Mohon tunggu...
Lidwina Daeli
Lidwina Daeli Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya sekarang mengajar PAUD

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Panduan Keterampilan Motorik Halus pada Anak Usia Dini

20 November 2022   19:55 Diperbarui: 20 November 2022   20:19 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Anak-anak mulai mengembangkan keterampilan motorik halus mereka pada masa bayi dan melanjutkannya ke masa TK dan seterusnya. Keterampilan yang memungkinkan anak bergerak dikenal sebagai keterampilan motorik. 

Dua jenis utama keterampilan motorik adalah motorik kasar dan motorik halus. Keduanya harus dikembangkan dengan baik pada anak-anak agar siap untuk pergi ke sekolah dan berfungsi secara mandiri. Pada artikel ini, saya akan menjelaskan keterampilan motorik halus, mengapa mereka penting di tahun-tahun awal, dan bagaimana mengembangkan keterampilan motorik halus dengan sepuluh aktivitas sederhana.

Apa itu Keterampilan Motorik Halus?

Keterampilan motorik halus mengacu pada kemampuan anak untuk mengontrol otot-otot kecil tubuh mereka untuk melakukan fungsi-fungsi tertentu, seperti menulis atau mengikat tali sepatu. Ini juga termasuk otot-otot kecil di tangan, jari tangan, mata, lidah, dan jari kaki.

Contoh Keterampilan Motorik Halus

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan keterampilan motorik halus:

  • Melakukan tugas perawatan diri termasuk berpakaian, mengancingkan, mengikat tali sepatu, menyikat gigi, dll.
  • Memegang/menangani barang-barang kecil,
  • Menggambar, melukis, dll.
  • Membalik halaman buku,
  • Memotong, menempelkan, dan melipat,
  • Makan,
  • Membuat bangunan yang berbentuk balok dan bermain dengan benda-benda kecil,

Perbedaan Keterampilan Motorik Halus dan Motorik Kasar pada Anak

Motorik kasar mengacu pada perkembangan otot-otot besar tubuh, yang memungkinkan seorang anak untuk berjalan, memanjat, menyeimbangkan, dll. Sedangkan, motorik halus mengacu pada perkembangan otot kecil, yang memungkinkan anak memegang pensil atau kancing kemeja. Kemampuan motorik ini dapat ditemukan dalam keterampilan koordinasi mata-tangan, koordinasi mata-jari, kekuatan jari, dan kontrol, serta perkembangan otot seperti jari kaki, lidah, dan mata.

Keterampilan motorik berkembang dimulai dari kepala menuju bagian tubuh ke bawah. Setelah itu, otot-otot kecil menjadi kuat. Oleh karena itu, keterampilan motorik kasar berkembang sebelum keterampilan motorik halus. Hal ini dapat dilihat pada anak-anak pada masa TK yang terampil memanjat, berlari, dan berjalan tetapi masih belajar memegang pensil atau mengendalikan gunting.

Mengapa Keterampilan Motorik Halus Penting?

Keterampilan motorik halus sangat penting karena beberapa alasan.

Anak-anak harus mengembangkan koordinasi motorik halus untuk belajar melakukan tugas-tugas dasar sehari-hari seperti berpakaian, mengikat tali sepatu, menyiapkan makanan, dan tugas perawatan diri lainnya. Di sekolah, mereka perlu memotong, menempel, dan menggambar. Juga, keterampilan motorik halus sangat penting untuk anak-anak di masa TK untuk belajar menulis.

Sebelum anak-anak dapat belajar menulis huruf dan memiliki kekuatan jari dan kontrol pensil yang diperlukan untuk membentuknya, mereka harus mengembangkan otot-otot kecil mereka. Ini melibatkan kemampuan motorik halus anak. Karenanya, selama tahun-tahun awal, guru tidak harus memaksakan anak untuk menulis atau pada usia yang masih begitu muda: masa balita dan anak-anak di masa TK. Otot-otot mereka belum cukup berkembang untuk mengontrol pensil.

Tahun-tahun awal adalah waktu untuk mengembangkan keterampilan pra-menulis, terutama dengan melakukan kegiatan yang mengembangkan otot jari. Perkembangan fisik adalah salah satu dari empat bidang utama pertumbuhan anak Anda, bersama dengan perkembangan sosial, emosional, dan intelektual.

Tonggak Motorik Halus pada Anak Kecil

Berikut adalah garis besar singkat perkembangan motorik halus anak selama 6 tahun pertama. Misalkan, anak-anak mencapai semua tonggak motorik halus. Dalam hal ini, mereka cenderung mengatasi sisi akademis tugas sekolah dengan lebih baik, terutama menulis.

Jika mereka mengalami kesulitan melakukan tugas-tugas dasar, seperti memotong atau memegang krayon dengan benar, guru diajak untuk membantu mereka. Juga, jika hal demikian dianggap tidak cukup, guru harus menganjurkan orangtua anak untuk memberikan kesempatan di rumah untuk mengerjakan keterampilan penting ini.

Anak yang berusia 0-18 Bulan

Selama masa bayi dan balita dini, anak harus diajarkan untuk:

  • Memegang mainan di tangan yang terpisah dan memukul nya secara bersama-sama,
  • Mengambil benda-benda kecil dengan genggaman penjepit,
  • Menunjuk ke objek dengan jari telunjuk,
  • Menjatuhkan dan melempar mainan,
  • Mulai membangun menara utama hingga 3 blok,
  • Memegang krayon atau pensil dan coretan,
  • Menunjukan gambar di buku.

Anak yang berusia 2 Tahun

Pada usia ini, anak diajarkan untuk:

  • Membangun menara 6, 7, atau lebih blok,
  • Memegang pensil di tangan dominan dan coret-coret,
  • Membalik halaman buku satu per satu,
  • Mengenali detail kecil dalam gambar,
  • Menggambar garis, lingkaran, dan huruf seperti "T" dan "V."

 

Anak yang berusia 3 Tahun 

Pada usia 3 tahun, anak Anda dapat diajarkan untuk:

  • Membangun menara dengan hingga 10 blok dan membangun jembatan dengan 3 blok,
  • Memasukkan manik-manik kayu besar ke tali,
  • Memegang pensil dengan pegangan yang benar di antara dua jari pertama dan ibu jari,
  • Menggambar seseorang dengan kepala dan beberapa fitur,
  • Mewarnai dengan kuas besar,
  • Memotong dengan gunting mainan

Anak yang berusia 4 Tahun

Pada usia 4 tahun, anak Anda harus diajarkan untuk:

  • Membangun menara lebih dari sepuluh blok dengan jembatan,
  • Menggunakan pegangan pensil dengan benar,
  • Menggambar seseorang dengan lengan, jari, kaki, dll.
  • Menggambar rumah,
  • Menyalin huruf, salib, dan lingkaran,
  • Memotong benda yang memiliki garis lurus
  • Memasang pakaian dan membuka pakaian sendiri.

Anak yang berusia 5 Tahun

Sejak usia 5 tahun, anak harus diajarkan untuk:

  • Mengambil dan memegang barang-barang kecil,
  • Menyalin dan membangun menara yang lebih kompleks,
  • Menunjukkan kontrol yang wajar saat menulis dengan pensil atau melukis dengan kuas,
  • Menggambar dengan detail,
  • Mewarnai gambarnya dengan tetap dalam garis,
  • Menyalin persegi dan segitiga,
  • Memotong dengan akurat,
  • Meniru "menulis" dengan menyalin surat atau kata-kata tanpa harus mengetahui apa yang dia tulis.

Cara Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus

Keterampilan motorik halus dapat ditingkatkan melalui aktivitas dasar sehari-hari. Dalam hal ini,  guru tidak perlu membeli peralatan mewah. Dengan menggunakan barang-barang sehari-hari, guru dapat menyediakan beragam aktivitas menyenangkan yang memperkuat otot-otot jari anak. Pengalaman saya di kelas telah menunjukkan bahwa banyak anak saat ini berjuang dengan keterampilan penting ini dan menunjukkan peningkatan kesulitan dalam menulis.

Ini mungkin sebagian disebabkan oleh peningkatan waktu layar dan pengurangan waktu bermain, yang mengakibatkan keterampilan motorik kasar dan halus yang kurang berkembang. Karenanya, sangatlah perlu untuk memastikan anak-anak memiliki waktu bermain yang memadai setiap hari. Bagian dari waktu itu dihabiskan untuk melakukan kegiatan seni sederhana dan kegiatan motorik halus lainnya.

10 Kegiatan Keterampilan Motorik Halus Untuk Anak-anak TK

Berikut adalah sepuluh kegiatan dasar yang harus dilakukan anak-anak sesering mungkin untuk memastikan bahwa mereka mengembangkan keterampilan motorik halus. Ini adalah kegiatan yang dilakukan anak-anak saya hampir setiap hari di kelas saya. Ini juga tidak memerlukan gadget yang mewah. Kegiatan yang paling umum dan mudah biasanya yang paling efektif. Setiap kegiatan, saya melakukannya dengan cara yang berbeda-beda.

Prinsipnya adalah, kegiatan ini berfokus pada proses, bukan hasil. Ini semua berdampak positif pada pengembangan dan kreativitas. Misalnya, menggambar bebas, jauh lebih baik daripada menggunakan buku mewarnai.

1. Menggambar

Kegiatan seni proses adalah salah satu cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan motorik halus. Memberi anak kesempatan sehari-hari untuk berkreasi menggunakan bahan dan media yang berbeda sama dengan membantu mereka untuk meningkatkan aspek motorik halus.

Anak-anak harus menggambar setiap hari tanpa gagal. Mereka ingin menghapus dan menciptakan secara alami. Kesempatan ini bisa digunakan untuk memperkenalkan media yang berbeda, seperti:

  • Menggambar dengan krayon lilin dengan berbagai ukuran dan ketebalan.
  • Menggambar dengan pastel minyak, pensil warna, pensil led, pena, spidol yang bisa dicuci, dan stabilo.
  • Menggambar di papan dengan kapur atau di trotoar di luar dengan kapur (gunakan kapur trotoar besar dan kapur tipis).

Meskipun banyak orang tergoda untuk membeli buku mewarnai anak dan membiarkannya mewarnai dalam gambar yang sudah digambar sebelumnya, ini tidak menginspirasi kreativitas. Kertas kosong akan merangsang gambar kreatif, sedangkan halaman mewarnai tidak akan memiliki efek positif pada kreativitas anak. Anak-anak yang melewati tahap menggambar dapat diprediksi ketika mereka memiliki cukup kesempatan untuk menggambar dengan bebas.

2. Melukis

Melukis adalah favorit lain untuk semua anak. Semakin berantakan aktivitasnya, semakin baik! Ada banyak cara berbeda untuk melukis:

  • Mengecat di atas kertas dengan kuas berukuran berbeda, duduk dan berdiri, dan cat di kursi anak,
  • Menggunakan cat jari,
  • Mengecat dengan daun, ranting, atau bahan alami lainnya.
  • Menambahkan cairan pencuci piring ke cat dan tiup gelembung, lalu tangkap gelembung di atas kertas.
  • Menggunakan berbagai jenis cat -- misalnya, cat air dan cat tempera.

3. Memotong dan merobek

Seiring waktu, anak-anak belajar memegang gunting dengan benar dan memegang kertas dengan tangan mereka yang lain, mengendalikan bentuk saat mereka memotong. Guru diajak untuk menunjukkan potongan yang benar, dan membantu untuk memperbaiki bila perlu.

Kegiatan pemotongan meliputi:

  • Memotong kertas tanpa garis -- memotong dengan bebas
  • Memotong sepanjang garis -- misalnya, garis lurus, garis bergelombang
  • Memotong bentuk -- misalnya, kotak, segitiga, lingkaran
  • Memotong gambar di sepanjang garis
  • Memotong berbagai jenis kertas (misalnya, kardus, koran, kertas tisu, dll.) dengan gunting berhidung tumpul.

Merobek adalah kegiatan yang sangat baik untuk mengembangkan otot jari. Pada awalnya, potongan-potongan itu akan besar dan acak, tetapi pada akhirnya, anak dapat merobek potongan-potongan kecil kertas menjadi ukuran yang mereka inginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan:

  • Membiarkan anak (bahkan bayi) merobek kertas dengan bebas dan terbiasa mengendalikannya dengan jari-jari mereka.
  • Membuat kolase dengan kertas atau majalah berwarna dan sobek potongan kertas untuk ditempelkan ke gambar.
  • Membuat confetti berwarna berbeda dengan merobek kertas kecil dan memisahkannya sesuai warna.
  • Merobek bahan yang berbeda - koran, kertas, kertas majalah, kardus, kertas tisu, dll.

4. Menempelkan

Anak-anak perlu waktu untuk belajar bagaimana menerapkan jumlah lem yang benar untuk sesuatu, bagaimana menempelkannya tepat di tempat yang mereka inginkan, menempelkannya lurus, dan lain-lain

Penempelan dapat dilakukan dengan berbagai cara:

  • Menggunakan lem cair (terutama untuk anak-anak yang lebih kecil) dan biarkan mereka memasukkan jari-jari mereka ke sana!  Guru diajak untuk memaparkan kepada mereka lebih awal. Banyak anak berjuang agar tangan mereka kotor di pasir atau dengan lem dan cat.
  • Menempelkan sobekan acak dengan lem.
  • Membangun dengan kertas dan kotak dan gunakan lem cair.
  • Mengeluarkan gulungan selotip dan biarkan mereka bereksperimen dengan menyatukan berbagai hal.

5. Bermain masak-masak dalam kelompok

Anak-anak suka bermain di dalam sebuah kelompok. Itu adalah favorit saya di kelas, dan saya mengeluarkannya setiap pagi.

Saya akan bergantian antara adonan tanpa masak buatan sendiri, adonan yang dibeli di toko, dan tanah liat. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat jari dan mengembangkan kontrol motorik, tetapi juga merangsang kreativitas, perencanaan, dan keterampilan berpikir.

Misalnya, kegiatan ini bisa dilakukan dengan mendorong anak untuk menemukan barang-barang untuk digunakan, seperti cangkir dari dapur, sendok di atas meja, dan lain sebagainya.

Ini merupakan kegiatan yang sangat terapeutik dan santai. Anak-anak benar-benar harus memiliki kesempatan sehari-hari untuk bermain dengan adonan.

 

6. Menyusun manik-manik

Jenis kegiatan ini sangat baik untuk mengembangkan keterampilan motorik halus. Karena banyak anak yang bergumul dengan hal ini, maka adalah prioritas bagi guru untuk mengajari anak menyusun manik-manik. Kegiatan ini dapat dimulai dengan benda yang memiliki lubang tengah yang besar, misalnya memasukkan gulungan toilet kosong/gulungan rajutan ke tali.

Kemudian, anak diajak untuk menyusun manik-manik yang memiliki lubang kecil dalam sebuah tali. Ini sangat baik untuk mengembangkan koordinasi mata dan jari. Juga, kegiatan ini bisa dilakukan dengan membuat alat pengikat, memotong bentuk dari kardus yang kokoh(melubangi tepinya) dan merenda tali atau sepotong wol di sekitar kardus yang telah dipotong

7. Membuat Bangunan

Membuat bangunan atau rumah-rumahan adalah kegiatan yang sangat baik untuk mengembangkan kontrol motorik kasar dan halus. Ini dapat mencakup membangun dengan balok, lego, atau mainan motor halus lainnya atau membangun dengan kotak dan produk limbah.

8. Teka-teki

Teka-teki sangat bagus karena membangunnya mengembangkan keterampilan kognitif dan motorik halus. Bahkan balita dapat membuat teka-teki dasar. Guru bisa melakukan kegiatan ini dengan memulai dengan teka-teki kayu besar yang dapat dipegang anak Anda yang memiliki jumlah potongan yang tepat untuk level anak. Level yang tepat adalah teka-teki yang disukai dan dapat dilakukan anak, dengan beberapa tantangan. Saat anak-anak sudah semakin berumur, guru bisa ke teka-teki dengan potongan yang lebih kecil. Ini membutuhkan banyak kontrol motorik halus untuk bergabung dan mencocokkan dan banyak kekuatan otak.

9. Papan pasak

Papan pasak sangat bagus karena potongannya kecil, dan anak Anda harus belajar memegangnya dengan benar, memegangnya dengan benar ke atas dan memasukkannya dengan hati-hati ke dalam lubang. Kegiatan ini memberikan tantangan yang cukup besar bagi seorang anak dan membutuhkan banyak fokus dan kontrol.

Guru bisa memulai kegiatan ini dengan papan pasak yang lebih besar dan melanjutkan ke papan pasak yang lebih kecil saat anak-anak mendapatkan kontrol jari. Guru hendak membiarkan mereka mematok secara acak sampai mereka siap untuk membuat pola atau gambar (dengan bebas). Disela-sela kegiatan ini, guru bisa memperkenalkan kartu pola yang dapat diikuti anak-anak untuk membuat kembali pola yang ditetapkan. Kegiatan ini sangat bagus karena berbagai alasan -- mereka mengembangkan keterampilan motorik halus, mengajar anak-anak tentang pola, dan memberikan pengalaman matematika tanpa akhir (seperti aritmatika, geometri, luas, bilangan kuadrat, dll.).

 

10. Kegiatan Mengambil Lidi

Kegiatan ini dimainkan dengan menggunakan segenggam lidi yang sudah dipotong seukurang 10 cm. Kemudian guru menaruhnya dengan acak di atas meja dan mengajak anak untuk memngambil lidi-lidi tersebut tanpa membuat lidi lain bergerak. Kegiatan ini mengembangkan fokus anak, kontrol jari, dan otot-otot halus. Ini akan sulit untuk dimainkan pada awalnya, tetapi anak akan menyukai tantangan ini untuk memastikan lidi yang diambil tidak bergerak. Ini adalah salah satu favorit saya dalam kelas. Permainan ini juga bisa dimainkan dengan sedotan, ranting dari kebun.

Apa yang Terjadi jika Seorang Anak mengalami Kesulitan dengan Keterampilan Motorik Halus?

Misalkan anak mengalami kesulitan dengan tugas-tugas yang sesuai dengan usia yang seharusnya dapat ia lakukan. Dalam hal ini, ia mungkin memerlukan intervensi terapis okupasi. Ini adalah tanda-tanda keterlambatan melatih kemampuan motorik halus anak. Hal-hal lain yang terjadi adalah:

  • Kecanggungan
  • Citra diri yang buruk -- ini terjadi karena seorang anak tidak memiliki kontrol motorik yang memadai dan oleh karena itu tidak mengeksplorasi dan bereksperimen sebanyak yang dilakukan orang lain
  • Konsentrasi yang buruk
  • Postur tubuh yang buruk -- anak ini mungkin cepat lelah dan lebih suka berbaring.

Jika hal ini terjadi, anak harus segera dibantu. Bisa melalui pengajaran yang intensif atau pendampindan seorang profesional. Mengabaikan tanda-tanda ini hanya memperparah masalah, dan anak-anak berjuang untuk menulis dan menyelesaikan pekerjaan mereka di kelas awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun