Contoh Kasus:
Anak laki-laki tetangga saya, minta ampun liar. Daripada mengatakan "ya, Mama", saya lebih sering mendengar dia mendikte Mamanya.
Bahkan lebih galak anak ini, daripada mamanya. Hingga hasil akhir, pasti selalu anak yang menang dan mendominasi. Â Sedangkan mamanya mengalah. Bahkan dalam proses belajar pun, sama.
Belum lagi budaya mereka sebagai orang keturunan. Keluarga itu mendewakan anak laki-laki. Sehingga tabiat anak itu makin jelek.
Anak perempuan mereka pun sama. Lebih senang membentak Mamanya. Peran seorang mama di rumah sebelah itu jadi hanya pembantu rumah tangga.
Ada seorang wanita lain di rumah itu. Sayangnya tipe agresif yang senang berperang. Tetapi, justru kharisma wanita ini lebih besar terhadap kedua anak tersebut.
*****
Kehadiran orang-orang ketiga di rumah. Itu salah satu faktor anak liar. Sebab tiap orang dewasa memiliki toleransi yang berbeda.
Anak akan cenderung dekat dengan orang dewasa yang paling nyaman. Cenderung menurut dengan yang paling menguntungkan dirinya.
Orang tua pun jadi tidak bebas berekspresi. Kehilangan kuasa untuk membuat aturan khusus. Yang tujuannya mempererat keluarga.
Bukan hanya rumah sebelah. Banyak keluarga seperti itu. Mama yang kerjanya di rumah, akhirnya tidak bisa mengendalikan anak dan hanya jadi pembantu rumah tangga.