Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Pengunjuk Rasa Gemar Melempar Telur Busuk?

25 September 2019   14:16 Diperbarui: 26 September 2019   10:39 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun perlu waspada juga. Beberapa kali pernah tersiar kabar bahwa pelemparan telur busuk ke kepala bisa berujung petaka.

Sesuai berita yang pernah beredar, ada seorang remaja yang tengah berulang tahun dikerjain oleh teman-temannya. Dalam posisi terikat kedua tangannya, ia dilempari telur busuk yang sebagian mengarah ke wajahnya.

Akibatnya fatal, si remaja menjadi buta karena bakteri yang mendekam dalam telur busuk berpindah tempat ke matanya. Dan warta serupa bukan hanya terjadi sekali itu saja.

Sejarah Telur Busuk dalam Demonstrasi

Partisipasi telur busuk dalam "menyemarakkan" unjuk rasa setidaknya telah dimulai sejak tahun 1917. Saat itu tercatat Perdana Menteri Australia Billy Hughes yang menjadi korbannya. Sang Perdana Menteri tengah melakukan kunjungan di kota Warwick, Queensland saat itu.

Program wajib militer yang dicanangkannya banyak ditentang warga. Puncaknya saat ia berpidato tentang perlunya warga mengikuti program ini telah membuat naik pitam warga yang kontra terhadap kebijakannya.

Maka melayanglah telur yang dilontarkan oleh dua bersaudara Pat dan Bart Brosnan mengarah ke kepalanya.

Ada pula yang mencatat bahwa tradisi melempar politisi dengan bahan-bahan busuk telah dimulai sejak tahun 63 M. Dalam masa pemerintahannya kala itu, pemimpin Romawi bernama Vespasian pernah dilempar sayuran jenis lobak. Kabarnya, aksi pelemparan itu sebagai protes oleh warga yang kekurangan pangan.

Alternatif "Senjata" Lainnya

Selain dengan melempar telur busuk, aksi-aksi protes massa juga mengenal cukup banyak cara dan sarana. Beberapa "aksi panggung" yang akrab dengan para demonstran antara lain membakar ban bekas, mengusung keranda dan ... melepas busana.

Pembakaran ban menjadi salah satu aksi terpopuler. Ban yang dibakar tentu saja ban bekas karena sangat kita sayangkan jika ada yang membakar ban baru karena harganya mahal. Pemilihan ban mungkin karena daya tahan bahan karet yang cukup baik sehingga api menyala dalam waktu lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun