Mohon tunggu...
Lilik Maskurotin
Lilik Maskurotin Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas di TK Negeri Pembina Kecamatan Panarukan Situbondo

Lilik Maskurotin, lahir di Kota Grandrung, Banyuwangi 43 tahun yang lalu tepatnya pada 30 Juli 1979. Mempunyai hobi membaca dan menggambar, terutama menggambar cerita tentang anak usia dini. Mengabdi di TK NEgeri Pembina Kecamatan Panrukan sejak tahun 2010, penuh suka cita sebagai ASN dalam bidang pendidikan. Saya juga mempunyai impian bisa mengasah serta mengaktualisasikan bakat menulis menjadi sebuah karya buku, baik berupa buku cerita, antology, kupulan essay, dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

3 Juni 2023   07:45 Diperbarui: 3 Juni 2023   07:48 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana peran guru dalam usaha menumbuhkembangkan kepemimpinan murid? Dan Siapa saja yang perlu dilibatkan guru?

Sebagai pemimpin pembelajaran, tugas guru adalah mendampingi, membimbing atau menuntun murid sesuai dengan segala kodrat yang ada dalam dirinya, konteks dan kebutuhannya. Murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Guru menyedikan lingkungan belajar yang mendukung terwujudnya pembelajaran yang berpusat pada murid, menyediakan kebutuhan belajar anak dengan keberagaman karakteristik yang mereka miliki, sehingga  murid merasa terpuaskan.

Dalam hal ini tentu guru dan sekolah tidak bisa sendirian, perlu adanya kolaborasi serta dukungan semua pihak, diantaranya adalah lingkungan, orang tua atau wali murid, serta komunitas, sehingga dapat mengembangkan kepemimpinan murid serta wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal.

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, yaitu hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan, begitu juga hubungan dengan komunitas serta lingkungan murid.

Sebagai pendidik satuan PAUD jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), munculah pertanyaan menggelitik dari penulis, yaitu; bagaimana menumbuhkembangkan kepemimpinan murid (Student Agency) pada anak usia dini? Apakah di satuan PAUD dapat membuat program kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid sehingga memberikan kebermaknaan dan kontribusi positif bagi kehidupannya di masa mendatang? Lantas apa yang harus dilakukan guru satuan PAUD? Siapa saja yang perlu dilibatkan?

Semua satuan pendidikan dari TK sampai SMA/SMK dapat dijadikan sebagai agen perubahan dan wadah untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid (Student Agency), karena pada hakikatnya manusia lahir ke dunia membawa potensi atau bakat alami dan pengetahuan (kodrat) yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. Murid satuan PAUD yaitu anak TK yang masih berusia dini, mempunyai rasa ingin tahu atau minta tinggi terhaadap berbagai hal dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan menyelidik, dan kadang diluar dugaan, selalu melakukan sikap eksploratif, mengamati, melakukan eksperimen, kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Dengan begitu sebagai guru satuan PAUD perlu membuat kegiatan yang dapat menampung dan mengembangkan segala kodrat yang ada pada diri murid.

Sama dengan jenjang pendidikan yang lain, untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid (Student Agency), satuan PAUD yaitu Taman Kanak-Kanak (TK), dapat membuat program kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstrakurikuler, yang mana kegiatannya disesuaikan  dengan usia murid. Akan tetapi tetap harus memperhatikan dan mengutamakan pada 3 hal yaitu mendengarkan suara murid, memperhatikan pilihan murid dan rasa kepemilikan murid, yang bukan hanya mendorong pencapaian akademik tinggi, namun juga menanamkan karkter murid sesuai profil pelajar pancasila, serta mendorong well-being atau kesejahtaraan diri murid.

Tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan berperan aktif dalam mewujudkan tumbuhkembangnya kepemimpinan murid, maka guru harus terus berkordinasi dengan komunitas keluarga juga komunitas lain pada lingkungan yang lebih luas, agar dapat melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid, program kegiatan yang dibuat dapat menjadi wadah tersalurkannya minat dan bakat murid.

Sebagai guru TK, penulis merasa sangat perlu dan penting membuat dan mengelola program yang berdampak pada murid, karena pendidikan dan pengajaran pada lembaga TK akan menjadi bekal pada jenjang pendidikan selanjutnya. Program sekolah yang sudah ada, baik kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstrakurikuler harus lebih ditingkatkan pemberdayaannya. Kalau selama ini guru yang memiliki andil dan berperan aktif, maka harus dirubah yaitu murid yang berperan aktif dengan pendampingan, bimbingan dan tuntunan dari guru.

Materi dalam modul 3.3 ini, tentu memiliki keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya. Modul 3.3 ini adalah muaranya, sedang paket modul 1 adalah hilir dan paket modul 2 adalah bagian tengahnya.

Di bagian hulu merupakan sumber air, begitu pula dengan paket  modul 1 yang terdiri dari 4 point utama, yaitu;

  • Modul 1.1- Filosofi Ki Hadjar Dewantara
  • Filosofi Ki Hadjar Dewantara (KHD ) yang merupakan gambaran ideal bagaimana pendidikan, pengajaran serta pembelajaran itu dilaksanakan menuju transformasi pendidikan ke arah yang lebih baik. Melalu falsafah pendidika, Tri Rahayu, Tri-Kon, serta Tri Pusat Pendidikan KHD mengingatkan tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang merdeka, mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai insan, maupun sebagai masyarakat. Guru sebagai among yang mendampingi dan menuntun murid untuk tumbuh dan  berkembang sesuai dengan kodrat, konteks serta kebutuhannya agar potensi kepemimpinan mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan optimal. Maka guru hendaknya bisa menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pembelajaran yang berpusat pada murid dengan membuat atau merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama, karena murid adalah subjek pembelajaran bukan objek. Dengan kata lain, murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.
  • Modul 1.2 - Nilai dan Peran Guru Penggerak
  • Seorang guru adalah pemimpin pembelajaran yang mempunyai peran utama dalam mewujudkan kepemimpinan murid (student agency), maka nilai-nilai yang dimiliki guru hendakanya bisa menjalankan perannya dengan baik yaitu berfikir reflektif untuk membuat sebuah transformasi pendidikan di lingkungan terdekatnya yaitu lembaga tempatnya mengabdi. Dengan penuh semangat memampukan dirinya melakukan sebuah aksi sebagai bentuk tanggung jawab moralnya sebagai guru, berbekal kompetensi serta pikiran kritis yang dimiliki guru, berkolaborasi dengan guru lain, menciptakan inovasi-inovasi kreatif yang berpihak pada murid, kemudian menggerakkan komunitas yang ada disekelilingnya sehingga kepemimpinan murid (student agency), bisa tumbuh dan berkembang.
  • Modul 1.3 - Visi Guru Penggerak
  • Berangkat dari sebuah Visi sekolah yang merupkan impian semua warga sekolah, guru harus mampu mengomunikasikan dan mengembangkan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan. Dari Visi yang kemudian disusun menjadi misi dilakukan dengan sadar dan terencana secara sistematis, tertuang kedalam program kegiatan pembelajaran yang mendorong dan mempromosikan student agency, serta bukan hanya mendorong pencapaian akademik tinggi, namun juga mendorong well-being atau kesejahtaraan diri murid-murid kita, dengan memberikan ruang untuk mengutamakan pada 3 hal yaitu mendengarkan suara murid, memperhatikan pilihan murid dan rasa kepemilikan murid. Ketika program sudah dijalankan, langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi secara berkala dengan melibatkan warga sekolah, kemudian menentukan langkah selanjutnya sebagai bentuk tidak lanjut dari hasil refleksi. Untuk mencapai visi yang sistematis, konkret, dan terukur, maka diperlukan rancanagan manajemen perubahan dengan menemukan kekuatan positif (Inkuriri Apresiatif) dengan tahapan BAGJA.
  • Modul 1.4 - Budaya Positif
  • Membentuk karakter murid di sekolah tidak bisa serta merta bisa terbentuk dengan mudah, karena murid bukan mesin yang bisa diprogam dengan instan. Membentuk karakter murid dengan menanamkan nilai-nilai kebajikan membutuhkan waktu yang panjang, sehingga perlu dukungan dan kerja sama semua pihak, dilakukan dengan konsisten dan berkesinambungan.
  • Budaya positf dapat tercipta melalui penanaman serta pembiasaan disiplin positif untuk semua warga sekolah dengan membuat sebuah keyakinan nilai kebajikan, berupa kesepakatan kelas dan kesepakatan sekolah. Penanaman disiplin positif yang berpusat pada murid dengan pendekatan restitusi. Dalam proses membuat kesepakatan kelas tersebut perlu melibatkan siswa, serta memberi ruang pada murid untuk mengomuniasikan ide dan pendapatnya (voice), mendorong keterlibatan murid dalam proses memilih bentuk desain kesepakatan kelas serta memajangnya (choice), melaksanakan kesepakatan kelas, membuktikan dan menunjukkan keterlibatan murid dalam menanamkan nilai kebajikan menjadi sebuah budaya di kelas serta sekolahnya (ownership). Begitu pula saat menerapkan restitusi sangat memberikan ruang untuk mengutamakan pada 3 hal yaitu mendengarkan suara murid, memperhatikan pilihan murid dan rasa kepemilikan murid. Hal ini dapat mendorong dan mempromosikan student agency (kepemimpinan murid).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun