Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Trauma Keluarga, Bagaimana Mengatasinya?

4 Februari 2022   23:31 Diperbarui: 6 Februari 2022   23:45 3165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: www.freepik.com

Baik orang tua maupun anak saling meminta maaf dan memberi maaf. Keduanya belajar menyadari dan menerima kejadian traumatis yang telah terjadi.

  • Pacu diri sendiri untuk merawat diri dan dukung anak untuk melakukan penyembuhan mental.

Perawatan kejiwaan orang dewasa dapat dilakukan lewat cara spiritual, membuat diary, dan intropeksi diri. Yang kuncinya adalah mempertahankan konsistensi melakukan perubahan karakter.

Sedangkan pada anak kecil, penyembuhan mental dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang disukai. Selain itu, meningkatkan spiritualitas anak, memperbanyak waktu bermain, mengurangi beban pelajaran yang kurang penting, menerima kasih sayang juga perhatian yang berlimpah, menerapkan disiplin, dan memberikan makanan sehat.

  • Bertumbuh bersama.

Setelah insiden, orang tua dan anak ibarat berjalan di atas papan rapuh yang kapanpun akan patah. Orang tua, yang mengerti tentang psikologi anak, kiranya lebih percaya diri berjalan sambil membimbing.

Mempererat hubungan dengan anak jadi hal yang krusial. Kunci sukses tumbuh bersama ini adalah serius, percaya diri, dan pengendalian diri.

Sepanjang perjalanan bertumbuh, orang tua dan anak tetap berjalan di atas papan rapuh. Sehingga, orang tua butuh peka terhadap kebutuhan mental anak dan dirinya sendiri.

  • Membangun rasa cinta pada diri sendiri.

Pada saat trauma, rasa cinta pada diri sendiri memudar. Sedangkan rasa sakit akibat insiden lebih besar.

Maka, orang dewasa ataupun anak-anak, yang mengalami trauma, cenderung merusak dirinya sendiri. Misalnya dengan obat-obatan, rokok, minuman beralkohol, seks bebas, ataupun makanan yang tidak sehat.

Rasa cinta pada diri sendiri dapat bertumbuh ketika kita mengganti kebiasaan tidak sehat dengan gaya hidup sehat. Juga mengalokasikan waktu untuk menenangkan dan menyenangkan diri sendiri.

  • Lebih terbuka dan aktif berkomunikasi.

Cara komunikasi terbaik saat trauma adalah membiasakan anak dengan komunikasi yang terbuka. Juga menunjukkan rasa empati pada anak.

Dengan demikan, anak akan belajar untuk membuka diri sehingga dia dapat mengungkapkan emosi-emosinya. Dan merasa aman ketika dia mengutarakan isi hati atau perasaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun