Mohon tunggu...
Lia Kurniawati
Lia Kurniawati Mohon Tunggu... Dosen - Realistis dan No Drama

Author - Founder Manajemen Emosi & Pikiran (MEP) Dosen Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Menikah jika Tak Faham Hal Ini!

20 Oktober 2018   10:42 Diperbarui: 20 Oktober 2018   11:57 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak kasus perceraian mulanya dari poin-poin berikut yang akan saya bahas ... Bahasan ini akan melibas masalah ekonomi yang menjadi faktor  

dominan gugatan dan tergugat yang terjadi di Pengadilan Agama.

Atau jikapun tidak sampai terjadi perceraian, situasi "gencatan senjata" antara suami istri cukup sering terjadi,

Semua berawal dari yang namanya NIAT! titik ...

Pola persepsi (sudut pandang) yang akan memengaruhi NIAT,  Seringkali urusan niat ini disepelekan tapi berdampak sangat luar biasa! ini hal teknis ketika niat awal yang tidak sinkron antara suami dan istri sebagai *GERBANG AWAL*  yang perlu kamu benahi.

Spesifikasikan niatmu, karena dengan niat yang lebih spesifik inilah Allah mengutus alam semesta untuk menjawab dan mendukung semua bentuk keinginan kamu dan dia.

Studi kasusnya banyak,

Kasus pertama,

Seorang pria berniat menikah dengan perempuannya karena melihat istrinya mandiri, pandai usaha,  bisa menafkahi dirinya sendiri! Sang pria berharap beban dia setelah menikah  berkurang  dan tak perlu bersusah payah menafkahi!

Lain halnya Niat perempuannya menikah adalah untuk DINAFKAHI! Perlu digaris bawahi bahwa Entah dia mandiri ataukah tidak, semandiri apapun perempuan kodratnya ia "penerima manfaat" keberadaan suami.

Disini sudah ada suami dan istri yang berbeda niat! Satu niat karena ingin dibantu menafkahi, satunya lagi niat ingin dinafkahi ..

Patut diingat bahwa setiap kita adalah magnet bagi yang lainnya asalkan NIAT nya SELARAS! Dan semua orang yang menghampiri kita adalah dukungan  dan menjadi stake holder dari niat yang membumbung ke angkasa yang di respon semesta seperti orang2, alam, benda, perilaku, dan makhluk Allah lainnya.

Ini sedikit "teori" yang telah terimplikasi dan teruji yang Allah sampaikan dalam QS. Al baqoroh : 228, Allah SWT berfirman :

... Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."

Jika saja para pria menyadari bahwa mereka sudah DILEBIHKAN! dalam hal apapun .. Catettt! Dalam hal apapun, seperti dalam artikel saya terdahulu bahwa menurut penelitian kapasitas otak seorang pria normal validasi untuk mengambil satu keputusan berbanding lurus atau sama dengan pemikiran strategis 3 orang perempuan!

Wowh! Menakjubkan bukan?

Tapi, mengapa masih ada saja pria-pria di luar sana yang berpikiran Pe A' alias Pendek Akal?  Semua kembali pada NIAT!

Ini salah satu contoh niat yang terealisasi salah satu klien saya, saya samarkan tentunya sudah seijin yang bersangkutan .. Syukron

Tiga kisah

*S*

.......

P : "Teh ini sebenarnya unek2 saya sedari dulu,  katanya kalo nikah itu akan memperbaiki rezeki .. Ini pernikahan saya yang kedua, dari pernikahan terdahulu saya bawa anak. Saya menikah dengan bujang dan sekarang dikarunia anak .. Tapi kehidupan kami tidak lebih baik dibandingkan dulu semasa saya masih menjanda. Dulu usaha saya lancar bahkan hampir tiap minggu saya bisa jalan ke mall dan membeli baju, Perhiasan, bisnis tas luar negeri sayapun lancar tiada kepalang. Saya keluar negeripun hampir rerata 2 minggu sekali..

Tapi kini itu semua tinggal kenangan, semua usaha perlahan meredup tak lama setelah saya menikah lagi. Keputusasaan atas kebesarannya seringkali menghampiri saya, seringkali membuka album kenangan di hp ketika masa-masa usaha saya berjaya   tapi yaa sudahlah saya hanya bisa me saat ini saya hanya ingin meyakinkan diri dan membuktikannya bahwa nikah itu memperbaiki rezeki! Tapi sepertinya saya sudah menyerah. M au sampai kapan?"

Suami saya terlihat ogah2 an berusaha, ini itu gak mau nyoba padahal mestinya dia tahu kalo ada 3 jiwa yang harus dia nafkahi. Baru kali ini untuk makan saja saya harus minta kesana kemari kue kaleng murahan pun saat ini sangat berarti buat saya.

Saya seringkali bertengkar melihat keseharian suami yang hanya menunggu panggilan kerja sesuai dengan minatnya. Saya minta dia untuk gabung jadi gojekers katanya males panas2an. Sedangkan dia ngga menyadari kehadiran kami anak pertama saya baru 3 tahun, dan kedua baru 2 bulan dan kondisi saya masih menyusui.

Teteh tau gimana sakit hatinya saya kalau anak minta jajan tapi ngga punya uang sama sekali, teteh tau gimana saya nahan karena Asi (Air Susu Ibu) saya disedot anak kedua.

Memang sudah semestinya saya mengurusi mereka tapi nyatanya yang ada saya selalu kesal melihat kelakuan suami yang tiap hari seolah menunggu keajaiban turun dari langit. Karena bukan kebetulan saya masih menumpang hidup di rumah orangtua.

Orangtua saya mengijinkan kami untuk tinggal bersama dengan timbal balik saya harus bersedia membersihkan segala sesuatunya baik itu bekas anak-anak maupun orangtua.

Satu waktu, saya bertengkar hebat dengan suami karena mungkin kondisi saya sedang lelah. Setiap malam tak bisa tidur nyenyak karena bayi terjaga dan menyusui, sedari pagi harus mengurusi rumah dan semua anggota keluarga.  

Waktu itu ada pertanyaan saya yang terlontar "niat kamu menikahi saya apa?" sudah jelas kamu menikahi janda dan konsekuensinya harus menafkahi 2 orang  ..

Suami saya menjawab "Iya, saya menikahi kamu karena waktu itu kamu mandiri, punya usaha, dan wanita karier jadi saya ngga terlalu repot menafkahi kamu dan anak kamu! Saya bisa fokus menghidupi saya sendiri dengan status menikah!"

Teehh .. Hati saya ngenes!  ....

Ternyata niat ibadah saya menikah tak sejalan dengan niatnya menikahi saya ..

Saya hanya ingin membuktikan kalimat ini, bahwa menikah sama artinya dengan menambah rezeki tapi kenyataannya makin hari makin terasa sulit aja .. Bahkan saya yang tadinya wirausaha sekarang lebih berpikir nyari tambahan dengan buruh cuci dari rumah ke rumah***

Note :

Anda amati .. Implikasi NIAT yang direspon semesta!

Kisah kedua, 

*B*

Ini kisah seorang laki-laki penderita Polio usia 35 tahun,  ketika ia berniat menikah banyak dari perempuan yang ia ajak untuk menikah menolak dan lebih memilih meninggalkannya karena kekuranga fisik yang ia miliki sejak kecil, bukan dari kodrat.

Sebut saja Abang,  abang merupakan aktifis remaja masjid. Berbagai kegiatan rohani remaja-remaja masjid baik itu laki-laki dan perempuan yang senang berorganisasi tentu tak kan asing lagi dengan abang karena abang salah satu pengajar aktif penderita polio. Namun hal ini tak membuatnya minder bahkn abang akan menujukkan jika ia pun mampu melakukan hal yang sama dengan teman-temannya yang lain.

Satu kali bertemu se orangtua, di masjid dekat rumahnya dan ia tahu kalo bapak ini mempunyai anak sebaya dengannya,kurang lebih begini yang abang tuturkan selepas shalat berjamaah maghrib ketika berpapasan, dalam sela obrolan

"ijin pak .. Saya tahu bapak punya putri perempuan. Bolehkah saya menjadi imam untuk putri Bapak?"

Lalu, bapak yang saat itu berpeci haji melihatku dari atas sampai bawah! Senyum tersungging dari bibirnya.

"Tanya saja anaknya langsung"

Seraya mengangkat sedikit dagunya menunjuk mukanya ke arah rumahnya ..

Lantas abang beranikan diri menyambung cerita,

"jadi saya boleh bertamu ke rumah pak haji ya"

"Boleh,"

"Sekarang ya pak haji?"

"Yaa kalau putri saya ada, silahkan"

Tanpa tunggu lama, abang mengikuti langkah pak haji, menuju rumah asri dengan kembang setaman di halaman rumah. Pintu di buka nampak deretan buku berseri dan kitab-kitab yang tak pernah abang kenal namanya tersusun rapi menyapa mata abang dari rak buku yang hampir menyentuh langit-langit.  

Setelah mempersilahkan duduk abang, pak haji masuk ke dalam ruangan tengah .. Tak lama kembali menemui abang bersama istri dan perempuan muda.

"ini abang Mi, tadi sempet ngobrol sama abah .. Berniat jadi imamnya Lilla.."

Abang nunduk sesekali menatap ketiga orang dihadapannya. Sesekali meratap dalam hati, menyesali kenapa seberani ini menantangi pak haji ..

"ummi sih terserah Lilla dan abah .. Ngikut aja "

"Saya mengenal abang sudah lama, silahkan abang saya ijinkan ngomong aja langsung ke Lilla apa maksud abang .."

Sedikit mendongakkan kepala setelah tengkuk abang pegal sedari tadi menunduk. Abang tau persis tiba2 suaranya parau dan terbata tapi tetap berusaha agar kalimat yang ia ucapkan tak goyah ..

"Saya hanya mempunyai niat baik, ingin menafkahi Lilla dan anak-anak saya kelak dari Lilla .. Saya hanya berniat menjalani peran suami dari Lilla dan menjadikan Lilla satu-satunya perempuan selain ibu dan anak perempuan saya kelak yang akan saya ajak memberkahi kehidupan dan membawa manfaat untuk dunia dan akhirat"

Suara abang kembali parau,

Tapi saya tak setampan dan sesempurna pria-pria yang mungkin sudah datang meminta Lilla pada pak haji ..

Singkat cerita,

Mereka sekarang sudah diberkahi 2 orang putra putri .. Perjalanan di mulai setelah mereka menikah abang lebih memilih mengajak Lilla tinggal di rumah kontrakan. Perjalanan 8 bulan anak pertama dalam kandungan abang mampu membelikan rumah untuk keluarga kecil mereka dilengkapi dapur impian yang sering Lilla lihat dari laman interior dapur di facebook. Rumah yang terbilang terlalu besar untuk mereka tinggali karena hanya bertiga.

Lalu apa yang lilla lakukan?

Ia hanya berfokus mengurusi abang dan menjadi ibu bagi kedua anak-anak mereka. Usaha abang terus mengalami peningkatan.

Abaikan riak kecil perjalanan yang menghidupkan hidup .. Tapi yang jelas ketika Niat ikhlas membumbung tinggi ke angkasa .. Allah mengutus semesta untuk sibuk mengurus segalanya mempermudah, mendukung dan mewujudkannya.

Satu lagi kisah klien saya ..

Niat bisa berubah? Sangat bisa ..

Awalnya sama seperti kisah abang di atas, namun dalam perjalanannya perubahan niat suami yang tergoda niat perempuan lain yang bersedia dijadikan yang kedua! Maka hanya bisa memberikan apa yang manusia inginkan maka semesta bahu membahu mewujudkannya.  Kun fayakun! Terjadilah!!

Ini alasannya, sang pria butuh perempuan yang mandiri karena perempuannya hanya menjadi ibu rumah tangga, fokus mengurusi anaknya tak berfokus mengurusi rumah dan dirinya.

Pertemuan berawal di sebuah tempat karaoke. Setahun berlanjut dengan penuh intrik dan hubungan terlarang hingga satu waktu sang perempuan jengah karena menjadi bahan ghibah tetangga. Mereka memutuskan mengakhiri perjalanan non muhrimnya di depan penghulu tanpa sepengetahuan istri pertama.

Sang perempuan merasa tak berkeberatan jika ia dimadu, "asalkan ada pria" disampingnya ... Dan semestapun mengamini Chepy hadir sekedar menemani hari-hari Amara. Amara tak keberatan jika "jatah" nya sebagai istri kedua Chepy gantikan di siang hari sedangkan malam hari Chepy milik Hana. Amarapun tak keberatan jika hasil jerih payahnya Chepy pakai untuk memenuhi kebutuhan Hana dan anak-anaknya Chepy dan perjalanan mereka aman tak terendus Hana.

*** saya mengamati niat mereka dan perubahannya.

Namun, lama kelamaan Amara meminta Chepy untuk sekedar menemaninya di malam hari .. Dan mulailah drama baru di mulai, Hana mulai mencium keberadaan Amara hingga drama air matapun hadir menghiasi hari-hari Hana.  

Amara menemui Hana,

"Saya gak minta apa2 dari Chepy, hanya minta pengertian dari mba Hana .. Apapun yang Chepy butuhkan untuk menutupi kebutuhan mba Hana saya penuhi koq"

*** amati niat Chepy awalnya hanya membutuhkan perempuan mandiri yang mampu mencukupi kebutuhannya singkron dengan Amara yang hanya membutuhkan kehadiran pria!

Lalu bagaimana dengan lambungan niat Hana? Ingat semesta punya sistem seleksi alam! Ia akan menyeleksi segala sesuatu yang tidak sesuai dengan 'rumpunnya' tidak sesuai dengan 'klasifikasinya' dan otomatis akan terelimir dengan sendirinya.

Jadi ini pun bisa jadi jawaban mengapa orang-orang yang datang menghampiri anda silih berganti bahkan tak kembali semata-mata karena "Niat" yang tak sekufu! Tak selaras dan tak sinkron dengan sistem yang semesta butuhkan untuk mendukung dan mewujudkan keinginan anda.  

Syukuri yang hadir saat ini, jangan sesali ia yang telah pergi .. Karena janji Nya akan menggantikan segala sesuatu yang hilang darimu dengan yang lebih baik.

Semoga menginspirasi ..

Profil penulis :

Lia Kurniawati, S. Ikom., M. MPd.

* Direktur Politeknik Kridatama Bandung

* Penulis Perempuan Association Woman Writers of ASEAN (AWWA)

* Founder MEP (Manajemen Emosi & Pikiran)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun