Mohon tunggu...
Bahsuan_Anin
Bahsuan_Anin Mohon Tunggu... Guru - Anin Lihi

Anin Lihi lahir di Amaholu Seram Bagian Barat. Adalah anak ke 7 dari 9 bersaudara. Hidup sederhana dan berusaha menyebar manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengulas Kembali Negeri 1000 Benteng: Kerajaan dan Kesultanan Buton

9 November 2016   12:05 Diperbarui: 9 November 2016   12:18 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: TripTrus.com

Banyak peninggalan-peninggalan Kerajaan atau Kesultanan Buton, dianataranya berasal dari Kerajaan Majapahit, selain itu  simbol-simbol kesultanan bernuansa budaya China, Misalnya Malige atau Mahligei, Malige adalah Istana Negara kediaman Sultan sebagai Mokenina Kapuli kekuasaan tertinggi. Menurut asal-usulnya Model konstruksi Mahlige adalah perpaduan Arsiktektur China dan Buton, Malige ini merupakan Istana yang termegah, namun kemegahan bangunan istana tergantung kemampuan ekonomi dari sultan yang berkuasa saat itu. hal ini, Bangunan Malige terdiri tiga tingkat yang menggambarkan tiga tingkat Strata sosial di masyarakat Buton. 

Kaummu (Golongan Bangsawan), Walaka (Golongan Penasehat dan Pengatur sistem pemerintahan), dan yang terbawah adalah Papara (Golongan masyarakat biasa). Selain itu peninggalan Buton adalah Batu Popaua yaitu sebagai tempat pelantika 6 orang Raja dan 37 Sultan Buton, adapun peninggalan Buton yang penting menurut penulis adalah Masjid Kesultanan Buton yang di bangun pada Abad 18 tahun 1542,dimasa pemerintahan La Ingkariari bergelar Sultan Sakiudin Daru Alam, namun masjid itu sekarang sudah di renofasi, ukuran Masjid itu sekitar 20 x 21 M. 

Tidak tertinggal juga, disisi kiri Masjid terdapat Tiang Bendera yang didirikan tidak lama setelah Masjid itu di bangun, adapun kayu Tiang Bendera diambil dari Tailan yang dibawa oleh pedagang dari Patanisiam atau Tailan, dan peninggalan yang tidak kalah penting adalah Tari-Tarian yang sering di pergelarkan di depan tamu Kesultanan, Tarian-Tarian itu menggambar para Bidadari turun dari kayangan.

Inilah sekilas sejarah Peninggalan Kerajaan dan Kesultanan Buton, masih banyak lagi peninggalan-peninggalan yang tidak sempat dituliskan.

Sebagai kesimpulan, di Buton sangat terkenal “Bholimo Harta Sumano Karo (janganlah harta di utamakan jika berhadapan dengan harga diri Anda, harus di korbankan itu harta untuk membela harga diri Anda, artinya Martabat” selanjutnya Bholimo Karo Sumano Lipu Tetapi diri anda secara Pribadi harus di kalahkan oleh kepentingan bersama kepentingan Kampung halaman atau Negara, dan yang ketiga Bholimo Lipu Sumano Agama artinya kepentingan Negara bisa di kalahkan oleh kepentingan Agama”. Jadi di buton kepentingan Agama tetap menjadi Prinsip utama dari kepentingan-kepentingan yang lain.

Waalahu A’lam.

Makassar, 09/11/2016

Penulis: Anin Lihi

Sumber, Video Sejarah Buton Negeri 1000 Benteng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun