Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Pengunjuk Rasa Gemar Melempar Telur Busuk?

25 September 2019   14:16 Diperbarui: 26 September 2019   10:39 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembakaran ban umumnya dilakukan di tengah jalan atau tempat terbuka lainnya karena jika aksi semacam ini dilakukan dalam gedung tentu sangat berbahaya.

Penggunaan keranda dalam aksi demonstrasi dimaksudkan untuk menunjukkan sikap keprihatinan atas perlakuan penguasa atau lembaga negara tertentu terhadap seseorang atau suatu institusi.

Dalam salah satu kasus terkini, beberapa demonstrasi dilakukan dengan mengusung keranda bertuliskan "KPK". Tentu saja aksi ini ditujukan sebagai keprihatinan atas nasib KPK yang menurut para demonstran telah dilemahkan oleh beberapa lembaga negara. Perlakuan para elit telah membuat seakan-akan KPK telah menemui ajalnya.

Satu lagi aksi yang unik, demonstrasi yang dilakukan dengan melepas busana. Demo semacam ini cukup banyak dilakukan di manca negara, khususnya di negara-negara barat sana. Namun pernah pula beberapa kali terjadi di negeri ini.

Peristiwa terakhir terjadi di Tobasa yang berada di wilayah Sumatera Utara, ketika sejumlah ibu-ibu membuka baju memprotes eksekusi lahan untuk pembangunan jalan yang merupakan bagian dari Proyek Badan Otorita Pariwisata Danau Toba.

Demonstrasi dengan model yang satu ini tentu saja tidak populer di Indonesia. Faktor budaya agaknya membatasi kemungkinan banyak orang berani melakukannya.

Lantas, mengapa demonstrasi dengan melepas busana selalu dilakukan oleh wanita? Kalau dilakukan kaum pria sepertinya tak akan berhasil mendapatkan banyak perhatian warga dunia.

Itulah beberapa cara dan sarana penunjang aksi demonstrasi yang biasa digunakan para pengunjuk rasa. Ke depan barangkali akan muncul "senjata-senjata" baru karena kreativitas selalu berkembang, termasuk dalam urusan unjuk rasa.

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun