Mohon tunggu...
Lilik Maskurotin
Lilik Maskurotin Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas di TK Negeri Pembina Kecamatan Panarukan Situbondo

Lilik Maskurotin, lahir di Kota Grandrung, Banyuwangi 43 tahun yang lalu tepatnya pada 30 Juli 1979. Mempunyai hobi membaca dan menggambar, terutama menggambar cerita tentang anak usia dini. Mengabdi di TK NEgeri Pembina Kecamatan Panrukan sejak tahun 2010, penuh suka cita sebagai ASN dalam bidang pendidikan. Saya juga mempunyai impian bisa mengasah serta mengaktualisasikan bakat menulis menjadi sebuah karya buku, baik berupa buku cerita, antology, kupulan essay, dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

3 Juni 2023   07:45 Diperbarui: 3 Juni 2023   07:48 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya paket  modul 2 yang berada pada bagian tengah perjalanan, dan terdiri dari 3 point utama, yaitu;

  • Modul 1.2 – Pembelajaran Berdiferensiasi
  • Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan belajar murid (konten, proses, dan produk). Untuk mengetahui kebutuhan murid adalah dengan melakukan assesmet diagnostik baik assesment kognisi maupun non-kognisi, sehingga kebutuhan murid dapat dikategorikan berdasarkan 3 aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat murid, dan profil belajar murid. Dalam rangkaian proses pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi tersebut, guru dapat mendengarkan suara murid, memperhatikan pilihan murid dan rasa kepemilikan murid terhadap produk pembelajaran yang di dapat.
  • Modul 2.2 – Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
  • Dalam pembelajaran sosial emosional, ada lima kopetensi sosialemosional yang ingin dianamkan guru, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesaran sosial, keterampilan berelasi, serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), akan lebih efektif jika kegiatan pembelajarannya terintegrasi pada program pembelajaran baik kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstra kurikuler, karena dalam prosesnya mengutamakan pada 3 hal yaitu mendengarkan suara murid, memperhatikan pilihan murid dan rasa kepemilikan murid.  Hal ini dapat mendorong dan mempromosikan student agency (kepemimpinan murid), meningkatkan karakter murid dengan Profil Pelajar Pancasila, mendorong pencapaian akademik tinggi, juga mendorong terwujudnya well-being (kesejahteraan murid). Kolaborasi serta gotog royong keluarga, sekolah, dan komunitas mewujudkan pendidikan berkualitas sangat dibutuhkan.
  • Modul 2.3 – Paradigma Berfikir Coaching
  • Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee. Proses Coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, dimana guru (coach) menggali potensi murid (coachee), sehingga murid dapat mengungkapkan permasalahannya, mengungkapkan beberapa ide alternatif solusi dari permaslahannya, memilih salah satu dari solusi yang sudah dibuat, kemudian melaksanakan keputusannya dengan penuh tanggung jawab. Hal tersebut sudah melatih dan mempromosikan student agency (kepemimpinan murid), melalui 3 hal yaitu mendengarkan suara murid, memperhatikan pilihan murid dan rasa kepemilikan murid.

Di bagian muara yaitu paket  modul 3 yang terdiri dari 3 point utama, yaitu;

  • Modul 3.1 - Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Keabjikan sebagai Pemimpin
  • Dalam membuat keputusan, juga harus mendengarkan alasan murid (voice), memberi kesempatan pada murid untuk mencari solusi (choice), serta melaksanakan keputusan secara bertanggung jawab (ownership). Tentunya juga harus menerapkan pendekatan coaching, dan restitusi, karena sejatinya pendidikan dan pengajaran adalah proses membimbing dan menuntun dengan segala kodratnya, serta menanamkan nilai budi pekerti yang merupakan implementasi dari afektif/rasa, kognitif/karsa, dan psikomotor/karya
  • Dalam membuat suatu keputusan hendaknya dilakukan dengan penuh kesadaran dan haruslah mengandung tiga unsur yaitu; berdasar pada nilai-nilai kebajikan universal, dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, serta berpihak pada murid.
  • Dalam mengambil keputusan baik saat dihadapkan masalah dilema etika, atau bujukan moral, saat menjalani perannya sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus menerapkan 4 (empat) paradigma pengambilan keputusan, 3 (tiga) prinsip pengambilan keputusan, dan melakukan 9 (sembilan) langkah dalam mengambil keputusan.
  • Modul 3.2 - Pemimpin dalam Mengeloa Aset
  • Pemimpin sangat perlu untuk mengenali dan menggali dirinya sendiri serta mengembangkan semua aset yang ada di sekolah untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan serta menjadi penyemangat dalam belajar murid. Selain itu, pemimpin juga harus bisa menemukan, memetakan, menghubungkan, dan memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar sekolahnya. Sumber daya yang ada dibagi menjadi dua yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia, yang keduanya bisa disebut sebagai unsur biotik dan abiotik dalam sebuah ekosistem sekolah.
  • Macam-macam modal aset yang bisa dioptimalkan penggunaannya dalam usaha mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan serta menjadi penyemangat dalam belajar murid ada 7 (tujuh), yaitu; modal manusia, modal politik, modal fisik, modal agama dan budaya, modal sosial. finansial, dan modal lingkungan alam.
  • Pendekatan berbasis aset berfokus pada potensi sumber daya yang dimiliki sekolah dapat dijadikan modal dalam prakarsa perubahan berbasis Inkuiri Apresiatif dengan pendekatan BAGJA untuk membuat program sekolah yang berpusat dan berdampak pada murid. Dalam tahapan BAGJA ini, tidak hanya dilakukan bersama rekan sejawat (guru), tetapi juga bisa dilakukan bersama murid dalam membuat perubahan terhadap ruang kelas, atau taman sekolah, sehingga memunculkan 3 hal yaitu mendengarkan suara murid, memperhatikan pilihan murid dan rasa kepemilikan murid, yang dapat mendorong dan mempromosikan student agency (kepemimpinan murid), terciptanya wellbeing dalam kegiatan belajar murid dikelas atau di sekolah.
  • Pendekatan berbasis aset juga mendukung terbangunnya koneksi dan kolaborasi antar warga sekolah, serta komunitas baik momunitas lingkungan sekolah, maupun komunitas yang lebih luas.
  • Modul 3.3 - Pengelolaan Program Sekolah yang Berdampak pada Murid (sudah dijabarkan di atas)

Setelah menelaah materi dari modul 1 sampai modul 3, pembelajaran dan pendidikan yang diselenggarakan sekolah diupayakan agar berpusat, berpihak dan berdampak pada murid. Dimana guru sebagai pemimpin pembelajaran sebagai ujung tombak paradigma transformasi pendidikan mengupayakan terbentuknya ekosistem pendidikan yang mendukung tumbuh kembang murid secara menyeluruh yaitu pada aspek fisik-motorik (psikomotor), koknitif, dan afektif.

Disinilah peran guru penggerak menjadi penting untuk melakukan inovasi dan terobosan perubahan  pendidikan dengan membangun ekosistem sekolah yang kondusif. Melihat dengan jeli, memetakan serta memanfaatkan aset yang dimiliki sekolah menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam melihat daya dukung sekolah ketika guru merancang program sekolah yang berdampak pada murid. Bagaimanapun juga, perencanaan program yang terbaik adalah perencanaan program berdampak pada murid yang relevan dan berciri khas sekolah, dengan memperhatikan serta memanfatkan segala aset yang dimiliki sekolah untuk memudahkan dalam mewujudkannya.

Menurut penulis, Program Pendidikan Guru Penggerak ini adalah proses perjalanan menuju kemerdekaan belajar, memerdekakan murid dengan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang berpusat dan benrdampak pada murid, menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, serta menciptakan well being sehingga tumbuh menjadi manusia pemelajar sepanjang hayat, menjadi manusia yang merdeka dan bahagia sesuai dengan karakter dan budaya bangsa yang berazas pancasila.

Mengikuti serangkaian alur MERDEKA pada Program Pendidikan Guru Penggerak ini, merupakan bekal berharga bagi penulis. Selain mempelajari materi, secara tidak langsung penulis telah mempraktekkan ilmu yang ada pada setiap modul. Penulis merasakan bahwa pada modul 1.1 adalah rambu-rambu utama dan inti sari materi dari semua modul, modul selanjutnya (1.2 sampai 3.3) adalah implementasi dari ilmu yang ada, bagaimana penulis (CGP) menerapkan nilai dan perannya sebagai guru penggerak, kemudian membayangkan bagaimana murid impian dimasa mendatang, serta cara mewujudkan impian tersebut dengan metode Inkuiri apresiatif menggunakan pendekatan BAGJA. Memiliki murid yang berkarakter Profil Pancasila tentu menjadi impian semua orang, penanaman disiplin positif dengan menerapkan restitusi, menjadi jalan keluarnya. Guru juga dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajran sosial emosional dalam mencapai tujuan pendidikannya. Keterampilan tehnik coaching juga sangat diperlukan, walaupun sesekali juga berperan sebagai konseling, mentor, atau fasilitator.

Untuk dapat mempraktikkan pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid, menciptakan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, guru harus mampu membaca peluang, melihat, memetakan, serta mengelola asset yang diliki secara optimal, serta dapat mengambil keputusan berbasis nilai kebajikan dan bertanggung jawab, sehingga program yang dibuat dan diputuskan semua berpihak pada murid, memberi dampak pada murid.

Materi-materi di atas, sangat bermanfaat bagi penulis sebagai Calon Guru Penggerak yang akan berperan sebagai agen transformasi dan merupakan bekal untuk melakukan aksi nyata perubahan dirinya, perubahan bagi ekosistem pendidikan di sekolah, dalam program merdeka belajar dan merdeka mengajar.

“Guru Penggerak, Tergerak, Bergerak, Menggerakkan”

“Merdeka Mengajar, Merdeka Belajar, Indonseia Maju”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun