Maafkan aku teman..maafkanlah aku..maaf...
Tersenyum dan Tetap semangat..
------------------------------
Dan Kami Menjadikan pelita yang terang benderang (matahari) (QS. Annaba:13)
Jum’at ceria..
“Ibu bapak, Fadli pamit berangkat kerja dan nanti malam berangkat wisata ke Pacitan.”pamitku kepada orang tua.
Pantai..pantai...pantai...sepanjang perjalanan ke kantor, bayangan keindahan dan kesejukan pantai di Pacitan.
“Selamat pagi teman..selamat pagi semua.”sapaku pada teman-teman di kantor.
Tak sabar rasaya melihat keindahan pantai. Sebentar-sebentar menatap tembok melihat jam dinding. Emmm masih pagi masih jam 9 pagi.
“Kenapa dek?kelihatan gelisah melihat jam dinding.”Bang Zainal mengagetkanku.
“Hahahaha...sok tahu nih bang Zainal. Dari tadi aku sibuk kerja bukan melihat jam dinding.”cari alasan jawaban.
“Santai, jam nya tetap kok tidak berubah.hehehehe... yang mau berlibur jangan lupa oleh-oleh ya?”bang Zainal mulai deh rusuhnya.
-----------------------------------
“April beneran kah mobil yang disewa bisa untuk karaoke? Nih flasdisk sudah siap 200 lagu.”Mas Didit semangat karaoke. Perjalanan yang jauh diiringi nyanyian merdu teman-teman setidaknya tidak membuat perjalanan membosankan.
“Pasti bisa kok, kemarin aku tanya ke yang punya mobil bisa.”April meyakinkan kami.
“Awasss ya kalau tidak bisa, pokoknya kamu harus menyanyi sepanjang perjalanan tidak boleh tidur. Kalau tidak menyanyi turun dari mobil lhohhh.Hahahaha...”Mas Didit tertawa.
“Lumayan bisa mendengarkan suara April gratis.hehehe..”mami Phika ikut tertawa.
“Jahatnya kalian. Santai saja, siapkan saja suara emas kalian.hehehe...”April sudah siap menyanyi.
“Teman...Cik Yen batal ikut, kenapa sih batal ikut?”Neni berlarian mengakabari kami.
“Lhohhh siapa yang batal ikut?”tanya April.
“Kenapa ya Cik Yen batal ikut?”terlihat mami Phika murung.
Semua teman-temanku terlihat sedih mendengar berita Cik Yen batal ikut.
“Maafkan Tya dan teman-temanku semua, aku ingin berangkat sebenarnya tetapi aku tidak bisa. Ada telepon darurat, aku harus pulang ke Sukoharjo sore ini. Maafkanlah aku, kalian tetap berangkat ya?Selamat berlibur.”Cik Yen pamit tidak ikut.
“Kenapa sih Cik Yen?huhuhu...”Neni menangis.
Suasana terasa berbeda tidak semangat, ada salah satu yang tidak ikut.
------------------------
“Laporan tahun 2014-2016 segera dikirim maksimal besok pagi.”pesan singkat yang kuterima.
Bingung harus bagaimana, data segitu banyaknya mana mungkin selesai hari ini. Kenapa sih perintah tugas baru hari ini, tidak kemarin-kemarin. Apa yang harus kukatakan sama teman-temanku. Sedih rasanya, kerja hari ini rasanya tidak semangat. Setelah mendengar Cik Yen batal ikut, apa aku juga batal ikut?
“Sudah siap berapa baju?”tanya bang Zainal.
“Sudah siap 1 lemari bang, tapi batal ikut sepertinya aku.” kuceritakan batal ikut wisata.
“Batal?sudah cerita sama teman-teman?kamu itu masih muda, jangan memikirkan pekerjaan saja. Sudah tinggal saja itu, pergilah wisata.” Bang Zainal terlihat agak marah.
“Tetapi bang?ini kan sudah tugasku, aku juga bingung ini.”jadi tambah sedih.
“Sudah pokoknya berangkat..berangkat saja. Pekerjaan bisa dilanjut setelah pulang wisata.”Bang Zainal pergi meninggalkanku.
“Fadli, nanti Boogie, Ida, dan Hanif langsung kumpul dirumah mami Phika ya.”Mas Didit mengabariku.
Boogie, Ida, Mas Hanif adalah teman-temanku yang bekerja di luar kota.
“Maafkan aku teman..maafkanlah aku..maaf...aku batal ikut. Tersenyum dan tetap semangat.”berat rasanya ijin tidak ikut.
“Hey jangan bercanda kau, setelah Cik Yen batal kenapa kau juga batal ikut. Kalau begitu kita batalkan wisata ke Pacitan.”Mas Didit terlihat marah.
“Maafkan ada tugas mendadak. Kalian tetap berangkat ya, lain kali kita berangkat bersama.”hanya permohonan maaf yang kusampaikan.
“Sampai jam berapa selesainya?kita tunggu sampai jam 10 malam di rumah mami Phika. Fadli dan Cik Yen kita tunggu.”Tya begitu yakin kalau semua berangkat.
Tidak rela rasanya teman-teman berangkat, tetapi aku tidak ingin jadi penghalang..semangat Fadli suatu saat nanti bisa berangkat bersama tujuh petualang dan yang lain.
------------------------
Jam 21.30 malam dirumah mami Phika. Suasana rumah mami Phika dipenuhi peserta rombongan wisata ke Pacitan.
Detik-detik keberangkatan...
“Assalamu’alaikum...Fadli datang bergabung?” ahirnya tugas terselesaikan.
“Yeayyy, Fadli datang. Selamat datang dirumahku teman?”sapa mami Phika.
“Selamat datang om, tante. Ini rumah Fathir lhohh.”Fathir ikut menyapa
“Panggil aku mbak April ya?”April menyapa Fathir.
“Emmm tidak mau. Kan mamaku tadi nyuruh panggil tante ya?hehehhe...”jawab Fathir sambil berlarian.
“Oke pesertanya aku absen ya? Fadli, Boogie, Hanif, Tya, April, Neni, Ida, Mas Didit dan Nyonyanya, Papa, Fathir, Budhe. Emm kurang Cik Yen teman kita ya?”mami Phika absen peserta.
“Assalamu’alaikum bolehkah Yeni bergabung?”Cik Yen datang tersenyum. Sore ini Cik Yen batal pulang ke Sukoharjo, minggu depan baru pulang. Kenapa dipanggil Cik Yen?karena matanya agak sipit.hehehe..
“Waalaikumsalam...Cik Yen aku menunggumu.”Neni berlarian menghampiri Cik Yen.
“Berangkattt....sudah lengkap kan?berangkattt.. Yeayyy pantai..pantai.”senang rasanya.
“Ayooo berangkat..suara emasnya disiapkan ya?”Mas Didit sudah siap karaoke.
Syukurku padaMu Ya Allah Engkau mudahkan urusanku.
------------------------------
12 Agustus 2016
Rombongan wisata ke Pacitan menempuh sekitar 7 jam perjalanan kami tempuh. Waktu Subuh, kami sampai di pantai Klayar Pacitan. Sujudku padaMu Ya Allah, kami sholat Subuh berjamaah. Hembusan angin dan ombak terasa menyejukkan.
Pantai Klayar..kami datang..
“Yeayyy...pantai aku datang..Karena pantai itu one of place that give me peaceful and warmness, bisa merecharge energi positif membuang kepenatan dalam diri kita. Pantai memberi pesona karya Tuhan yang abadi, gemuruh ombak, laut yang luas nan biru dan menyatu dengan langit yang biru membuat kita semakin mengagumi karya Tuhan. Kalau kata Yovie and Nuno : seperti ombak debar jantungku menanti jawabanmu uwoo….jawaban disini maksudnya mengajarkan kita untuk senantiasa bersabar untuk menanti atas jawaban dari do’a-do’a yang kita panjatkan.” mulai deh Neni menyanyi.
“Neni..neni...menyanyi atau curhat nih?”April tertawa mendengar nyanyian Neni.
“Coba kemarin aku bawa gitar, kuiringi kalian dengan petikan gitarku.hehehe...” Boogie sang gitaris tanpa gitar.
Pengunjung yang lain terlihat menikmati pantai. Kami tujuh petualang juga menikmti keindahan pantai dan tidak lupa foto-foto pemandangan pantai Klayar.
“Lihat tuh pantainya bagus banget, udara pagi di pantai sejuk. Ada waktu yang terperangkap, seperti dekat, seperti pernah ada.. seperti rindu pada nuansa yang karib, ada hal-hal yang selalu ingin kubiarkan hanyut. Tentang perempuan yang memasukkan puisi dalam botol kaca lalu membuangnya jauh ke tengah ombak. Apa itu aku? Di pantai, ada keindahan yang mengalir mendekat seperti teman. Datang, lalu datang lagi. Seperti menyampaikan pesan dari seberang daratan yang jauh. Pesan dari jutaan gulungan puisi dan ombak. Pesan untuk bahagia.” Ida si filsafat mulai deh mengeluarkan keahliannya.
“Emmmm berat..berat...ini masih pagi lhohh belum sarapan.hehehehe....”Boogie tertawa mendengar Ida.
“Lihat tuh bebatuannya mirip sphinx di Mesir, ayo foto disana.”Aku mengajak mereka menyusuri pantai.
“Ayooo bergabung dengan yang lain, kita kan berangkat 14 orang bukan tujuh petualang lagi.hehehhe...”Cik Yeni mengingatkan kami.
------------------------------------
“Hehhh di pantai lhohhh jangan melamum.”Mas Hanif mengagetkanku. Nih orang datang dan pergi dari rombongan seperti hantu.hehehe....
“Om..om... ayo main air.” Fathir mengajak kami bermain air.
“Wahhh kalian nih sudah pantas jadi papa. Sudah bisa mengasuh anakku.hehehe..”emm mami Phika senangnya melihat Fathir main bersama kami.
“Lhohhh aku ditinggal foto nih. Aku juga ingin foto bersama kalian donk.hehehe...”Mas Didit dan istri bergabung foto.
“Emmm...emmm...si usil datang. Ayo bubar saja.hahaha...”April tertawa
Pesona pantai Klayar tidak kalah dengan pantai di daerah lain. Kami habiskan waktu bersama bermain air dan foto.
“Ayoo naik ke atas, bisa melihat seruling samudera. Sepertinya bagus pemandangannya terlihat dari atas sana.”Tya mengajak kami melihat seruling samudera.
“Mas, ayo naik kesana.”Fathir ajak Boogie.
“Wahhh kenapa Boogie bisa dipanggil Fathir ‘Mas’ ya, tadi aku dipanggil om. Emmm...”tertawa melihat Fathir yang menggandeng Boogie.
“Wahhh beneran bagus banget kalau melihat pemandangan dari sini. Tuh terlihat seruling samudera.”mami Phika mulai heboh.
“Foto..foto..ayo merapat sini foto.”April juga ikut heboh.
“Emmm Tya foto apa nih?”Cik Yen bertanya.
“Lihat tuh Cik seruling samudera, semburan airnya terlihat bagus. Dari sini terlihat semua pemandangan di bawah. Bahkan bisa melihat pantai yang batasnya sejauh mata memandang. Tetapi untuk kebahagian dan kebebasan aku tidak ingin batasnya sejauh mata memandang.hehehe...” Tya terlihat mengagumi keindahan pantai.
“Heyy aku dengar lhohhh, bukan kebahagian menjadikan kita bersyukur tetapi bersyukurlah membuat kita bahagia. Betul begitu kan.”aku sampai hafal dengan photo profile WhatsApp Tya.
“Cuss pantai kedua ya. Biar semua tujuan tercapai.”Mas Didit mengajak lanjut ke pantai Buyutan.
“Ayooo sudah lapar juga nih perut.hehehe..”Neni mulai deh kelaparan.
---------------------------------
Perjalanan kami lanjutkan ke pantai Buyutan, sekitar dua puluh menit perjalanan dari pantai Klayar. Jalan menuju pantai lumayan curam tetapi sudah lebih bagus daripada beberapa bulan yang lalu.
“Pantai Buyutan aku datang....byur senangnya air pantai ini. Ayo kesini semua.” Aku mengajak mereka bermain di pantai.
“Ayoo mumpung dipantai...nyebur. Cik yen..ayo mandi biar tidak takut air.hehehehe...”Ida semangat banget mengguyur air ke Cik Yen.
“Emmm harus nyebur ya?hehehe... aku suka pantai karena takut air, jadi pergi ke pantai seperti tantangan, pantai dan suasana alam lainnya adalah tempat yang paling pas untuk meluapkan segala bentuk emosi baik suka/duka, bagiku jika punya uang lebih daripada diminta pergi shopping aku akan lebih memilih tadabur alam kepantai misalnya. Selain itu pantai dan alam terkadang dapat menyadarkan betapa kecilnya diriku, saat menyatu dengan ombak dapat mengingatkanku akan hidup dan mati.”Cik Yen ternyata takut air.hehehe...
“Sudah-sudah semua nyebur ya.. aku yang dokumentasikan. Biar ada yang fotoin.heheheh...” Tya mencari alasan karena malas nyebur ke pantai.
Di pantai Buyutan paling lama nih, karena bisa nyebur dan bermain sepuasnya. Sudah terobati rasa rinduku pada pantai. Apalagi setelah nyebur dilanjutkan minum air kelapa muda. Emmm segarnya...jadi anak pantai beneran nih.
Lanjut tujuan ketiga Pantai Banyu Tibo, tidak kusia-siakan nyebur juga dan tujuan keempat Goa Gong. Dua tujuan terakhir ini tidak selama tujuan sebelumnya, karena sudah sore dan waktunya pulang.... liburan yang seruuu. Yeayyy aku merindukanmu pantai-pantai Pacitan, suatu saat nanti aku akan kembali.
------------------------------
Perjalanan pulang...
“Pantai Delegan, Gili Labak, Papuma, Watu Ulo, Kenjeran, Bolo-Bolu, Banyu Anjlok, Lenggoksono, Pasir Putih, Pantai Anyer, pantai daerah Serang dan kali ini Pacitan. Yeahh bertambah lagi investasi pantaiku.hahahaha.... Menjadwalkan ke wisata pantai itu yang terpenting bukan perjalanannya tetapi tujuannya. Ingin kembali ke pantai karena setiap pantai mempunyai keunikan masing-masing banyak pelajaran yang bisa diambil ketika bermain ke pantai, bisa lebih semangat, lebih segar, lebih bisa punya rasa toleransi dan kebersamaan ketika pergi ke pantai bersama teman-teman atau keluarga, dan yang jelas kenapa ingin kembali ke pantai karena selalu ingin nyebur dan berendam, selalu rindu bermain air dan pasir seperti anak kecil yang kadang bisa membuat lupa kalau kita sudah dewasa, kangen suasana udara pantai, suka suara ombak yang menghempas karang,dan selalu ingin melihat sejauh jauhnya mata bisa melihat tanpa terhalang apapun. Selalu suka melihat 3 dimensi warna berbeda dipantai : darat, laut, dan langit. Seganas-ganasnya lautan tidak akan melenyapkan daratan dan seluas-luasnya daratan tetap akan membiarkan laut ada.” April ngomong panjang lebar.
“Kepalaku selalu pening mendengar kau bercakap panjang kali lebar. Ini sudah perjalanan pulang bukan di pantai lagi.”Mas Didit pening.
“Hahaha... harap dimaklumi namanya juga pujangga pantai amatir.”Boogie tertawa mendengar April.
“Ehhh ada tempat oleh-oleh khas Pacitan, ayo mampir. Banyak lhohh makanan khas Pacitan, ada tahu dan bakso tuna.”aku mengajak mereka.
“Setelah itu makan ya..makan sate Ponorogo.Emm...enak lhohhh sate Ponorogo. Mantap sate ayam khas Ponorogo.”Neni mulai deh lapar.
“Neni, kamu setiap usul makanan melulu.”mami Phika tertawa.
“Berikutnya wisata kemana teman?”Mas Hanif bertanya rencana berikutnya.
“Ajak Fathir ya om. Om..mau bermain air dirumah Fathir?banyak air dirumahku.”Fathir tertawa.
“Haha....adik yang manis, kita mau ke pantai agi. Mau ikut lagi kah?”Ida menawari Fathir.
“Wahhh mau ke pantai lagi. Ikutt...”aku paling semangatt kalau ke pantai.
“Emm Fadli nih, yakin ke pantai lagi. Tidak ada lagi kata ‘Maafkanlah aku’.hehehe....”April mengingat kata-kataku kemarin.
“Cinta...Cinta...Baru kata-kata yang diingat, berikutnya engkau akan diingat lhohh..aku do’akan yang terbaik untuk kalian.”Mas Didit nih membuatku mengingat kemarahannya kemarin.
“Aamiin...”semua ikut mendo’akan.
“Rasa cinta pasti ada pada makhluk yang bernyawa.lalalalala...”kunyanyikan lagu untuk semua.
“Merdunya nyanyian vokalis Megaluh band ini.”April tersenyum mendengar nyanyianku.
“Ikut bahagia kalau temanku bahagia. Ke pantai lagi, nambah lagi koleksi pantaiku. Pernah ke pantai-pantai di Bali, pantai Malang selatan, pantai Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Parangtritis, Ancol, Delegan, Kenjeran, dan hari ini Pacitan. Karena setiap pantai punya pesona masing-masing, jadi apa yang ada di suatu pantai bisa jadi tidak ditemukan di pantai lain.”Neni bercerita pantai.
“Wahhh kalian kok sudah banyak mengunjungi pantai?Kalau aku belum banyak sih karena dahulu jarang maen,Parangtritis, BKK (Baron,Krakal,Kukup), pantai Malang, dan hari ini pantai Pacitan. Kalau ada waktu luang dan uang lebih..hayoooo aja. Ingin rasanya kembali ke pantai karena ada kalanya aku ingin mengajak, menunjukkan, berbagi perasaan, berbagi cerita kepada orang disekitarku.. seperti ini lho pantai yang pernah aku datangi.. bagaimana menurutmu?”Cik Yen bisa juga cerita panjang lebar.
“Semangat Cik Yen. Bersyukurlah yang membuat kalian bahagia, syukur atas nikmat Allah masih diberi nafas menghirup kesejukan udara pantai.”Tya tersenyum.
Empat belas petualang siap wisata ke pantai berikutnya. I love beach... I love you all
--lieztya09--
17 Dzulqo’dah 1437 H
#semangat memperbaiki diri
#semangat menjadi pribadi yang indah
#tersenyum dan tetap semangat
#photo by: lieztya09 (Seruling Samudera Pantai Klayar, Pantai Sendang Biru), Lisa (Pantai Bajul Mati, Pantai Goa Cina)
#thanks to: narasumber dan pembaca
#goresan pena ini kupersembahkan untuk temanku, sahabatku. “Kebahagiaan batasnya tidak sejauh mata memandang, tetapi sejauh mana kita bersyukur. Dan tetaplah menjadi diri sendiri.”^-^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H