Sebagai anak buah, kita mesti pandai mengukur sejauh mana lingkup permintaan pimpinan kita. Kita layak mempertimbangkannya sepanjang tugas-tugas ekstra yang hendak dilimpahkan oleh bos masih sejalan dengan tujuan perusahaan.
Namun, adakalanya bos perayu memanfaatkan kekuasaannya sebagai sarana untuk mememuaskan hasrat pribadi belaka. Permintaannya acap melenceng dari visi dan tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Adakalanya seorang atasan meminta bawahan untuk melakukan hal-hal di luar job desk yang menjadi panduan kerjanya. Sebagai contoh, seorang pimpinan kantor minta stafnya merawat kendaraan pribadinya, atau mengurus kepentingan-kepentingan pribadi lainnya.
Bahkan, kenyataan yang terjadi belakangan ini amat parah dan bikin dada sesak.
Beberapa waktu lalu, kita mendengar kabar mengenaskan tentang seorang pimpinan sebuah institusi yang kehilangan jabatannya. Bukan sekadar menyuruh anak buahnya menjalankan pekerjaan yang menyimpang dari tugas yang mesti diembannya, melainkan memaksanya melakukan tindakan di luar norma.
Bayangkan jika permintaan-permintaan janggal semacam yang dilakukan bos yang baru dipecat itu menimpa diri Anda. Apakah demi karier dan yang lainnya, Anda akan menyanggupinya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H