Mohon tunggu...
Sholikah Natriyani
Sholikah Natriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Lika

I can do it

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aprositos

2 Agustus 2022   17:28 Diperbarui: 2 Agustus 2022   20:44 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, jawabannya dia tak tahu sedikitpun tentang aku, aku yang begitu menyukainya lebih dari bumi menyukai planet lain untuk berada di sekelilingnya.

Pria yang bahkan jauh lebih tua dibandingkan aku. Pria yang tidak bisa menyantap rasa pedas dalam makanannya. 

Tak bisa membiarkan kopi masuk dalam kerongkongannya yang bahkan mampu mengeluarkan suara yang menenangkan. 

Dia pria yang akan lebih menyukai buah kecil berwarna merah dan berbintik penuh dibandingkan harus makan makanan dengan sedikit saus sekalipun. 

Dia yang selalu punya cara pandang tersendiri yang jauh berbeda dengan orang lain tentang apapun itu. Kedua netranya yang unik, yang bahkan tidak ada lipatan eyelidnya yang seperti miliknya. 

Pria yang lebih memilih sandal sederhana dibandingkan sepatu formal, meskipun dia terlihat tampan dengan apapun yang dipakainya.

Tiap kali terbayang sosoknya aku selalu menggila. Aku akan tertawa begitu bahagia seolah seluruh hormon kebahagiaan dalam diriku tersalurkan dalam kekuatan penuh ke sekujur tubuhku. 

Sebesar itulah dampak seseorang itu bagi hidupku. Aku sangat ingin masuk dalam dunianya, mengenal dia lebih dari yang sudah ku ketahui sekarang.

Yang awalnya aku tahu apapun yang disukai dan tidak disukainya. Menjadi tahu berbagai aktivitas yang ia lakukan bersama temannya. 

Suaranya yang merdu selalu berputar dalam pikiran dan benakku. Menemaniku menjalani berbagai hari entah baik atau buruk, selagi aku bisa mendengar suaranya aku akan menjadi baik bahkan lebih baik daripada hari sebelumnya.

Sayang sekali dunianya dan duniaku berbeda. Amat sangat berbeda, meski kita sama-sama manusia dengan pusat penciptaan yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun