Saya mencatat beberapa alasan kegagalan memenuhi teori hidup minimalis ataupun manajemen waktu:
Ingin sempurna
Sebagai seorang HSP (Highly Sensitive Person), saya sering terbentur antara waktu untuk kerja dan mengerjakan pekerjaan rumah.Â
Sekalipun beberapa tugas sudah didelegasikan pada Putri Kecil, tetapi ketika merasakan lantai yang kotor membuat hati saya menjadi tidak nyaman.
Hal yang sering terjadi, saya akan menyapu dan mengepel kembali. Yang seharusnya waktu untuk itu dapat saya gunakan untuk membuat buku elektronik.
Overthinking tentang hari esok
Ini menyangkut masalah belanja bahan-bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Ada kalanya belanjaan yang agak banyak tidak dapat tersimpan rapi, atau bertumpuk.
Motivasi yang bisa tiba-tiba hilang
Periode haid merupakan waktu yang menyiksa. Nah, di saat inilah biasanya manajemen waktu menjadi kacau.
Membiarkan gangguan dari dalam diri sendiri ataupun dari luar menguasai
Sejak 4 tahun lalu, saya hidup dikelilingi para gaslighter. Dengan kondisi HSP, maka gedoran di tembok dari tetangga yang memang niat menggangu adalah palu godam yang benar-benar meremukkan mental dan kesehatan.Â