Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Guyonan Bahasa Nusantara

27 Agustus 2019   08:59 Diperbarui: 27 Agustus 2019   15:36 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan pagi kali. Aku sudah ada janji mau antar istri ke pajak. Istriku tiap hari ke pajak sendirian, tak enak sekali-sekali ke pajak hari Minggu tak aku antar."

"Lho, memangnya kantor pajak buka hari Minggu? Lagi pula setiap hari ke kantor pajak ngapain?" Saya sungguh heran ada orang setiap hari ke kantor pajak. Seingat saya, Pak Zul pernah bilang istrinya ibu rumah tangga, bukan pegawai kantor pajak.

"Ah, Bapak bilang kantor pajak pula. Maksud aku ke pajak beli sayur untuk dimasak."

Rupanya, Pak Zul menyadari adanya perbedaan istilah di antara kami. Maka, ia pun menerangkan bahwa dalam bahasa setempat, pasar yang merupakan tempat orang berjual beli segala macam barang kebutuhan sehari-hari itu dinamakan pajak.

Oalah, pasar to. Bilang, dong!

Itulah sedikit di antara sekian banyak lelucon yang pernah saya dengar atau bahkan saya alami sendiri berkaitan dengan perbedaan bahasa. Saya yakin, Kompasianer pasti punya banyak pengalaman semacam itu. Hal yang lumrah mengingat kita berada dalam sebuah negara dengan jumlah bahasa daerah yang amat banyak. Jumlah bahasa daerah yang telah dipetakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebanyak 652 bahasa. Itu belum termasuk dialek dan sub dialek.

Bahkan, Summer Institute of Linguistics menyebut jumlah bahasa di Indonesia sebanyak 719 bahasa daerah dan 707 di antaranya masih aktif dituturkan. Sungguh, sebuah negeri dengan kekayaan bahasa yang melimpah.

Jumlah bahasa yang demikian banyak tentu tidak harus disikapi dengan menjaga jarak di antara para pemakainya. Bahkan, kelucuan-kelucuan yang ditimbulkan olehnya acap kali menjadi sarana guyon yang menambah keakraban.

Referensi: 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun