Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

5+ Peribahasa Kocak Mengiringi Debat Capres 2024

22 Januari 2024   16:38 Diperbarui: 23 Januari 2024   06:52 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat Capres 2024. Foto: Kompas/Rony Ariyanto Nugroho.

Debat capres 2024 memunculkan banyak kejadian unik dan menarik. Inilah 5+ peribahasa kocak yang "dihasilkan" acara debat yang dihelat lima tahunan itu.

Ingar-bingar pilpres 2024 semakin terasa sejak Komisi Pemilihan Umum alias KPU (meskipun bukan paslon capres dan cawapres 2024, saya mengikuti aturan debat capres dengan menjelaskan singkatan yang saya kemukakan) menyelenggarakan acara debat.

Konon, acara Debat Capres 2024 yang digelar KPU bakal membuka mata warga negara Indonesia selaku pemilih dalam pilpres 2024 mendatang. Dalam debat, rencananya akan terjadi pertarungan sengit para pihak yang terlibat. Para Capres dan Cawapres akan membeberkan gagasan-gagasan mereka serta berbagai upaya untuk mencapai rencana-rencana yang disusun oleh (tim sukses) masing-masing kandidat.

Yuk, sempatkan menjenguk Sri yang diisukan mengundurkan diri.

Kita yang turut menyaksikan acara-acara debat para kandidat, tentu merasakan aura persaingan yang ketat. Namun, jangan hanya terpaku pada pertarungan gagasan. Sebab, di tengah-tengah perdebatan, acap kali kejadian-kejadian unik kita saksikan. Tentu sangat menarik menikmati kejadian-kejadian unik.

Sungguh sayang bila peristiwa-peristiwa yang patut dikenang begitu saja hilang. Agar tidak melayang terbawa angin yang bertiup kencang, saya membikin catatan beberapa kejadian yang layak dikenang.

5 Peribahasa Kocak Tersaji dalam Debat Capres 2024

Berikut ini sebagian catatan mengenai Debat Capres 2024, dalam wujud  5 peribahasa yang (mudah-mudahan cukup) kocak sebagai selingan ngemil coklat.

1. Sedia payung sebelum hujan

Peribahasa ini amat cocok disematkan kepada Capres nomor urut 2.

Buktinya, dalam Debat Capres 2024 putaran ketiga tanggal 7 Januari 2024 lalu, sang kandidat "basah kuyup" akibat "hujan deras" yang mengguyur Senayan. Rupanya, Capres nomor urut 1 sedang giat-giatnya menghujani Capres sebelahnya dengan pelbagai pertanyaan yang gimana gitu.

Dan, apesnya, Capres satunya lagi yang sempat diajak "bersahabat", ternyata menohok dari belakang. Menjelang berakhirnya sesi debat, Capres yang awalnya mesam-mesem ini "berkolaborasi" ikut melontarkan jurus-jurus serangan mematikan dari sisi yang berbeda.

Alhasil, Capres yang mendapat serangan dari dua arah pun megap-megap. Sepertinya basah kuyup bukan lagi istilah yang tepat menggambarkan dirinya kala itu. Barangkali, terseret "air bah" lebih mengena.

Kondisi tak mengenakkan itu tentu saja bukan kesalahan paslon capres semata. Ada andil tim pendukung di dalamnya.

Mestinya, tim di belakang paslon mengantisipasi kejadian seperti ini. Jika belum sanggup menyediakan perahu karet, setidaknya mereka menyiapkan payung sebelum bertolak ke Senayan.

Bila Anda cukup terkesan dengan peribahasa yang belepotan, sudah sepatutnya Anda mencicipi sajian peribahasa asal-asalan tentang kaum rebahan.

2. Kura-kura dalam perahu

Kalau peribahasa ini pas banget menggambarkan "serangan" Cawapres nomor urut 2 terhadap Cawapres nomor urut 1 dalam Debat Cawapres pertama.

Kala itu, Cawapres yang baru muncul menjelang penutupan pendaftaran itu pede sekali menjalankan aksinya. Sekilas tampak ia mengajukan pertanyaan tentang rencana paslon nomor urut 1 dalam mengembangkan ekonomi syariah di negara kita.

Namun, yang terjadi bukan perdebatan terkait program untuk meningkatkan peringkat Indonesia dalam komunitas ekonomi syariah internasional. Kandidat Cawapres yang ditanya tak sempat memaparkan pemikirannya karena kebingungan menerjemahkan istilah asing (singkatan dalam bahasa asing yang bikin kepala Cawapres 1 pusing) yang digunakan penanya.

Entahlah, saya tak begitu paham dengan apa yang terjadi saat itu, mungkinkah ada kura-kura dalam perahu? Apakah itu jenis pertanyaan untuk memancing perdebatan sehat atau sekadar bikin lidah terlipat?

Yang jelas, pertanyaan dari Cawapres termuda dalam sejarah pilpres di Indonesia itu berdampak besar. Pertanyan itu telah mendorong KPU menambahkan aturan debat yang selama ini belum dibuat.

3. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit

Jakarta Convention Center (JCC) menjadi lokasi Cawapres nomor urut 1 "mendeklarasikan" terminologi 'tobat ekologis' yang terdengar sangat manis. Terminologi yang diungkapkan dalam acara Debat Capres 2024 putaran keempat ini dimaksudkan sebagai langkah untuk mengurangi kerusakan lingkungan, misalnya melakukan pembangunan tidak dengan ugal-ugalan.

Komitmen ini tentu bakal mendapatkan applaus bila benar-benar dijalankan secara serius. Namun, mengikis tabiat yang telah merasuk ke dalam tulang, tentu bukan persoalan gampang.

Bagaimana jika komitmen melakukan tobat ekologis dimulai dari urusan yang "ringan" dan praktis? Misalnya, kader-kader partai (pendukung) yang bermimpi menjadi anggota dewan, tidak lagi memajang foto diri dengan cara menyiksa tanaman.

4. Ombak yang kecil jangan diabaikan

Ada sebuah momen menarik ketika Cawapres nomor urut 3 bereaksi atas ucapan Cawapres nomor 2. Momen yang terjadi dalam debat edisi keempat ini kemudian melambungkan istilah 'recehan'.

Kadang-kadang, sesuatu yang dianggap orang sebagai recehan justru menyusahkan. Sebagaimana ombak kecil yang diabaikan, bisa saja gegara recehan orang jadi kelimpungan.

Berkaca pada ombak kecil yang dipandang remeh, barangkali kita juga perlu belajar menghargai yang receh-receh. Adakalanya recehan-recehan mampu membuktikan diri tak layak diremehkan. Bukankah kita acap menjumpai kejadian di pasar swalayan, recehan bisa bikin kasir dirisak oleh pelanggan?

5. Bagai pungguk merindukan bulan

Nah, peribahasa terakhir ini tidak dimaksudkan untuk menggambarkan salah satu dari ketiga paslon Capres peserta pilpres 2024.

Peribahasa ini merupakan persembahan khusus bagi seluruh rakyat Indonesia, utamanya pemirsa setia acara Debat Capres 2024. Berdasarkan pendapat-pendapat yang mengemuka, ternyata pungguk-pungguk masih terus mengharapkan kehadiran sang rembulan.

Rakyat Indonesia belum beroleh apa yang mereka butuhkan.  Acara Debat Capres 2024 belum banyak mengungkap paparan mengenai gagasan-gagasan para calon pemimpin negara masa depan.

Sebenarnya, harapan penduduk tidaklah muluk-muluk. Mereka hanya ingin menyaksikan perlombaan mengadu gagasan, agar terlihat siapa yang paling layak mendapat kepercayaan.

Namun, apa yang masyarakat dapatkan? Saya kira tidak perlu lagi penjelasan.

Bonus Istimewa untuk Anda

Terima kasih, Anda telah berlelah-lelah hingga layak mendapat hadiah. Karena Anda tekun menyimak tulisan receh ini hingga mendekati paripurna, saya akan mempersembahkan sebuah bonus istimewa.

Apa hadiahnya? Tenang, berikut ini bonus yang bisa Anda nikmati sembari menyeruput sisa kopi di dasar gelas.

Boleh juga mampir menengok Kancil Milenial yang tetap eksis di era digital, meskipun kali ini mengusung hoaks yang gagal.

Bonus: Tidak ada makan siang gratis

Ada satu semboyan yang masyhur di berbagai kalangan, yakni "Tidak ada makan siang gratis".

"Salah!" kata salah satu pasangan calon presiden dan wakilnya.

"Tak lama lagi, semboyan itu bakalan basi," kata mereka melanjutkan penjelasannya, "Tapi, tentu saja kalau kami memenangkan kompetisi."

Ada lagi harapan mereka. Semoga saja anggaran negara mencukupi, sehingga tidak harus ngutang lagi.

Yah, memang sangat dimungkinkan adanya perubahan suatu semboyan. Makna sebuah slogan bergantung pada keadaan.

Nah, itulah beberapa catatan penting mengenai jalannya pesta demokrasi yang sedang kita susuri. Apakah Anda punya catatan menarik lainnya terkait acara Debat Capres 2024?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun