Lidah buaya yang tumbuh dengan subur tidak hanya dibiarkan begitu saja. Akan tetapi mereka mencoba membuat berbagai olahan dari lidah buaya.
Kami pun saling bertukar informasi yang nantinya bisa memberikan manfaat untuk Pak Aad dan keluarganya.Â
Bersama istrinya, lidah buaya yang ada dibuat menjadi minuman lidah buaya, puding, dan stik lidah buaya. Kemudian, mereka mencoba mengolah lidah buaya menjadi dodol.Â
Dan selama TMMD Reguler-110 berlangsung kami banyak menggali informasi di sana karena letaknya yang juga bersebelahan dengan Posko TMMD Reguler.
Senang rasanya bisa bertemu mereka yang begitu semangat dan gigih untuk berinovasi dan mengembangkan bakat yang mereka miliki.Â
Setelah TMMD Reguler dinyatakan usai, alhamdulillah silaturahmi masih tetap berjalan dengan baik. Bukan karena pernah pinjam seratus ya ... hehe bercanda.
Setelah TMMD selesai, Pak Aad dan istrinya masih terus konsisten membuat olahan lidah buaya. Bahkan dari dinas terkait pun sudah mulai membantu untuk proses pengembangannya.Â
Beberapa kali kita bertemu di bazar-bazar UMKM atau acara-acara yang melibatkan UMKM lokal. Olahan-olahan lidah buayanya sudah mulai banyak dan dilirik oleh pelanggan.
Ada es krim lidah buaya yang lembut dan enake polll, es lidah buaya yang tidak pernah luput dari pandangan, minuman dengan potongan lidah buaya yang segerrr banget, kemudian ada juga stik lidah buaya yang kemasannya sudah cakep pake banget dan mulai merambah masuk di toko-toko modern karena kerja sama dengan Tuka-Tuku Purbalingga.Â