Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Mengubah Tingkah Laku dan Kebiasaan Buruk?

26 Februari 2022   14:10 Diperbarui: 27 Februari 2022   09:16 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Many behavioral theories have been developed that offer insight into contextual, environmental, individual, and social factors that influence intervention effects and highlight the potential to resolve problems rooted in how we behave. (Jeremy Sutton)

Perubahan tingkah laku di seluruh dunia adalah masalah penting di era digitalisasi dan globalisasi. Dan solusi efektif dari permasalahan tingkah laku akan menyelesaikan isu kesehatan, kesehatan mental, finansial, dan kriminal.

Permasalahan aktual yang ada di masyarakat, langsung atau tidak langsung berkaitan dengan tingkah laku. Termasuk diantaranya Covid 19, obesitas, diabetes, jantung koroner, bahkan infeksi organ seksual.

Merubah Tingkah Laku dan Kebiasaan

But making changes from existing unhealthy behaviors to new and positive ones is never easy. (Jeremy Sutton)

Berubah itu sulit. Apalagi harus merubah kebiasaan buruk menjadi suatu kebiasaan baru yang positif, bukan hal yang mudah. Butuh komitmen kuat, dan hanya individu itu yang dapat menentukan sukses atau tidaknya perubahan.

Bagaimana merubah tingkah laku dan kebiasaan buruk?

Periksa tingkah laku dan kebiasaan sehari-hari. 

Pertama-tama, amati tingkah laku dan kebiasaan sehari-hari. Lalu koreksi, apakah ada tingkah laku atau kebiasaan yang perlu diubah?

Jika ada, pahami tentang apa dan mengapa harus merubah tingkah laku itu. Lalu motivasi diri untuk berubah, sebab motivasi adalah kunci sukses suatu perubahan. 

Untuk hasil pemeriksaan yang lebih baik, pendapat pihak lain dapat membantu penilaian. Misal, keluarga, teman, rekan kerja, atau orang-orang di sekitar tempat tinggal.

Merencanakan tingkah laku yang diinginkan.

Buatlah suatu perencanaan yang mungkin untuk dicapai. Alias tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlampau rendah.

Metode perencanaan dapat menggunakan SMART atau SCAMP.

SMART:

  • Specific (Tertentu)
  • Measurable (Terukur)
  • Attainable (Terjangkau)
  • Realistic (Terealisasi)
  • Time-bound (Terbatas Waktu)

SCAMP:

  • Specific (Tertentu)
  • Controllable (Terkontrol)
  • Attainable (Terjangkau)
  • Measurable (Terukur)
  • Personal (Tunggal)

Contoh Resolusi Perubahan:

Jalan kaki pagi dan sore @45 menit memutari kompleks perumahan sepanjang bulan Maret.

Lalu, jawablah 4 pertanyaan berikut:

  • Keahlian apa yang saya miliki, untuk merubah tingkah laku dan kebiasaan buruk?
  • Siapa saja pendukung saya berubah? (Apakah itu keluarga , teman, rekan kerja, dll)
  • Strategi apa yang akan saya gunakan?
  • Pengetahuan apa yang dapat menolong saya?

Keempat pertanyaan tersebut perlu jawaban tuntas. Seandainya tidak rampung, artinya perubahan perlu pemandu. Misalnya, trainer, pendamping, psikolog, dll.

Alternatif lain, bergabung dengan support group. Yang mana satu kelompok memiliki satu atau beberapa pakar dan anggota yang memiliki masalah yang sama.

Di dalam support group, anggota bersama-sama mempelajari keahlian untuk melakukan perubahan. Selain itu, para anggota dapat saling mendukung, sehingga perubahan mungkin terjadi.

Abaikan pemicu yang mengarahkan pada kebiasaan buruk. Atau saat ada pemicu, berikan respon baru yang lebih sehat.

Cari tingkah laku baru yang sifatnya lebih menarik dan mudah melakukannya. Bahkan hasilnya memuaskan semua pihak, bukan hanya diri sendiri.

Misal, saat lapar di sore hari, ganti kebiasaan ngemil sore tidak sehat dengan konsumsi buah-buahan. Atau yang lebih ekstrim, ganti kebiasaan membeli rokok dengan memberi sedekah pada panti asuhan.

Lakukan tingkah laku baru itu secara konsisten, dan blokir terulangnya kebiasaan buruk. Setelah 21 hari, tingkah laku itu akan menjadi suatu kebiasaan baru.

Ini Alasan Mengapa Berubah Itu Sulit

  • Kurang pengetahuan untuk melakukan perubahan.
  • Menyalahkan orang lain sebagai penyebab atau sumber masalah.
  • Meragukan keahlian pemandu perubahan.
  • Menyela nasehat pemandu.
  • Menyangkal bahwa dirinya perlu berubah.
  • Menyepelekan masalah.
  • Pencapaian perubahannya terlalu sukar.
  • Butuh kesabaran, sebab berubah adalah proses yang panjang dan lama.

Kesimpulan

Perubahan tingkah laku di seluruh dunia adalah masalah penting di era digitalisasi dan globalisasi. Permasalahan aktual yang ada di masyarakat, langsung atau tidak langsung berkaitan dengan tingkah laku.

Motivasi adalah kunci sukses suatu perubahan. Namun berubah di tingkat personal maupun di jenjang komunitas tidak mudah. Sebab suatu perubahan sifatnya tidak menarik, tidak memuaskan, bahkan sukar.

Merubah tingkah laku buruk menjadi baik akan memicu suatu kebiasaan baru. Perubahan itu dapat hadir berkat keteguhan hati dan ketangguhan.

Ada begitu banyak teori tentang perubahan dan bagaimana membuat perubahan itu menjadi mungkin. Namun, belum ada cara terbaik untuk berubah yang berlaku umum. Perubahan tingkah laku dan kebiasaan tergantung pada individu itu sendiri (dan kemurahan Tuhan). (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun