Ada sebuah momen menarik ketika Cawapres nomor urut 3 bereaksi atas ucapan Cawapres nomor 2. Momen yang terjadi dalam debat edisi keempat ini kemudian melambungkan istilah 'recehan'.
Kadang-kadang, sesuatu yang dianggap orang sebagai recehan justru menyusahkan. Sebagaimana ombak kecil yang diabaikan, bisa saja gegara recehan orang jadi kelimpungan.
Berkaca pada ombak kecil yang dipandang remeh, barangkali kita juga perlu belajar menghargai yang receh-receh. Adakalanya recehan-recehan mampu membuktikan diri tak layak diremehkan. Bukankah kita acap menjumpai kejadian di pasar swalayan, recehan bisa bikin kasir dirisak oleh pelanggan?
5. Bagai pungguk merindukan bulan
Nah, peribahasa terakhir ini tidak dimaksudkan untuk menggambarkan salah satu dari ketiga paslon Capres peserta pilpres 2024.
Peribahasa ini merupakan persembahan khusus bagi seluruh rakyat Indonesia, utamanya pemirsa setia acara Debat Capres 2024. Berdasarkan pendapat-pendapat yang mengemuka, ternyata pungguk-pungguk masih terus mengharapkan kehadiran sang rembulan.
Rakyat Indonesia belum beroleh apa yang mereka butuhkan. Â Acara Debat Capres 2024 belum banyak mengungkap paparan mengenai gagasan-gagasan para calon pemimpin negara masa depan.
Sebenarnya, harapan penduduk tidaklah muluk-muluk. Mereka hanya ingin menyaksikan perlombaan mengadu gagasan, agar terlihat siapa yang paling layak mendapat kepercayaan.
Namun, apa yang masyarakat dapatkan? Saya kira tidak perlu lagi penjelasan.
Bonus Istimewa untuk Anda
Terima kasih, Anda telah berlelah-lelah hingga layak mendapat hadiah. Karena Anda tekun menyimak tulisan receh ini hingga mendekati paripurna, saya akan mempersembahkan sebuah bonus istimewa.
Apa hadiahnya? Tenang, berikut ini bonus yang bisa Anda nikmati sembari menyeruput sisa kopi di dasar gelas.
Boleh juga mampir menengok Kancil Milenial yang tetap eksis di era digital, meskipun kali ini mengusung hoaks yang gagal.