Alas kaki tak pernah singgahi kepala raja
Dan lagi-lagi...
Lidah rawit itu mencetus pucuk tahta simpati
Mengontaminasi para pemilik hati
Tuk menilai dengan mata terpejam dan telinga terkatup
Menyisiri secercah kepercayaan
Bahwa aku...
Sampai langit bosan menarik ulur siang malam
Hanya akan tetap berupa udara kosong
Biar saja...
Mereka hanya buta pada tekad dibalik kelam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!