Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Mengubah Tingkah Laku dan Kebiasaan Buruk?

26 Februari 2022   14:10 Diperbarui: 27 Februari 2022   09:16 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMART:

  • Specific (Tertentu)
  • Measurable (Terukur)
  • Attainable (Terjangkau)
  • Realistic (Terealisasi)
  • Time-bound (Terbatas Waktu)

SCAMP:

  • Specific (Tertentu)
  • Controllable (Terkontrol)
  • Attainable (Terjangkau)
  • Measurable (Terukur)
  • Personal (Tunggal)

Contoh Resolusi Perubahan:

Jalan kaki pagi dan sore @45 menit memutari kompleks perumahan sepanjang bulan Maret.

Lalu, jawablah 4 pertanyaan berikut:

  • Keahlian apa yang saya miliki, untuk merubah tingkah laku dan kebiasaan buruk?
  • Siapa saja pendukung saya berubah? (Apakah itu keluarga , teman, rekan kerja, dll)
  • Strategi apa yang akan saya gunakan?
  • Pengetahuan apa yang dapat menolong saya?

Keempat pertanyaan tersebut perlu jawaban tuntas. Seandainya tidak rampung, artinya perubahan perlu pemandu. Misalnya, trainer, pendamping, psikolog, dll.

Alternatif lain, bergabung dengan support group. Yang mana satu kelompok memiliki satu atau beberapa pakar dan anggota yang memiliki masalah yang sama.

Di dalam support group, anggota bersama-sama mempelajari keahlian untuk melakukan perubahan. Selain itu, para anggota dapat saling mendukung, sehingga perubahan mungkin terjadi.

Abaikan pemicu yang mengarahkan pada kebiasaan buruk. Atau saat ada pemicu, berikan respon baru yang lebih sehat.

Cari tingkah laku baru yang sifatnya lebih menarik dan mudah melakukannya. Bahkan hasilnya memuaskan semua pihak, bukan hanya diri sendiri.

Misal, saat lapar di sore hari, ganti kebiasaan ngemil sore tidak sehat dengan konsumsi buah-buahan. Atau yang lebih ekstrim, ganti kebiasaan membeli rokok dengan memberi sedekah pada panti asuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun