu siswa SMK dapat belajar dengan efektif dan efisien, mencapai perkembangan optimal dan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di SMK harus di integrasikan dalam bimbingan dan konseling. Salah satu metode pelaksanaan bimbingan belajar di SMK adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan. Operasionalisasinya adalah nilai-nilai layanan bimbingan belajar diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkan bersamaan dengan materi pelajaran.

Pengertian Bimbingan dan Konseling 

Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua siswa mendapatkan perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitan       dengan perkembangan mereka.

Menurut Walgito (2004:5) bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Sukardi (2000:20) mengungkapkan pengertian bimbingan yaitu Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh konselor agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Adapun pengertian konseling menurut Walgito (2004:7) bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Konseling menurut pengertian di atas adalah bentuk bantuan yang diberikan untuk individu melalui wawancara untuk menyelesaikan masalah kehidupannya agar individu tersebut mencapai kesejahteraan, dapat mengenal diri sendiri, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya, dan bantuan ini dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.

Dengan memperhatikan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa:

  • Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang sistematis dan kontinyu dari pembimbing kepada yang dibimbing.
  • Bantuan yang diberikan ditujukan untuk tercapainya kemampuan yang optimal, maupun memahami diri, mengarahkan diri, mengatasi masalah, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, serta mampu membuat keputusan yang bijaksana dalam merencanakan masa depan.
  • Untuk melaksanakan bantuan tersebut diperlukan personil/orang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian khusus serta pengalaman yang memadai dalam bidang bimbingan dan konseling.

Maka jelaslah, layanan bimbingan di sekolah adalah suatu kegiatan profesi yang harus dilakukan oleh petugas profesional. Dalam hal ini adalah guru pembimbing yang ada di sekolah.

Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan 

Seperti diketahui siswa di SMK atau siswa SMK adalah individu yang berusia antara 15 sampai 18 tahun, yang berdasarkan tugas perkembangannya berada dalam tahap perkembangan masa masa remaja dan Mengalami perubahan fisik dan perilaku sesuai dengan jenis kelamin. Mulai merasakan, mengendalikan, dan juga mengarahkan dorongan seksual. Perubahan nilai yang dianggap penting dan tidak penting. Kerap berpikiran abstrak, namun dapat kembali berpikiran konkret ketika berada di bawah tekanan. Dalam menghadapi masa perkembangan tersebut siswa SMK sebagai individu yang tumbuh dan berkembang pada masa Remaja, kadang-kadang menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan, yang membuat mereka memerlukan bantuan dari orang lain, khususnya kedua orang tua dan pendidik mereka.

Ruang lingkup penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SMK terbagi dalam empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan lima kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno (1997: 61), Empat fungsi tersebut adalah Pemahaman, Pencegahan, Pengentasan, Dan Pengembangan / Pemeliharaan. Empat bidang bimbingan meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier.

Tujuh layanan meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan/ penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Sedangkan lima kegiatan pendukung meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.

Dengan menempatkan tenaga konselor di SMK diharapkan beban guru dalam membimbing siswanya dapat terbantu. Pelayanan bimbingan dan konseling di SMK diharapkan membantu siswa dalam menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan, membantu siswa yang mengalami permasalahan, baik permasalahan perkembangan maupun permasalahan pembelajaran siswa.

Problematika Belajar Siswa di SMK 

Belajar merupakan usaha untuk mencapai sebuah tingkah laku yang diharapkan, baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil dari belajar dapat dilihat secara nyata dalam bentuk penguasaan materi pelajaran, penggunaan pengetahuan dan ketrampilan, dan kemampuan menilai terhadap sikap dan perilaku dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar adalah proses psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi seutuhnya (Sardiman, 2012: 20).

Pada praktiknya proses pendidikan dan belajar siswa tidak pernah berjalan lancar, selalu ada permasalahan. Permasalahan belajar siswa sangatlah kompleks dan bervariasi mulai dari berbohong, pergi tanpa izin, mencuri, menyontek, kedisiplinan belajar rendah, motivasi belajar rendah, masalah penyesuaian diri, kesulitan mengikuti pelajaran, prestasi belajar rendah, tidak serta merta diakibatkan oleh siswa yang bodoh melainkan disebabkan oleh sikap dan cara belajar yang salah. Hal ini tidak terlepas dari dampak perkembangan ilmu, pengetahuan dan tekhnologi serta seni yang berdampak pada perubahan gaya hidup di masyarakat. Sebab itu peran bimbingan dan konseling belajar dewasa ini sangat dibutuhkan bagi siswa dalam hal ini adalah siswa di SMK.

Wujud nyata kebiasaan belajar siswa yang salah dan kurangnya kesungguhan dalam belajar diteliti oleh banyak pakar diantaranya adalah Muawanah dan Hidayah ( 2012:27-30 ) yang melaporkan problematika belajar siswa di sekolah dan menemukan secara umum bahwa terdapat beberapa kecenderungan tindakan pendidik terhadap perilaku dan sikap siswa yang menyimpang diantaranya adalah:

Tabel 1 Perilaku Siswa dan Penanganan Layanan Bimbingan

No

                            Perilaku Negatif Siswa

                         Tindakan Penanganan Layanan Bimbingan

1

Pada waktu diterangkan bermain sendiri

Memberi nasehat, member bimbingan dengan menunggui sampai mau menulis dan member contoh

2

Tidak masuk sekolah dan Nongkrong di caffe

Memberi peringatan dan sanksi

3

Tidak mengerjakan PR/tugas yang diberikan

Diberi peringatan dan sanksi yang mendidik,

selalu memeriksa tugas yang diberikan

4

Sering terlambat sekolah

Memberi peringatan dan sanksi, member

pembinaan disiplin harus menjadi pembiasaan sehari-hari

5

Selalu lupa membawa alat tulis atau buku

Member perhatian lebih pada siswa yang bermasalah

6

Sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan

Diruang BP ortu dipanggil jika tidak masuk meminta izin dan tidak diulangi

7

Saat jam pelajaran tidak mau

menulis dan mengganggu temannya

Diberi peringatan, diberi hukuman yang tidak memberatkan

Munculnya problematika siswa tidak lepas dari kondisi pribadi siswa. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa permasalahan siswa karena faktor intelegensi namun lebih pada sikap dan kedisiplinan siswa yang rendah (Ahmadi, 2004: 77).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004:79) faktor penyebab kesulitan belajar siswa antara lain faktor intern dan faktor ekstern, berikut ini akan diurikan lebih lanjut:

  • Faktor Interen 
  • sakit, kurang sehat, cacat tubuh, intellegensi, bakat, minat, motivasi, kesehatan mental, dan tipe belajar anak.
  • faktor ekstern
  • Faktor Keluarga : cara mendidik anak, hubungan orang tua-anak, contoh atau bimbingan dari orang tua, suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi keluarga baik ekonomi yang miskin atau terlalu kaya.
  • Faktor Sekolah: guru, factor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disiplin kurang.
  • faktor mass media dan lingkungan sosial : bioskop, TV, majalah, komik, teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat dan lain sebagainya..

Yusuf dkk (2004:63) menambahkan faktor-faktor yang dapat menghambat keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:

  • Faktor Internal antara lain:
  • kemampuan belajar yang rendah, 
  • Motivasi belajar yang rendah, 
  • sakit-sakitan, 
  • sikap pesimis, 
  • sikap negatif terhadap pelajaran,
  • kebiasaan buruk (malas) dalam belajar, 
  • Panca indra kurang berfungsi secaraoptimal,
  • mengalami setres.
  • Faktor eksternal antara lain:
  • Kurang memiliki fasilitas belajar
  • Teman yang malas belajar, 
  • Iklim kehidupan keluarga yang tidak harmonis, 
  • Iklim kehidupan sekolah yang kurang kondusif, 
  • Interaksi siswa dengan guru kurang harmonis,
  • Proses belajar kurang tertata dengan baik, 
  • Fasilitas belajar kurang lengkap.

Faktor-faktor di atas (ekstern maupun intern) saling berinteraksi secara lagsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dalam proses belajar seseorang sudah pasti akan menghadapi kesulitan dan kegagalan, sehingga factor-faktor yang menghambat keberhasilan dalam belajar harus ditangani sedini mungkin dengan memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang mengalami kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan di dalam proses belajarnya dan memberikan layanan kepada siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik itu kebiasaan yang baik maupun kebiasaan belajar yang buruk.

Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling Belajar di SMK

Pelaksaan bimbingan belajar di SMK secara umum tidak dapat dilepaskan dari karakteristik siswa SMK dan karakteristik pembelajarnya. Mengacu pada kedua aspek tersebut, pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar di SMK cenderung mengarah kepada tiga pendekatan yaitu bimbingan kelompok, konseling kelompok, serta kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan.

  • Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan kepada siswa secara berkelompok. Bimbingan kelompok terdiri dari 20-35 orang, 15-20 orang dan paling efektif antara 5-15 orang (Romlah, 2006:3). Pelaksanaannya di SMK seringkali menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar dalam rangka pembentukan sikap pribadi, social dan dalam belajar.
  • Konseling kelompok merupakan salah satu aktivitas populer dalam layanan bimbingan dan konseling. Terutama dalam rangka perbaikan konsep diri siswa (Gibson & Marianne, 2010: 545). Konseling kelompok lebih menekankan pada upaya perbaikan permasalahan belajar siswa. Hal ini karena kebiasaan belajar yang salah muncul dari konsep diri yang salah. Dalam konseling kelompok, siswa seringkali sedang mengalami krisis dalam belajar atau permasalahan belajar yang sifatnya temporer dan situasional.

Menurut Romlah (2006: 7) Perbedaan mendasar antara bimbingan kelompok dan konseling kelompok adalah sebagai berikut ini:

Tabel 2 Perbedaan Bombingan dan Konseling

 

No

Aspek Perbedaan

Bimbingan Kelompok

Konseling Kelompok

1

Sasaran

Seluruh siswa secara regular

Hanya siswa tertentu yang memiliki masalah serupa

2

Tujuan Pembentukan

Sikap

Tidak langsung

Langsung

3

Teknik

Pemberian informasi

Keterlibatan proses

4

Basis hubungan kelompok

Klasikal dan kurang intim

Kelompok kecil dan intim

 

Aplikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar di SMK

Aplikasi layanan bimbingan dan konseling belajar di SMK dilandasi oleh tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai. Berikut ini landasan kerja bimbingan belajar dan arah pencapaiannya dengan mengacu pada tugas dan aspek-aspek perkembangan dan kematangan intelektual. Secara rinci pengembangan aspek kematanagan intelektual terbagi dalam tiga tingkatan:

  • Pengetahuan ( Kognitif ) yaitu siswa mengetahui dan mengenal dan memahami tentang berbagai konsep tentang perilaku belajar yang baik.
  • Akomodasi ( Afektif ) yaitu siswa menerima dan menginternalisasikan pengetahuan tentang belajar yang baik dalam bentuk sikap-sikap belajar yang menunjukkan cara belajar dan kebiasaan belajar yang baik.
  • Perilaku ( Psikomotorik ) yaitu siswa aktif terlibat dalam mewujudkan berbagai aktifitas dalam setiap kehidupan keseharian dengan penuh kesadaran.

Oleh sebab itu pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling belajar di SMK dapat dilakukan dengan pelaksanaan kegiatan jenis-jenis layanan sebagai berikut:

  • Aplikasi layanan bimbingan belajar di SMK meliputi kegiatan berikut:
  • Layanan orientasi, dilakukan dalam bentuk pengenalan siswa terkait dengan lingkungan sekolah, lokasi perpustakaan, letak buku-buku, ruang guru, administrasi serta personil guru dan karyawan.
  • Layanan informasi, dilakukan dalam rangka memberikan penjelasan tentang tata tertib sekolah, jadwal pelajaran, dan aktivitas belajar mengajar.
  • Layanan penempatan dan penyaluran, terkait dengan akademik atau belajar adalah penempatan kelas, penempatan posisi duduk dalam kelas.
  • Layanan bimbingan cara belajar (klasikal, kelompok, individual), pentingnya cara belajar tidak terlepas dari karakteristik khas dari masing-masing materi pelajaran yang dipelajari.
  • Layanan himpunan data, antara lain biodata siswa, latar belakang keluarga (sosial-ekonomi-budaya), riwayat pendidikan, prestasi belajar, kesehatan dan lain sebagainya.
  • Layanan tampilan pustaka (bibliografi), layanan ini menonjolkan adanya kelengkapan buku-buku perpustakaan yang menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.
  • Aplikasi layanan konseling belajar di SMK meliputi kegiatan berikut:
  • Layanan konseling kelompok dan individual dalam rangka pemecahan masalah-masalah disiplin belajar, cara belajar, manajemen waktu dan lain sebagainya
  • Layanan konsultasi, dilakukan dengan pihak yang dianggap memiliki kewenanagn terhadap siswa misalnya kepala sekolah, orangtua.
  • Layanan konferensi kasus, dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur pendidikan dan tenaga kependidikan untuk memecahkan problematika individual maupun kelompok.
  • Layanan kunjungan rumah (home visit), dilakukan untuk mendapatkan data riil dan fakta aktivitas siswa serta pendapat orangtua, tetangga, dan saudaranya tentang aktivitas belajar, sekolah serta permasalahan lainnya.
  • Layanan alih tangan kasus (reveral). dilakukan dalam rangka pemecahan masalah siswa yang sudah merupakan diluar kewenangan maupun tanggungjawab guru.

Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Memberikan Layanan Bimbingan Belajar Di SMK 

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Maju tidaknya suatu Negara tergantung pada tingkat pendidikan di Negara tersebut. Semua Negara akan terus berusaha untuk memajukan pendidikan. Untuk merealisasikan pendidikan yang berkualitas, maka sekolah harus menyiapkan pendidik yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Namun, kegiatan belajar dan mengajar bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi banyak hal yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki keterkaitan dengan kegiatan belajar. Salah satunya adalah kegiatan bimbingan dan konseling.

Layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang besar dalam membantu siswa untuk pengembangan kepribadiannya bagi peranan siswa di masa yang akan datang, salah satu peran yang bisa dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling adalah menciptakan kegiatan belajar mengajar bernuansa bimbingan konseling.

Di Sekolah Menengah Kejuruan, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru bimbingan dan konseling secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA.

Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.

Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.

Guru SMK harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.

Realitas di lapangan, khususnya di SMK menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di SMK harus di integrasikan dalam bimbingan dan konseling. Salah satu teknik pelaksanaan bimbingan belajar di SMK adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan. Prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar bernuansa bimbingan yang harus diperhatikan antara lain adalah:

  • Menciptakan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan menempatkan siswa sebagai subyek pengajaran
  • Menerima dan memperlakukan siswa sebagai individu yang memiliki harga diri dan memahami kekurangan, kelebihan serta permasalahannya
  • Mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
  • Membina hubungan yang dekat dengan semua siswa
  • Memahami setiap permasalahan dan hambatan siswa dalam mempelajari materi pada tiap-tiap bidang studi
  • Memberikan bantuan dengan segera pada siswa yang mengalami hambatan belajar
  • Membimbing siswa agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik
  • Memberikan umpan balik terhadap evaluasi

Melibatkan berbagai pihak (walikelas, guru mapel, kepala sekolah dan orangtua) dalam proses pendidikan dan pembelajaran secara utuh.

Bimbingan dan konseling belajar berupaya memfasilitasi siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar secara optimal. Bimbingan belajar juga merupakan usaha bimbingan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami. Menurut Nurihsan (2011:15) layanan dan bimbingan konseling belajar diselenggarakan untuk membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan belajar yang ada. Beberapa permasalahan belajar yang ada diantaranya adalah kebiasaan belajar yang buruk, waktu belajar yang kurang disiplin, kesulitan membuat catatan, dan lain sebagainya. Kesulitan-kesulitan itulah yang melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling belajar di SMK.

Bimbingan belajar merupakan kegiatan bimbingan yang bertujuan agar siswa mampu mencapai keberhasilan dalam belajar secara optimal. Beberapa strategi bimbingan belajar dapat digunakan di antaranya adalah kelompok belajar, informasi cara belajar yang baik dan efisien, cara mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian belajar, dan lain sebagainya. Dengan demikian, bimbingan belajar secara umum adalah proses pendampingan terhadap siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta perbaikan proses belajarnya.

Pada dasarnya kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak-anak memiliki tujuan agar siswa dapat mengubah perilaku yang dapat memunculkan dampak negative (Geldarr & Geldard: 2001:3). Misalnya malas belajar, tidak disiplin, sering membolos, yang dapat berdampak pada prestasi belajar. Dengan demikian tujuan layanan bimbingan dan konseling belajar di SMK adalah membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik sehingga dapat mengikuti pelajaran dan menguasai materi pelajaran dengan baik.

Peranan bimbingan dan konseling belajar di SMK diharapkan semakin meningkat, melalui para pendidik yaitu guru kelas dan guru pembimbing atau konselor yang senantiasa dapat bekerja sama, membantu siswa dalam menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan dengan memanfaatkan empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan lima kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Sehingga para siswa yang mengalami masalah terentaskan dari permasalahan yang dihadapi, dan dapat diharapkan dengan peningkatan layanan tersebut, dapat membantu siswa yang tidak mengalami permasalahan, baik permasalahan perkembangan maupun permasalahan pembelajaran. Operasionalisasinya adalah nilai-nilai layanan bimbingan belajar diberikan kepada siswa di sela-sela atau bahkan bersamaan dengan materi pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.

Gibson, Robert L & Marianne H. Mitchell. 2010. Bimbingan dan Konseling: edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hidayat, Dede Rahmat dan Herdi. 2013. Bimbingan dan Konseling Kesehatan Mental diSekolah. Bandung: RoSMKakarya.

Irham, Muhammad dan Novan Ardi Wiyani. 2014. Bimbingan dan Konseling: Teori dan Aplikasi di Sekolah Menengah Kejuruan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Juntika, Nurihsan. 2011. Teknik Bimbingan dan Konseling dalam Bimbingan  danKonseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Press.

Marsudi, saring dkk. 2003. Layanan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Mu’awana, Elfi Hidayah 2012,  Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar Jakarta: Bumi Aksara.

Nurihsan, Achmad Juntika. 2011. Bimbingan dan Konseling Dalam berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan. Padang: Penebar Aksara.

Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Romlah, Tatiek. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengamatan Pelaksanaan Program Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Yusuf, Syamsu dkk. 2004. Pengembangan Diri Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa. Bandung: UPI.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun