Beban perasaan berhutang budi itu dapat menyebabkan ia mencari-cari cara untuk membalas kebaikan sang pimpinan. Akan sangat berbahaya bila kemudian ia mulai menabrak-nabrak aturan guna membalas budi atasannya.
4. Sikap kritis meluntur
Setelah mendapatkan "hadiah" jabatan dari seorang atasan, kemungkinan besar seorang pegawai akan berubah menjadi seekor kerbau yang dicucuk hidungnya di hadapan pimpinan.Â
Ia hanya akan mampu menganggukkan kepala terhadap setiap titah sang pimpinan. Dalam kondisi seperti ini, nyaris mustahil mengharapkan sikap kritis si pegawai terhadap atasannya.
Bahkan kondisi yang lebih buruk bisa saja terjadi. Ketika atasan yang telah menghadiahinya sebuah jabatan melakukan perbuatan yang menyimpang dari ketentuan, ia akan sungkan menegur atau melaporkan tindakan sang atasan.
5. Prospek karier yang buruk
Keempat dampak yang telah saya sebutkan di atas akan terasa bila permintaan jabatan oleh seorang pegawai dikabulkan oleh atasannya.Â
Bila karena alasan profesional sang pimpinan tidak memberikan jabatan yang diminta, maka sang atasan akan memberikan penilaian buruk terhadap si pegawai. Bisa jadi atasan itu akan menerakan tanda merah pada database si pegawai.
Seorang pegawai yang telah mendapatkan stigma buruk dari atasan akan kesulitan meraih jenjang karier yang lebih baik. Kata sebuah peribahasa, "Sudah jatuh tertimpa tangga". Sudah tidak mendapatkan jabatan yang diinginkan, semakin suram pula masa depannya.
Jadi, apa enaknya memiliki jabatan jika berbagai hal buruk akan menimpa kita?
Referensi:Â 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H