Sehingga di masa depan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang terbuka. Ketika dia menyakiti orang lain, dia mampu menerima kenyataan itu saat ditegur. Bahkan memiliki empati terhadap orang yang disakiti dan mampu memperbaiki dirinya.
***
Sebagai orang tua, kita tidak lepas dari trauma. Mungkin masa lalu atau masa kecil kita masih menyisakan trauma. Belum lagi dengan trauma saat ini.
Semua trauma yang bertumpuk-tumpuk itu, pasti mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Sehingga, kita punya potensi besar membuat trauma pada anak.
Trauma pada anak, atau penyimpangan perilaku, akan mempengaruhi masa depannya. Baik itu tingkah lakunya, pola pikir, gaya hidup, ataupun karakternya. (*)
Untuk memutus rantai trauma, orang tua perlu aktif menyembuhkan dirinya sendiri dan membantu anak untuk memahami traumanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H