Mohon tunggu...
Lilik Maskurotin
Lilik Maskurotin Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas di TK Negeri Pembina Kecamatan Panarukan Situbondo

Lilik Maskurotin, lahir di Kota Grandrung, Banyuwangi 43 tahun yang lalu tepatnya pada 30 Juli 1979. Mempunyai hobi membaca dan menggambar, terutama menggambar cerita tentang anak usia dini. Mengabdi di TK NEgeri Pembina Kecamatan Panrukan sejak tahun 2010, penuh suka cita sebagai ASN dalam bidang pendidikan. Saya juga mempunyai impian bisa mengasah serta mengaktualisasikan bakat menulis menjadi sebuah karya buku, baik berupa buku cerita, antology, kupulan essay, dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid

23 Februari 2023   10:51 Diperbarui: 23 Februari 2023   10:57 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuat catatan yang panjang dan detai

Suka membuka buku teks, catatan, rangkuman materi dll, untuk membantu mereka memikirkan solusi

  • Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily- kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika.

Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha menggunakan kombinasi gaya mengajar

  • Kesimpulan
  • Setelah mempelajari modul 2.1, ada kaitan materi dari modul ajar sebelumnya, yakni modul 1 (yang terdiri dari modul 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4). Saya mencoba menganalisis keterkaitan antara modul 1 dengan modul 2.1
  • Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berpusat pada murid, yang selalu mendahulukan kepentingan siswa dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Guru adalah fasilitator yang melayani dan memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan karakteristiknya, guru juga pemimpin pembelajaran yang menciptakan atau menentukan merdeka belajar bagi murid-muridnya, dengan memberikan pembelajaran bermakna, yang menarik, dan tidak membosankan. Guru harus inovatif dan kreatif dalam mengemas setiap kegiatan pembelajaran. Pembelajaran bermakan mempunyai ciri khas, diantaranya adalah; a) Fun learning, b) Active learning, c) Kotextual learning, d) Learning by doing, dan e) belajar tentang kecakapan hidup (Life skill).
  • Untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi, guru juga harus mempunyai nilai reflektif, kolaboratif, kemandirian, serta memiliki daya saing yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang maksimal, yaitu terwujudnya merdeka belajar dan Profil Pelajar Pancasila.
  • Pembelajaran berdiferensiasi dalam suatu lembaga bisa maksimal hasilnya jika guru mampu menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi Coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mampu mewujudkan kepemimpinan murid, serta mampu menggerakkan komunitas prakatisi di lingkungannya.
  • Dalam melayani keberagaman karakteristik murid, guru haruslah visioner. Guru hendaknya mempunyai impian (visi) tentang muridnya. Guru harus dapat menemukan kekuatan positif dalam dirinya, rekan  sejawat, serta dalam diri semnua warga sekolah, kemudian berkolaborasi untuk mewujudkan visi bersama. Dalam mewujudkan visi yang sitematis, konkret, dan terukur, diperlukan rancangan manajemen perubahan dengan metode Inkuiri Apresiatif  dan menggunakan tahapan BAGJA.
  • Pembelajaran Berdiferensiasi, bukan hanya memperhatikan serta memenuhi kebutuhan belajar murid saja, tetapi guru juga harus memperhatiakan dan memenuhi kebutuhan dasar dari murid-muridnya.
  • Setiap manusia/murid memiliki motivasi perilaku tertentu dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan kebutuhan belajarnya, maka guru juga harus memahmi motivasi perilaku manusia, bagaimana menghargainya, memberi apresiasi.  Tindakan apa yang akan diambil guru jika ada yang tidak terpenuhi.
  • Guru diibaratkan petani yang merawat dan menjaga tanamannya. Guru adalah pendidik yang menuntun dan menghamba pada murid, mengajarkan serta membetuk budi pekerti. Budi pekerti merupakan implementasi dari Afektif/rasa, Kognitif/karsa, dan Psikomotor/karya. Budi pekerti adalah nilai kebajikan universal, yang ditanamakan pada murid melalui pengajaran, pembiasaan, keteladanan, dan perintah yang dilakukan secara kontinyu/terus menerus, konsisten, dan berkesinambungan sehingga menjadi sebuah budaya positif. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, guru harus memahami posisi kontrol dirinya, dapat mejalankan restitusi dengan baik.

Kemampuan guru untuk memahami tujuan pembelajaran dengan baik, memahami karakteristik dan memahami kebutuhan dasar murid, memahami posisi kontrol atas dirinya, dapat menjalankan nilai dan perannya sebagai guru penggerak, akan menjadi salah satu kunci bagi suksesnya implementasi pembelajaran berdiferensiasi, atau pembelajaran yang berpusat pada murid. Jika guru telah memiliki pemahaman yang baik terkait dengan tujuan, akan lebih mudah bagi guru untuk menentukan tahapan-tahapan dalam proses belajar murid dan memutuskan strategi pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan. Sehingga terwujud murid memiliki karakter kuat sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang tercermin dalam Profil Pelajar Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun