Mohon tunggu...
Alifa Syamsi
Alifa Syamsi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

sedang senang membaca dan mencoba senang (konsisten) menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Puisi Sebagai Polisemik: Menggali Makna yang Tersirat dari Kata ke Suara

19 Desember 2024   20:45 Diperbarui: 19 Desember 2024   20:49 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Irama ialah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembutnya ucapan bunyi bahasa dengan teratur.

  • Matra

Matra adalah jumlah dari suku kata pada setiap larik (baris) pada puisi. Beberapa penyair terkadang memanfaatkan matra untuk menciptakan makna dari jumlah suku kata di dalam puisinya. Misalnya sebuah puisi dalam setiap lariknya memiliki jumlah suku kata yang sama, hal tersebut dapat juga dimasukkan pada analisis puisi.

  • Irama

Irama dapat menciptakan aliran perasaan atau pemikiran yang terus menerus dan terfokus, sehingga menghasilkan imaji yang jelas dan hidup. Irama ini tercermin melalui penekanan-penekanan pada kata-kata.

  • Tipografi

Tipografi adakah bentuk metode puisi secara visual. Hal ini berhubungan teks puisi seperti dari jenis huruf, ukuran, tata letak, penempatan, bentuk teks, dan sebagainya. Tipografi juga dapat berfungsi sebagai penyampaian makna. Misalnya, puisi yang menceritakan tentang sebuah kisah di sungai, maka teks puisi tersebut dapat dibentuk seperti aliran sungai.

Hakikat Puisi

  • Tema

Tema adalah pokok persoalan yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

  • Amanat

Amanat dapat berupa pesan yang ingin disampaikan oleh penyair. Amanat ini kadang-kadang merupakan tujuan yang tidak disadari, misalnya dapat bergantung pada cita-cita, pandangan hidup, atau keyakinan penyair.

  • Feeling

Feeling merupakan sikap penyair terhadap tema atau isu yang disampaikan dalam puisinya. Setiap penyair memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menyikapi suatu persoalan.

  • Nada dan Suasana

Nada dan suasana merujuk pada sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya secara umum. Penyair dapat menunjukkan sikap rendah hati, angkuh, persuasif, atau sugestif kepada pembacanya.

Demikian metode dan hakikat puisi yang dapat menjadi acuan untuk analisis dan mengkaji sebuah puisi. Poin-poin ini juga dapat digunakan oleh para juri pada saat menilai karya puisi dalam sebuah lomba. Puisi yang baik dan unik adalah puisi yang memiliki metode dan hakikat puisi yang terbentuk secara pribadi oleh pengarang.

Kembali pada podcast Sajak Tiga Suara, kami belum sempat membawakan kajian puisi secara detail dari segi metode dan hakikatnya. Meskipun begitu, bagian satu ini dapat memberikan pandangan bahwa pemaknaan setiap puisi dapat berbeda setiap orang dan tentu tidak ada salah benarnya. Setiap orang memiliki pengalaman dan pemikirannya masing-masing yang dapat menjadikan arti dalam setiap kata berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun