Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika Tukang Engsel Menyelamatkan Ribuan Karyawan

5 Maret 2024   12:36 Diperbarui: 5 Maret 2024   12:38 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah pintu. Sumber gambar: Nenad Maric dari Pixabay.

James menjadikan Pak Lim sebagai contoh seseorang yang selalu bekerja sepenuh jiwa karena sangat menghargai pekerjaannya. Motivator kondang yang bermukim di Singapura itu sedang membahas cara memaknai pekerjaan dalam artikel berjudul "Makna Pekerjaan Anda".

Sebenarnya, kisah-kisah serupa sudah banyak beradar luas. Sebut saja cerita tentang seorang kuli bangunan yang bekerja dalam projek pembangunan gedung pusat perbelanjaan sebagai salah satu contohnya.

Sang kuli tak berkenan disebut hanya bekerja menyusun batu-bata. Ia meyakini dirinya  sedang membangun sebuah gedung yang akan menjadi sarana untuk memajukan perekonomian negara.

Contoh-Contoh Cara Memaknai Pekerjaan

Barangkali kita tidak akan pernah mengungkapkan kalimat "seheboh" ungkapan Pak Lim. Bagi kebanyakan orang, ucapan pria yang amat percaya diri itu terkesan "ketinggian".

Namun, dengan ungkapan-ungkapan yang lebih "merakyat", kita dapat memotivasi diri menggunakan strategi yang dilakukan Pak Lim. Kita bisa ambil beberapa contohnya.

Seorang tenaga pembukuan, misalnya, bisa mengaplikasikan taktik Pak Lim dengan tingkat ekspektasi yang sesuai dengan karakternya. Kalimat-kalimat yang lebih sederhana bisa saja tak kalah digdaya.

"Kalau saya keliru menginput nominal pengeluaran, harusnya jumlah nol-nya tiga tapi terketik enam, bisa jadi Manajer Keuangan malu. Jangan-jangan malah terkena sanksi lantaran dianggap melakukan markup pembelanjaan."

Tindakan menggelembungkan biaya (markup) sangat potensial berbuah petaka. Risikonya menjadi lebih besar karena bukan hanya si pelaku yang bakal merasakan bencana, melainkan orang-orang di sekitarnya bisa ikut terciprat getahnya.

Bahkan, jika kekeliruan input jumlah uang perusahaan itu dianggap kesalahan teknis semata, dampak negatif tetap akan menyertai pihak yang bertanggung jawab. Sedikitnya, teguran lisan pun cukup membikin seseorang gelagapan.

Contoh lain bisa kita temukan pada seorang karyawan bagian pengepakan. Ia memandang pekerjaannya dalam sederet kalimat yang mampu memompa semangat.

"Seandainya banyak orang kecewa karena barang yang dibelinya rusak akibat packing yang tidak bagus, mereka tak akan membeli barang kita lagi. Perusahaan pasti rugi dan mungkin akan mengurangi gaji. Bagaimana saya dan teman-teman karyawan di sini membiayai sekolah anak-anak kami?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun